Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tradisi Pasar Pahing Magelang Terancam Rencana Relokasi

Kompas.com - 12/06/2016, 14:57 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Pasar Minggu Pahingan telah menjadi tradisi sekaligus ikon Kota Magelang yang berusia lebih dari setengah abad.

Pasar ini bukan pasar tradisional pada umumnya, namun pasar yang hanya digelar setiap 35 hari (selapan) sekali di kawasan alun-alun Kota Magelang, Jawa Tengah.

Beberapa warga menyebut pasar ini sebagai pasar tiban, atau lebih banyak dikenal dengan Pahingan atau Paingan merujuk nama salah satu hari dalam kalender Jawa.

Salah satu keunikan pasar ini adalah digelar berbarengan dengan pengajian di Masjid Jami Kauman di sebelah barat Alun-alun Kota Magelang.

Beberapa ulama berpengaruh yang merintis pengajian tersebut antara lain KH Chudlori dari Ponpes Asrama Perguruan Islam (API) Tegalrejo, Kabupaten Magelang; K.H. Ahmad Haq atau Mbah Mad Ponpes Watucongol, Muntilan, Kabupaten Magelang; dan K.H. Alwi dari Ponpes Salam Kanci, Bandongan, Kabupaten Magelang.

Menurut tokoh masyarakat Kauman, Luky Henri Yuni Susanto, saat itu hanya ada sekitar 45 orang saja yang berdagang di halaman masjid saat pengajian digelar, mereka adalah santri yang setia "nderekke" atau mengikuti para ulama itu.

Adapun barang-barang yang dijual masih sebatas berbagai jenis makanan tradisional, seperti jagung rebus, kacang rebus, singkong rebus, minuman ringan dan sebagainya.

Semakin ramai

Seiring berjalannya waktu, aktivitas perdagangan semakin ramai, hingga 1980-an para pedagang memenuhi pinggiran Alun-alun Kota Magelang dengan jenis dagangan yang beragam.

Mereka datang dari berbagai pelosok daerah, mulai dari Tegalrejo, Bandongan, Secang, hingga Muntilan, Kabupaten Magelang.

Pahingan kemudian berkembang menjadi sebuah kearifan lokal yang mengakar pada masyarakat setempat. Warga dari pelosok daerah di Magelang dan sekitarnya berbondong-bondong untuk datang ke Masjid Jami atau sekarang dikenal sebagai Masjid Agung untuk ikut pengajian sekaligus Pahingan.

"Keduanya mempunyai nilai spiritualnya masing-masing. Al Quran, doa, tahlilan, dan Mauidzoh Hasanah dalam pengajian memupuk sisi kebathinan agar lebih dekat kepada Tuhan, memupuk agar selalu ingat akhirat," kata Henri.

"Sedangkan perdagangan adalah agar kita juga tetap memikirkan spirit untuk bisa mencari bekal dalam mengarungi hidup dunia ini. Entuk donyane yo enthuk akhirate", sambung Henri.

Sekitar 1983-1985 muncul komunitas Pemuda Minggu Pahing (PMP) yang rutin bertemu setiap Minggu Pahing. Para pemuda yang berasal dari berbagai daerah di Magelang itu kerap melakukan kegiatan atau sekedar "dolan" menikmati suasana keramaian Minggu Pahing di Magelang.

"Suasana Paingan yang selalu kami rindukan, ada keramaian transaksi jual beli, tapi ruh "ngudi" (mencari) ilmu agama itu tetap ada. Rasa kekeluargaan sangat terasa antar pedagang yang bahkan sudah puluhan tahun berjualan dan pembeli yang bertemu hanya setiap 35 sekali," tutur Henri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

Nasional
Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Bersama TNI AL, Polisi dan Basarnas, Bea Cukai Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Ruang

Bersama TNI AL, Polisi dan Basarnas, Bea Cukai Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Prabowo Ingin Berkumpul Rutin Bersama Para Mantan Presiden, Bahas Masalah Bangsa

Prabowo Ingin Berkumpul Rutin Bersama Para Mantan Presiden, Bahas Masalah Bangsa

Nasional
Hanura Sebut Suaranya di Manokwari Dipindah Ke PSI, Berdampak Ke Perolehan Kursi DPRD

Hanura Sebut Suaranya di Manokwari Dipindah Ke PSI, Berdampak Ke Perolehan Kursi DPRD

Nasional
Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

Nasional
Resmikan Warung NKRI Digital, BNPT Ingatkan Semua Pihak Ciptakan Kemandirian Mitra Deradikalisasi

Resmikan Warung NKRI Digital, BNPT Ingatkan Semua Pihak Ciptakan Kemandirian Mitra Deradikalisasi

Nasional
Klaim Ada Perpindahan Suara ke PKB, PKN, dan Garuda, PPP Minta PSU di Papua Pegunungan

Klaim Ada Perpindahan Suara ke PKB, PKN, dan Garuda, PPP Minta PSU di Papua Pegunungan

Nasional
Berkaca Kasus Brigadir RAT, Kompolnas Minta Polri Evaluasi Penugasan Tak Sesuai Prosedur

Berkaca Kasus Brigadir RAT, Kompolnas Minta Polri Evaluasi Penugasan Tak Sesuai Prosedur

Nasional
Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

Nasional
Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

Nasional
Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Nasional
Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Nasional
KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Nasional
195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com