Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Modus Korupsi Orang Tua dan Orang Muda Berbeda

Kompas.com - 16/11/2013, 20:57 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Kendati motif yang digunakan para koruptor dalam setiap perbuatannya sama, tetapi ada perbedaan modus operandi yang digunakan antara koruptor tua dan koruptor muda dalam menyamarkan uang hasil kejahatannya.

"Motif korupsi itu cuma memperkaya diri sendiri, ekonomi. Kalau dia mengatasnamakan orang lain, akhirnya dia akan melakukan integration," kata Wakil Ketua Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Agus Santoso saat ditemui di Jakarta, Sabtu (16/11/2013).

Agus mengatakan, PPATK telah mengklasifikasi modus yang digunakan para koruptor berdasarkan umur.

Para koruptor berusia 45 tahun ke atas memiliki kecenderungan menyamarkan uang hasil kejahatannya dalam bentuk harta tak bergerak, seperti rumah dan tanah.

Kendati demikian, tak jarang pula para koruptor menyamarkan kekayaan tak halal mereka dengan harta bergerak, seperti mobil mewah atau perhiasan seharga ratusan hingga miliaran rupiah.

Contohnya, kasus dugaan korupsi pengaturan kuota impor daging sapi pada Kementerian Pertanian yang melibatkan mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera Luthfi Hasan Ishaaq dan rekan dekatnya, Ahmad Fathanah.

Dalam kasus tersebut, Luthfi dan Fathanah diduga menyamarkan uang hasil kejahatannya dalam bentuk sejumlah mobil dan rumah mewah.

"Tapi, anak-anak muda umur 48 tahun ke bawah lebih suka mencuci uang ke produk-produk keuangan, seperti polis asuransi, untuk anak-anak mereka supaya tidak begitu kelihatan. Kelihatan melarat saja, padahal polisnya banyak, nanti akan diambil 25 tahun kemudian," terang Agus.

Selain itu, Agus menambahkan, para koruptor muda juga kerap membelanjakan uang hasil korupsinya dalam bentuk reksa dana atau saham. Tujuannya agar tindakan yang mereka lakukan tak diendus aparat penegak hukum.

Namun, Agus mengakui, PPATK telah banyak bekerja sama dengan berbagai pihak untuk melacak kekayaan pejabat negara yang diduga diperoleh dengan cara-cara tak halal. Kerja sama tersebut, kata Agus, menyentuh semua pihak mulai dari lembaga negara bahkan hingga dealer mobil.

"Mereka pikir tidak kelihatan, kalau kita lihat kan mungkin jadi kelihatan. Ini ada perubahan modus antara generasi muda dan tua," tuntasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

BrandzView
Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Nasional
Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Nasional
Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Nasional
Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Nasional
Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Nasional
TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

Nasional
Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Nasional
Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Nasional
Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Nasional
Dinilai Berhasil, Zulhas Diminta PAN Jatim Jadi Ketum PAN 2025-2030

Dinilai Berhasil, Zulhas Diminta PAN Jatim Jadi Ketum PAN 2025-2030

Nasional
Jokowi Bagikan 10.300 Sertifikat Tanah Hasil Redistribusi di Banyuwangi

Jokowi Bagikan 10.300 Sertifikat Tanah Hasil Redistribusi di Banyuwangi

Nasional
TNI AL Latihan Pendaratan Amfibi di Papua Barat, Libatkan 4 Kapal Perang

TNI AL Latihan Pendaratan Amfibi di Papua Barat, Libatkan 4 Kapal Perang

Nasional
Tengah Fokus Urus Pilkada, Cak Imin Bilang Jatim Bakal Ada Kejutan

Tengah Fokus Urus Pilkada, Cak Imin Bilang Jatim Bakal Ada Kejutan

Nasional
Targetkan Sertifikasi 126 Juta Bidang Tanah, Jokowi: Presiden Baru Tinggal Urus Sisanya, Paling 3-6 Juta

Targetkan Sertifikasi 126 Juta Bidang Tanah, Jokowi: Presiden Baru Tinggal Urus Sisanya, Paling 3-6 Juta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com