Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas HAM Apresiasi Laporan TPM dan Tim Advokasi Alumni 212

Kompas.com - 06/06/2017, 02:45 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Siane Indriani mengapresiasi langkah Tim Pengacara Muslim (TPM) dan Tim Advokasi Presidium Alumni 212 yang mengadu ke Komnas HAM atas berbagai persoalan, di antaranya dugaan kriminalisasi ulama.

"Mereka datang ke Komnas HAM sebagai pilihan terakhir, setelah ke mana-mana tidak diterima, tidak dianggap," kata Siane di Jakarta, Senin (5/6/2017).

Siane mengatakan, adanya laporan ke Komnas HAM merupakan langkah positif. Sebab, ini menunjukkan bahwa para pelapor dalam hal ini TPM dan Tim Advokasi Presidium Alumni 212 masih percaya pada jalan-jalan konstitusional.

"Justru inilah yang kami anggap sangat penting. Mereka menyalurkan sesuai saluran yang ada. Komnas HAM menyerap kegelisahan mereka," ucap Siane.

"Dengan berbagai macam kemarahan, mereka mau datang ke Komnas HAM, yang menurut mereka, mereka sudah pesimistis. Kami tahu mereka pesimistis," kata dia.

Jika ada yang bertanya mengapa Komnas HAM mengakomodasi mereka, Siane dengan mudah menjawab bahwa Komnas HAM tidak memilih-milih laporan. Tidak juga membeda-bedakan golongan pelapor.

"Tidak satu pun pengaduan kami tolak," ujarnya.

(Baca juga: Laporan Kriminalisasi Ulama, Komnas HAM Akan Minta Keterangan Polisi hingga Presiden)

Kendati begitu, Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai menegaskan, pihaknya bekerja secara profesional dengan mengedepankan asas imparsialitas. Asas ini penting bagi integritas lembaga Komnas HAM.

Natalius Pigai mengatakan, kalaupun setiap Jumat pelapor dalam hal ini Presidium Alumni 212 selalu datang ke kantor Komnas HAM, maka pihaknya juga tidak bisa menolak ataupun mencegah.

"Namanya juga mencari keadilan. Masa mencari keadilan kami tolak? Tetapi, Komnas HAM tidak akan pernah tertekan. Kami profesional, tidak menjadi bagian dari Presidium 212," kata Natalius Pigai.

Kompas TV Komnas HAM terus agendakan pertemuan dengan pihak kepolisian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

RS Polri Buka Posko untuk Identifikasi Jenazah Korban Pesawat Jatuh di BSD

RS Polri Buka Posko untuk Identifikasi Jenazah Korban Pesawat Jatuh di BSD

Nasional
ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

Nasional
Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Nasional
Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Nasional
Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di 'Gala Dinner' KTT WWF

Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di "Gala Dinner" KTT WWF

Nasional
ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta 'Money Politics' Dilegalkan

ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta "Money Politics" Dilegalkan

Nasional
Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum 'Gala Dinner' WWF di Bali

Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum "Gala Dinner" WWF di Bali

Nasional
Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Nasional
Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Nasional
Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nasional
Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Nasional
UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

Nasional
Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Nasional
MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

Nasional
Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com