Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jimly Anggap KPK Tidak Sedang Dilemahkan, tetapi Akan Dibubarkan

Kompas.com - 25/01/2015, 19:41 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Pakar Hukum Tata Negara yang juga mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Jimmly Asshiddiqie menilai, ada sejumlah pihak yang secara kasat mata ingin membubarkan Komisi Pemberantasan Korupsi.

"Kalau dibilang pelemahan (KPK) terlalu ringan, ini upaya pembubaran. Ada potensinya," ujar Jimly saat dihubungi, Minggu (25/1/2015), menyikapi peristiwa yang dialami pimpinan KPK.

Jimly mengatakan, KPK kini tengah menjadi sasaran tembak. Pasalnya, setelah Komisaris Jenderal Budi Gunawan ditetapkan sebagai tersangka, para pimpinan KPK mulai diserang secara personal maupun lewat pidana.

"Ini buruk, apalagi ketatkan aturannya kalau sudah jadi tersangka, dia bisa langsung dinonaktifkan. Kalau sudah jadi terdakwa, diberhentikan secara tetap," kata Jimly.

Dengan demikian, kata Jimly, pimpinan KPK yang akan bertahan nantinya hanya tersisa satu atau dua orang. Menurut Jimly, kinerja KPK memberantas korupsi tidak akan maksimal hingga akhir masa jabatan pimpinan KPK pada Desember 2015.

"Kalau sudah tinggal satu atau dua (pimpinan), ya tentu KPK jadi lumpuh. Yang saya khawatir kalau ini dibiarkan terus, nanti rekruitmen baru tidak akan ada sehingga sama aja dengan KPK-nya bubar, bukan lumpuh," ujar dia.

Jika terus dibiarkan, kata Jimly, maka keadaan KPK dengan Polri akan semakin memanas karena terlihat adanya konflik di antara kedua lembaga penegak hukum itu. Jimly melihat, dukungan berbagai pihak terbelah antara KPK dengan Polri.

Menurut dia, masyarakat cenderung mendukung KPK, sementara para elite partai dan pemerintah nampak lebih mendukung Polri.

"Sebab kalau terus memanas, nanti seakan-akan antara institusi Polri dan KPK. Padahal bukan, ini kan masalah pribadi orang per orang," ujar Jimly.

Bareskrim Polri menetapkan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto sebagai tersangka. Bambang dituduh terlibat dalam memberi keterangan palsu dalam persidangan di Mahkamah Konstitusi. Ia dituduh menyuruh para saksi untuk memberikan keterangan palsu dalam sidang sengketa pilkada di Kotawaringin Barat pada 2010.

Sebelumnya, Ketua KPK Abraham Samad juga diserang oleh Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto. Abraham disebut melakukan manuver politik menjelang pemilu presiden 2014. (Baca: Hasto Akui Pertemuan Abraham dengan Para Petinggi Parpol Bahas Cawapres)

Belakangan, Wakil Ketua KPK lainnya, Adnan Pandu Praja dilaporkan ke Bareskrim dengan tuduhan perampokan perusahaan dan kepemilikan saham secara ilegal di PT Desy Timber di Berau, Kalimantan Timur. (baca: Adnan Pandu Siap Dipanggil Bareskrim Polri)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kuasa Hukum Sebut Staf Hasto Minta Perlindungan ke LPSK karena Merasa Dijebak KPK

Kuasa Hukum Sebut Staf Hasto Minta Perlindungan ke LPSK karena Merasa Dijebak KPK

Nasional
Kuasa Hukum Bantah Hasto Menghilang Setelah Diperiksa KPK

Kuasa Hukum Bantah Hasto Menghilang Setelah Diperiksa KPK

Nasional
Pejabat Pemerintah Dinilai Tak 'Gentle' Tanggung Jawab Setelah PDN Diretas

Pejabat Pemerintah Dinilai Tak "Gentle" Tanggung Jawab Setelah PDN Diretas

Nasional
Tutup Bulan Bung Karno, PDI-P Gelar 'Fun Run' hingga Konser di GBK Minggu Besok

Tutup Bulan Bung Karno, PDI-P Gelar "Fun Run" hingga Konser di GBK Minggu Besok

Nasional
Beri Sinyal Poros Ketiga di Pilkada Jakarta, PDI-P: Kami Poros Rakyat

Beri Sinyal Poros Ketiga di Pilkada Jakarta, PDI-P: Kami Poros Rakyat

Nasional
Kasus Ahli Waris Krama Yudha Jadi Momentum Reformasi Hukum Kepailitan dan PKPU di Indonesia

Kasus Ahli Waris Krama Yudha Jadi Momentum Reformasi Hukum Kepailitan dan PKPU di Indonesia

Nasional
Gaspol! Hari Ini: Di Balik Layar Pencalonan Anies Baswedan-Sohibul Iman

Gaspol! Hari Ini: Di Balik Layar Pencalonan Anies Baswedan-Sohibul Iman

Nasional
PAN Pertimbangkan Kaesang jika Ridwan Kamil Tak Maju di Pilkada DKI

PAN Pertimbangkan Kaesang jika Ridwan Kamil Tak Maju di Pilkada DKI

Nasional
PDI-P Buka Peluang Usung Anies Baswedan, tapi Tunggu Restu Megawati

PDI-P Buka Peluang Usung Anies Baswedan, tapi Tunggu Restu Megawati

Nasional
38 DPW PAN Dukung Zulhas untuk jadi Ketum Lagi

38 DPW PAN Dukung Zulhas untuk jadi Ketum Lagi

Nasional
PKS Usung Duet Anies-Sohibul, PDI-P Utamakan Kader Sendiri

PKS Usung Duet Anies-Sohibul, PDI-P Utamakan Kader Sendiri

Nasional
Waketum Nasdem: Kalau Parpol Punya Prinsip, Kenapa Tergantung 'Cawe-cawe' Jokowi?

Waketum Nasdem: Kalau Parpol Punya Prinsip, Kenapa Tergantung "Cawe-cawe" Jokowi?

Nasional
Ajak Hidup Sehat, Bank Mandiri Gelar Program Bakti Kesehatan untuk Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta

Ajak Hidup Sehat, Bank Mandiri Gelar Program Bakti Kesehatan untuk Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta

Nasional
Kisah VoB: Pernah DO, Manggung di Glastonbury, dan Kritiknya ke Dunia Pendidikan Kita

Kisah VoB: Pernah DO, Manggung di Glastonbury, dan Kritiknya ke Dunia Pendidikan Kita

Nasional
Soal Peluang Nasdem Dukung Anies di Jakarta, Ahmad Ali: Hanya Allah dan Surya Paloh yang Tahu

Soal Peluang Nasdem Dukung Anies di Jakarta, Ahmad Ali: Hanya Allah dan Surya Paloh yang Tahu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com