Untuk Robby, Rhenald menilai pria yang meraih gelar doktor di Australia ini bukan tipe orang yang bisa dibeli. Pansel menilai Robby tidak mudah diajak kompromi, atau dikendalikan pihak mana pun, termasuk Istana.
"Kami melihat dia bukan orang yang mudah dikendalikan, termasuk Istana. Dia bukan tipe orang yang terbeli," kata Rhenald, saat dihubungi wartawan, Kamis (16/10/2014).
Rhenald mengatakan bahwa Robby bukan tipe orang yang mudah dikendalikan orang lain meskipun karirnya terancam. Robby dianggapnya berani mengambil keputusan meskipun konsekuensinya dia tidak naik pangkat.
"Karirnya dia sendiri itu kan tidak terlalu tinggi. Kenapa? karena dia tidak mau kompromi oragnya, jadi tidak ada masalah, dan pendidikannya juga bagus," tutur Rhenald.
Selain itu, menurut dia, Robby tidak memiliki hubungan dengan pihak-pihak yang berbau korupsi, baik dengan partai politik atau pun pernah menjadi pengacara tersangka korupsi. Mengenai kekhawatiran sebagian pihak soal latar belakang Robby yang lama berkarir di Setkab, Rhenald mengatakan justru Pansel melihat ada orang Istana yang ketakutan jika Robby mencalonkan diri sebagai pimpinan KPK.
"Misalnya, sebelum dia maju, ada yang menjelek-jelekkan namanya. Nah hal ini yang harus dilihat Pansel. Boleh dikhawatirkan kalau dia memegang jabatan penting di Setgab atau dia selama ini mendapatkan fasilitas yang berlebih dari Istana, dia bukan tipe yang seperti itu," papar Rhenald.
Pansel telah melakukan penelusuran atas aset Robby dan calon pimpinan KPK lainnya. Menurut pengamatan Pansel, Robby tergolong sederhana. Rumahnya, kata Rhenald, tidak masuk kategori mewah jika dibandingkan dengan pekerjaannya sebagai pegawai Setkab.
Mengenai Busyro, Pansel justru punya kekhawatiran kalau mantan Ketua Komisi Yudisial itu tidak segesit sebelumnya jika terpilih kembali sebagai Pimpinan KPK.
"Misalnya pada waktu Pansel ini dibentuk, KPK kan sempat menantang. Nah Busyro kan ada di dalamnya, kelompok itu kan minta Busyro diperpanjang saja, harusnya Busyro mengambil sikap jangan seperti itu lah, tapi kami melihat dia punya kecenderungan membiarkan itu," kata Rhenald.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.