GARUT, KOMPAS.com - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengimbau semua pihak agar jangan terlalu cepat mengomentari pencalonan Letjen (Purn) Sutiyoso sebagai Kepala Badan Intelijen Negara.
"Tanggapannya (Sutiyoso jadi calon Kepala BIN), lihat dulu, jangan tanggap-tanggapin dulu, mudah-mudahan bagus," kata Menhan usai kuliah umum kepada ratusan mahasiswa di Graha Bela Negara, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Jumat (12/6/2015), seperti dikutip Antara.
Menurut dia, lebih baik dilihat dulu proses pencalonan Kepala BIN. Ia mengatakan, selama menjadi Gubernur DKI Jakarta, karier Sutiyoso terbilang bagus. Bukan hanya itu, karier pria yang akrab disapa Bang Yos itu juga dinilainya memiliki prestasi selama berkiprah di militer.
"Bagus, kalau nggak bagus, nggak mungkin jadi bintang tiga," ujarnya. (baca: Imparsial: Sutiyoso Miliki Rekam Jejak Orde Baru)
Ryamizard menambahkan, kalau dicari, mungkin ada yang bagus dan ada yang kurang. (baca: Kontras: Penunjukan Sutiyoso Jadi Calon Kepala BIN Sekadar Balas Budi)
"Tapi di mata Presiden (Joko Widodo) itu yang terbaik. Banyak kandidat (kepala BIN), ada 10 nama. Namun, yang menentukan Presiden. Nanti saya cawe-cawe dikatakan tidak loyal lagi. Saya dukung putusan Presiden," tegas Menhan.
Berbagai pihak mempermasalahkan keputusan Jokowi menunjuk Sutiyoso sebagai calon Kepala BIN. Politisi PDI Perjuangan, TB Hasanuddin, merasa Sutiyoso terlibat penyerangan Kantor DPP PDI-P pada 27 Juli 1996. (Baca: Hasanuddin: Setahu Saya Sutiyoso yang Serbu Kantor PDI-P)
Masalah itu yang akan diklarifikasi kepada Sutiyosoketika uji kepatutan dan kelayakan di DPR. Komisi I DPR akan akan lebih dulu menelusuri rekam jejak Sutiyoso dan calon panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo sebelum melakukan uji kelayakan dan kepatutan. (Baca: Komisi I Gandeng KPK-Komnas HAM Telusuri Rekam Jejak Gatot dan Sutiyoso)
Jokowi mengaku sudah memperhatikan rekam jejak Sutiyoso yang memiliki latar belakang di dunia intelijen dan militer. Dia berharap DPR tidak mempersulit pencalonan Sutiyoso. (Baca: Jokowi Pilih Sutiyoso sebagai Calon Kepala BIN, Ini Alasannya)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.