JAKARTA, KOMPAS.com - Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto membantah anggapan bahwa partainya berjarak dengan Islam. Hal ini disampaikan Hasto dalam acara Halalbihalal dan Konsolidasi PDI Perjuangan Kabupaten Bondowoso, Minggu (16/7/2017).
Hasto awalnya menceritakan betapa besarnya jasa para ulama dan tokoh Islam berjuang bersama Presiden pertama RI Soekarno melawan penjajahan hingga menghasilkan kemerdekaan Indonesia.
Bung Karno banyak belajar dari tokoh Islam seperti Oemar Said Tjokroaminoto, Hasyim Asyari, dan Ahmad Hasan.
"Dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, Islam is a progress, kata Bung Karno, angkatlah api perjuangan Islam dalam perjuangan mendapatkan kemerdekaan Indonesia itu," kata Hasto dalam keterangan tertulisnya, Minggu (17/2017) malam.
Dengan demikian, kata Hasto, kalau saat ini ada pihak-pihak yang mengatakan bahwa PDI Perjuangan selaku partai yang meneruskan ajaran Bung Karno ada jarak dengan Islam, maka itu jelas sama sekali tidak benar dan tidak masuk akal.
PDI Perjuangan, kata dia, akan terus mengikuti cara perjuangan Bung Karno yang bersinergi dengan para ulama dan tokoh Islam dalam membangun bangsa.
"Bahkan Bung Karno menegaskan, kalau dada Soekarno ini dibelah, maka di dalamnya yang ada adalah hati Islam," ucap Hasto.
"Tetapi Bung Karno sadar, bahwa Republik Indonesia dibangun untuk semua. Republik Indonesia terdiri dari berbagai macam suku bangsa, berbagai macam suku bangsa, ini punya ikrar pada 28 Oktober tahun 1908 untuk menyatakan diri sebagai satu bangsa, yang bertanah air satu," kata dia.
Hasto memastikan, PDI-P akan selalu bersinergi dan beriringan dengan para ulama dalam menjaga spirit keagamaan Islam yang rahmatan lil 'alamin (rahmat untuk semesta alam).
Salah satu contohnya, adalah langkah Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri yang turut serta bersama tokoh NU seperti Rois Aam PBNU KH Ma'ruf Amin telah mendeklarasikan Majelis Zikir Hubbul Waton.
"Di mana bersama-sama membangun sebuah kesadaran, pentingnya majelis dzikir, yang didirikan bersama dengan keluarga Nahdliyin, agar kita betul-betul bisa menjaga spirit keagamaan kita," ucap Hasto.
(Baca juga: Alwi Shihab: Mempertahankan NKRI adalah Ciri Islam Sejati)
Saat Megawati menjabat sebagai presiden kelima, lanjut Hasto, ia pun sudah mewarisi semangat perjuangan dan nasionalisme Islam Bung Karno.
Contohnya, dalam menghadapi dan memerangi terorisme, saat itu Presiden Megawati tidak mau diatur oleh kekuatan asing.
"Bahkan dalam pidato di PBB, Ibu Megawati mengatakan akar bahwa persoalan terorisme karena ketidakadilan masalah Palestina. Karena itulah Republik Indonesia mendukung penuh kemerdekaan Palestina dengan seluas-luasnya saudara," ucap Hasto.
Menonton" film melalui bisikan. Mungkin itu menggambarkan bagaimana para tunanetra menikmati film di "Bioskop Bisik".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.