JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko bersilaturahmi dengan santri serta pimpinan Pondok Pesantren Al Manshuriyah Ta'limusshibyan, Lombok, Nusa Tenggara Barat, Kamis (8/3/2018).
Dalam tausiahnya di depan para santri, Moeldoko menceritakan masa kecilnya yang juga dididik oleh kiai.
"Dulu, Moeldoko kecil tinggalnya di dusun. Jauh dari kecamatan. Moeldoko kecil tinggalnya di langgar atau mushala," ujar Moeldoko sebagaimana dikutip dari siaran pers resmi Kantor Staf Presiden, Jumat (9/3/2018).
Mantan Panglima TNI itu ingat betul, setiap subuh Sang Kiai membangunkan anak-anak dengan cara yang tidak biasa.
"Pagi-pagi pukul 04.00 WIB, anak-anak kecil, termasuk saya sudah dibangunkan Kiai Slamet pakai rotan. Setelah itu belajar mengaji bersama. Barulah dari situ pulang ke rumah membantu orangtua di sawah," kenang Moeldoko.
"Kadang-kadang ya disuruh menyiram tembakau, membuat lubang untuk ditanami jagung atau memanen padi pakai tangan. Tergantung musimnya," kata dia.
(Baca juga: Pesan Moeldoko untuk "Kids Zaman Now" soal Berdemokrasi)
Moeldoko kemudian bertanya kepada para santri, "apakah semangat kalian sekarang sama seperti semangat Moeldoko kecil?"
"Masih," teriak para santri, kompak.
Moeldoko mengingatkan, alam NTB luar biasa kayanya. Ia sempat mencicipi buah-buahan lokal, misalnya manggis, durian dan rambutan. Rasanya luar biasa enak.
Ia pun mengingatkan kepada para santri untuk tekun belajar sambil mempersiapkan diri menggali potensi yang ada di kampung halaman, termasuk menggali potensi buah-buahan lokal agar bisa dinikmati oleh dunia.
"Manggis misalnya, banyak diminati oleh negara-negara, contohnya China, Taiwan, atau Hongkong. Mereka untuk upacara Imlek atau kematian," ujar Moeldoko.
Pemerintah berkomitmen mendorong masyarakat yang ingin menggali potensi pada daerahnya masing-masing, termasuk Lombok.
Moeldoko mengatakan, pemerintahan Presiden Jokowi-Jusuf Kalla tidak hanya fokus pada pembangunan di Pulau Jawa saja, melainkan di luar Jawa.
"Jika dilihat dari titik berat pembangunan hari ini, maka Indonesia timur mendapat perhatian yang luar biasa. Dulu pembangunan lebih banyak terkonsentrasi di Jawa dan sebagian Sumatera. Sekarang, pemerintah mendorongnya ke seluruh Indonesia, terutama Indonesia timur. Salah satunya NTB," ujar Moeldoko.
Terbukti, selama menjabat sebagai Presiden, Jokowi sudah tujuh kali mengunjungi dan bertemu banyak pihak di NTB.