JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengingatkan agar penyusunan Rancangan APBN 2014 bukan untuk kepentingan politik menjelang Pemilu 2014. Semua pihak yang menyusun RAPBN 2014, terutama para menteri, diminta menjadi negarawan.
Menurut Presiden, APBN 2014 sangat penting. Selain merupakan APBN terakhir di kepemimpinannya, APBN tersebut dijalankan di tahun pemilu. Setelah RAPBN 2014 disampaikan pada 16 Agustus nanti disidang MPR, kata Presiden, RAPBN bisa berubah dalam pembahasan dengan DPR dan DPD.
Untuk itu, tambah Presiden, pemerintah harus kokoh terhadap rencana awal.
"Jangan sampai ada godaan-godaan, APBN berubah karena dipengaruhi faktor politik. Kita harus kokoh di situ. Kita harus menjadi negarawan lebih dari sekadar politisi," kata Presiden saat membuka rapat terbatas membahas penyusunan RAPBN 2014 di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (16/7/2013).
Presiden menambahkan, jika segala sesuatunya dikaitkan dengan politik, apalagi untuk mendapatkan simpati dan dukungan rakyat di pemilu, APBN akan keliru. Akhirnya, kata dia, rakyat yang akan menerima dampak.
"Saya pesan jajaran kementerian betul-betul jernih, kokoh, dan membahas dengan teman-teman di DPR, DPD dengan baik," kata Presiden.
Seperti diberitakan, penggunaan APBN menjelang pemilu terus disorot publik. APBN dikhawatirkan akan dipakai untuk kepentingan pemilu. Berbagai pihak mengaitkan dengan para menteri yang berasal dari parpol, apalagi dengan sistem pemilu proporsional terbuka yang akan menambah biaya kampanye.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.