JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Majelis Pengurus Pusat Perhimpunan Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Indonesia Jularso mengungkapkan bahwa pertumbuhan cabang BMT kuartal pertama tahun ini tidak terlalu menggembirakan.
BMT merupakan lembaga keuangan mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi hasil, sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam. BMT ini merupakan lembaga keuangan swasta yang awalnya berbentuk koperasi.
"Relatif tidak terlalu tumbuh. Relatif stagnan karena ada persoalan di mikro," kata Jularso di Istana Wakil Presiden RI, Jakarta, Jumat (5/5/2017).
Menurut dia, pasar mikro dipengaruhi oleh lembaga keuangan makro. Sebab, saat ini banyak lembaga keuangan makro ikut menyerbu pasar mikro.
"Jadi ini agak mengubah kebiasaan mereka (anggota/nasabah)," kata Jularso.
(Baca: OJK Sulit Pantau 673.000 Lembaga Keuangan Mikro di Seluruh Indonesia)
Selain itu, kata dia, serbuan lembaga keuangan makro juga membuat tak sedikit nasabah keuangan mikro beralih.
"Jadi kami tentu hanya mampu mempertahankan untuk anggota kami yang loyalitasnya sudah teruji," ujar dia.
Dengan kondisi itu, alhasil BMT tahun ini tidak bisa melebarkan cabang sayapnya ke daerah lain di dalam negeri.
"Untuk berekspansi tentu belum. Tahun ini bertahan. Kalau pertumbuhan kita rata-rata, sebenarnya kalau wajar kemarin itu diangka 30 persen. Maksimal kita bisa bertahan," kata dia.
Ke depan, Jularso berharap dukungan pemerintah yang lebih nyata dan berpihak pada sektor keuangan mikro.
"Semoga dengan nanti kita komunikasi dengan pemerintah, dan pemerintah ada kebijakan lebih riil. Karena memang potensi pasarnya yang belum tergarap itu masih cukup besar," terang dia.
"Kalau di pengusaha mikro kita itu kisaran ada 50-60 juta pengusaha mikro. Belum bisa tersentuh. Baru kurang lebih 4 juta yang tersentuh," lanjut dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.