JAKARTA, KOMPAS.com - Politikus PDI Perjuangan Charles Honoris mengatakan, jika Setya Novanto adalah kader partainya, pasti sudah dipecat sebagai kader sekaligus Ketua DPR RI sejak ditetapkan sebagai tersangka korupsi.
"Kalau misalkan kader PDI Perjuangan, partai akan mengambil tindakan sanksi, termasuk pemecatan," ujar Charles saat ditemui di Universitas Paramadina, Jakarta, Sabtu (18/11/2017).
"Tapi karena Pak Novanto bukan kader PDI Perjuangan, kan masalah rumah tangga orang lain, kita kembalikan saja ke partainya," kata dia.
PDI Perjuangan menghormati segala upaya internal Partai Golkar untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
(Baca juga: Setya Novanto Dinilai Panik dan Takut)
Meski demikian, Charles mengingatkan bahwa status tersangka pada Setya Novanto beserta serangkaian penolakannya terhadap pemanggilan penyidik KPK, sedikit banyak berpengaruh pada tingkat kepercayaan sekaligus persepsi masyarakat terhadap lembaga wakil rakyat.
"Pada hari ini posisi pimpinan DPR RI menghadapi masalah hukum dan ini bisa berakibat terhadap menurunnya citra DPR," ucap dia.
Setelah itu, KPK memanggil Novanto untuk diperiksa. Namun dari tiga kali panggilan, tidak ada yang dipenuhi.
(Baca juga: Para Pimpinan Parpol hingga Presiden Minta Novanto Patuhi Proses Hukum)
Bermacam alasan diungkapkan pihak Novanto untuk menghindari pemeriksaan, mulai dari sakit hingga memerlukan izin Presiden. Terakhir, Novanto beralasan tak hadir karena sedang mengajukan uji materi terhadap Undang-Undang KPK.
Penyidik KPK pada Rabu malam mendatangi kediaman Novanto di Jalan Wijaya XIII, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Namun Novanti tidak ada di kediaman dan penyidik membawa sejumlah barang dari tempat tersebut.
Kamis (16/11/2017) malam, Novanto mengalami kecelakaan. Ia dilarikan ke Rumah Sakit Permata Hijau, Jakarta Selatan.
"Perlu MRI, luka di bagian sini (pelipis), benjol besar segede bakpao," ujar kuasa hukum Novanto, Fredrich Yunadi.
Kecelakaan itu sekaligus mengungkap keberadaan Novanto.