"Peta pertama saat Jokowi menjadi capres, peta koalisi kemudian berubah. Tapi jangan lupa ada peta kedua, yakni di tangan SBY. Dia orang pintar, saya yakin dia akan memainkan peran," ujar Didik.
"SBY saat ini masih kuat. Siapa pun orang (capres) yang akan diputuskan SBY, ini bisa mengubah peta koalisi," kata peneliti Pusat Data Bersatu itu.
Didik menambahkan, skenario yang diambil SBY bisa jadi membuat koalisi baru di luar dua koalisi yang kemungkinan akan terbentuk, yakni koalisi pengusung Jokowi dan koalisi pengusung Prabowo Subianto. SBY kemungkinan besar akan tetap menggandeng partai-partai Islam yang sebelumnya bergabung dalam Sekretariat Gabungan.
"Kalau dia bawa semua partai Islam, maka ini akan menjadi perkara besar bagi Jokowi. Peta koalisi akan berubah ketika SBY mengambil tindakan, dan tentu saja, Hatta Rajasa akan berperan di situ," ujarnya.
Seperti diberitakan, Partai Demokrat hingga saat ini belum memutuskan terkait koalisi. Demokrat masih menunggu hasil pemilu legislatif dan proses Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat selesai.
Namun, Juru Bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul mengungkapkan, partainya mempertimbangkan untuk mengumpulkan kembali koalisi Setgab meski beberapa partai kerap memiliki pandangan yang berbeda dengan Demokrat. Ruhut yakin bahwa Partai Golkar, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Amanat Nasional, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) akan kembali kepada Partai Demokrat. Pasalnya, lanjut Ruhut, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono selalu menjaga kesolidan Setgab, meski ada partai koalisi yang memiliki sikap berbeda dengan Partai Demokrat.