Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesan Moeldoko untuk "Kids Zaman Now" soal Berdemokrasi

Kompas.com - 24/01/2018, 17:13 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Jenderal (Purn) Moeldoko mengingatkan generasi milenial Indonesia untuk tidak hanya berpegang teguh pada nilai-nilai demokrasi, namun juga konstitusi negara.

"Anda yang saat ini, katanya sih anak muda zaman now, saran saya, kebebasan seharusnya menjadi pembelajaran bagi semuanya, juga harus tetap memperhatikan konstitusi," ujar Moeldoko dalam acara seminar mengenai Pilkada damai di Gedung Krida Bhakti, Kompleks Istana Presiden, Rabu (24/1/2018).

Sebab, Moeldoko melihat demokrasi di Indonesia bukan lagi sekadar kebablasan. Ia bahkan menyebut, tak ada batas.

Orang berbuat sesukanya dengan mengatasnamakan demokrasi, padahal itu bertentangan konstitusi negara.

(Baca juga: GBK Senayan, Kawasan Sejarah Bergaya Kids Zaman Now)

 

"Bisa orang itu dengan segala jubah demokrasi, segala hal bisa dia lakukan. Itu atas nama demokrasi. Ini sudah tidak benar," lanjut dia.

Mantan Panglima TNI itu khawatir kondisi ini lama kelamaan akan mengarah pada praktik anarkis.

Ia berpendapat, prinsip demokrasi yang berlebihan sangat mungkin mengarah ke praktik anarkistis.

Orang yang tidak sependapat dengan orang lainnya jadi berbuat semaunya, salah satunya adalah dengan melakukan kekerasan.

Moeldoko pun minta generasi muda Indonesia untuk melihat Patung Liberty di Amerika Serikat. Menurut dia, patung yang dibuat pada akhir abad ke-19 itu menyiratkan makna filosofis penting bagaimana masyarakat harus hidup bernegara.

"Pada patung itu, obor kemerdekaan Amerika diangkat tinggi-tinggi. Tetapi kita lihat pada tangan yang satunya lagi, dipegang erat-erat itu konstitusi negara," ujar Moeldoko.

"Mari kita bandingkan di Indonesia. Kita sudah demokrasi seperti ini, masih ada lagi yang mau demokrasi lebih. Dia tidak puas mengibarkan api kebebasan di tangan yang satu, tangan kirinya juga mengibarkan kebebasan demokrasi lain. Lantas konstitusinya ke mana? Renungkan baik-baik," lanjut dia.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com