"Ya ada ketentuan-ketentuannya tapi belum terlalu jelas, setelah menang tidak ada aturan yang jelas kalau menang konvensi bisa atau otomatis ikut capres, tidak ada ketentuan itu," tuturnya saat ditemui di Kantor Dewan Masjid Indonesia, Jalan Borobudur, Jakarta Pusat, Jumat (30/8/2013).
JK mengaku bahwa dirinya juga menolak undangan konvensi karena belum jelasnya nasib akhir pemenang konvensi nantinya. Politisi Golkar itu mengaku dirinya juga sempat mempertanyakan hal tersebut kepada Ketua Komite Konvensi Maftuh Basyuni. Jawaban yang diperolehnya, lanjut JK, Demokrat akan segera mengusahakan aturan tersebut.
"Secara lisan beliau mengatakan usahakan untuk itu. Tapi kan yang menentukan bukan Maftuh tapi majelis tinggi. Jadi memang ada link yang terputus antara konvensi dengan capres, tidak ada otomatisnya, tidak jelas," tuturnya.
Sebelumnya, JK menyatakan penghargaannya terhadap pilihan Mahfud. Dia meyakini bahwa Mahfud mengambil keputusan setelah mempertimbangkan berbagai hal.
"Kita hargai juga, tentu Pak Mahfud punya alasan-alasan rasional, saya sendiri belum baca alasan itu. Tapi katanya alasannya kiai-kiai sarankan tidak, khas NU itu," ungkapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.