Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

17 Tahun Reformasi, Pelanggaran HAM Berubah Bentuk

Kompas.com - 20/05/2015, 06:31 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi Indonesia setelah 17 tahun menjalani masa reformasi dianggap tidak mengalami banyak kemajuan. Hal-hal negatif di era orde baru seperti pelanggaran hak asasi manusia dan perbuatan sewenang-wenang masih banyak terjadi, hanya saja dalam bentuk yang berbeda.

"Pelanggaran HAM saat ini hanya berubah bentuknya saja," kata Koordinator KontraS Haris Azhar kepada Kompas.com, Selasa (19/5/2015).

Haris mencontohkan pelanggaran HAM yang dulunya kerap dilakukan oleh oknum TNI, sekarang dilakukan oleh oknum Polri. Jika dulunya pelanggaran HAM dilakukan dengan kekerasan hingga menyebabkan hilangnya nyawa, kini pelanggaran HAM dilakukan dengan bentuk kriminalisasi. 

Hal tersebut, kata dia, dapat terlihat jelas dari perlakuan Polri yang menjerat pimpinan hingga penyidik KPK. Saat KPK menjerat Komisaris Jenderal Budi Gunawan, Polri langsung bersikap reaktif dengan melakukan kriminalisasi. 

"Kalau dulu ada TNI, sekarang ada Polri. Kondisinya tidak jauh berbeda," ucap aktivis pegiat HAM ini.

Haris menilai, kondisi ini dapat terjadi karena Indonesia baru sekedar menerapkan sistem reformasi yang demokratis. Namun, nyatanya pejabat publik dan pemegang kekuasaan di negeri ini masih kerap bertindak dengan gaya orde baru.

"Aktor lama berubah menjaadi bunglon mengikuti tren politik yang baru. Aktor yang baru, lupa dengan sejarah," ujarnya.

Haris pun pesimistis jika Presiden Joko Widodo bisa mewujudkan reformasi sesuai yang dicita-citakan. Sebab, Jokowi saat ini masih dipengaruhi dengan sejumlah tokoh yang terlibat di era orba seperti Hendropriyono, Wiranto dan Megawati Soekarnoputri.

Haris khawatir justru Jokowi yang merupakan aktor baru menjadi bunglon dan terpengaruh dengan aktor-aktor lama di sekelilingnya.

"Jokowi sebagai penguasa hari ini harusnya berani mengambil resiko untuk melawan aktor-aktor lama itu," ucap Haris.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Nasional
Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Nasional
Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Nasional
Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Nasional
Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Nasional
Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum 'Move On'

Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum "Move On"

Nasional
Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Nasional
Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

Nasional
Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

Nasional
Tepati Janji, Jokowi Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas Sulbar

Tepati Janji, Jokowi Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas Sulbar

Nasional
Konsumsi Avtur Naik 10 Persen Selama Ramadhan dan Idul Fitri 2024

Konsumsi Avtur Naik 10 Persen Selama Ramadhan dan Idul Fitri 2024

Nasional
Kekuatan Koalisi Vs Oposisi jika PDI-P dan PKS Tak Merapat ke Prabowo-Gibran

Kekuatan Koalisi Vs Oposisi jika PDI-P dan PKS Tak Merapat ke Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra Sebut Sudah Komunikasi dengan Puan

Soal Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra Sebut Sudah Komunikasi dengan Puan

Nasional
PN Jaksel Tolak Gugatan David Tobing Lawan Rocky Gerung Terkait Hinaan ke Jokowi

PN Jaksel Tolak Gugatan David Tobing Lawan Rocky Gerung Terkait Hinaan ke Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com