JAKARTA, KOMPAS.com - Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di Filipina pada 12-14 November 2017 akan dimanfaatkan tiga negara untuk duduk satu meja membicarakan nasib Kota Marawi.
Seperti diketahui, kota di Filipina bagian selatan itu merupakan lokasi peperangan antara militer Filipina dengan pemberontak pendukung ISIS, yaitu kelompok Maute.
"Direncanakan akan ada pertemuan informal trilateral antara Indonesia, Filipina, dan Malaysia," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir di Jakarta, Kamis (9/11/2017).
Pertemuan trilateral itu merupakan tindak lanjut atas perkembangan baru dari situasi Kota Marawi pasca-operasi militer memerangi kelompok Maute.
(Baca juga: Inilah Wajah Marawi setelah ISIS Dikalahkan)
Nantinya, tutur Arrmanatha, Filipina akan memaparkan perkembangan kota Marawi kepada Indonesia dan Malaysia. Selain itu, akan ada rencana aksi untuk membangun kembali Marawi.
"Pembangunan kembali Marawi pasca-kondisinya kondusif," kata Arrmanatha.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana mengumumkan pertempuran melawan militan ISIS di kota Marawi telah berakhir.
"Kini kami umumkan berakhirnya segala bentuk operasi pertempuran di Marawi," kata Lorenzana, Senin (23/10/2017).
(Baca juga: Asa di Balik Puing-puing "Kota Mati" Marawi)
Lorenzana mengatakan, tidak ada lagi anggota militan, yang diketahui berasal dari kelompok lokal Maute, setelah pertempuran terakhir yang berujung ditemukannya 42 jenazah.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengumumkan pada Selasa (17/10/2017), kota Marawi sudah terbebas dari pendudukan pasukan ISIS setelah pemimpin mereka Isnilon Hapilon ditembak mati.