Dalam Mukernas yang berlangsung di Bandung (9/2/2014) lalu, diputuskan bahwa PPP akan menjalin komunikasi politik dengan delapan bakal capres yang ada. Dari hasil Mukernas tersebut, tidak ada nama Prabowo. Namun dia menegaskan, keputusan Mukernas itu memang tidak bisa dijadikan patokan untuk menjalin koalisi dengan partai politik tertentu. Pasalnya, dia menilai keputusan tersebut hanya bersifat temporal.
"Hasil mukernas bisa berubah karena kondisi politik (saat itu) sudah jauh berbeda dengan kondisi politik saat ini. Aktualitasnya sudah tidak relevan dengan saat ini," kata Suryadharma saat konferensi pers di Kantor DPP PPP, Jakarta, Jumat (18/4/2014) sore.
Suryadharma juga meyakini, keputusan berkoalisi dengan Gerindra ini tidak akan ditentang lagi oleh para petinggi partai. Sebelumnya, langkah Suryadharma yang mendukung Prabowo sebagai capres dari Partai Gerindra, sempat ditentang oleh beberapa petinggi di DPP PPP. Akibatnya, sempat muncul wacana untuk "menggoyang" Suryadharma dari kursi Ketua Umum.
"Saya punya keyakinan bisa masalah itu bisa diselesaikan karena tokoh sentral di PPP Ketua Majelis Syariah DPP Maimun Zuber telah memberi dukungan penuh atas apa yang kita laksanakan hari ini," ujarnya.
Menurutnya, Maimun sangat dituakan di partai berlambang kabah itu. Oleh karenanya, dia yakin semua keputusan yang diambil oleh Maimun tidak akan ditentang oleh petinggi dan fungsionaris partai.
"Kyai Haji Maimun Zuber sudah beri dukungan sepenuhnya ke Prabowo untuk jadi capres 2014-2019. Insyaallah tidak ada satupun pengurus ppp yang membangkang dengan keputusan tersebut," pungkas Suryadharma.
Sebelumnya, PPP dan Gerindra telah resmi berkoalisi. Di kantor DPP PPP Jumat sore, kedua belah pihak bertemu untuk membahas mengenai kerjasama mereka. Usai pertemuan, Suryadharma menyatakan siap mendukung Prabowo untuk maju pada pilpres 9 April mendatang.
Prabowo sendiri menyatakan menerima dukungan yang diberikan PPP tersebut. Dia mengaku terharu PPP mau berkoalisi dan mendukung pencalonannya sebagai presiden tanpa meminta syarat apapun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.