Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peter Tonson: Tidak Ada Kekerasan Selama Disandera Abu Sayyaf

Kompas.com - 02/05/2016, 15:14 WIB
Ayu Rachmaningtyas

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Salah satu sandera kelompok Abu Sayyaf, Peter Tonson Barahama, mengatakan, tidak ada kekerasan selama menjadi sandera kelompok Abu Sayyaf. Hal itu juga diterima oleh sembilan sandera anak buah kapal (ABK) WNI lainnya yang disandera kelompok Abu Sayyaf.

Peter mengungkapkan, tidak ada perbedaan yang didapat antara para penyandera dengan 10 ABK WNI selama sebulan lebih disandera. Hal ini juga berlaku untuk makan dan tidur.

Mereka juga tidak ada yang mengalami sakit yang berlebihan, hanya sakit karena terlambat makan dan gatal-gatal.

"Tidak ada perbedaan. Kami disamakan, tidur beralaskan daun kelapa sama seperti mereka (kelompok Abu Sayyaf). Makan pun juga sama, tidak ada beda," katanya setelah penyerahan 10 ABK WNI di Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Senin (2/2/2016).

(Baca: Luhut Enggan Komentar Dibayar atau Tidaknya Tebusan untuk Bebaskan 10 WNI)

Menurut Peter, selama dirinya disandera, tidak ada kerugian yang didapat dari kelompok Abu Sayyaf di Filipina, termasuk kekerasan dan intimidasi. Namun, memang ada upaya menekan meski hal tersebut diyakini hanya untuk menakuti-nakuti sandera.

"Mereka punya maksud biar kami (10 ABK WNI) cepat ditebus. Tidak apa-apa, tidak ada keseriusan yang terpenting, kami semua selamat," ujar Peter.

(Baca: Negosiator Sebut Pembebasan 10 WNI Tanpa Uang Tebusan, Ini Ceritanya...)

Proses penyerahannya pun juga sangat singkat, yaitu 10 ABK WNI diantar oleh empat orang kelompok Abu Sayyaf ke perahu untuk menuju pantai. Sampai di pantai, mereka semua dinaikkan ke dalam truk dan diantar langsung ke Markas TNI.

"Kami diantar oleh empat orang, tetapi tidak tahu siapa saja. Mereka menjaga kami dengan baik. Kami juga tidak tahu itu berada di pulau mana karena kami bergerak selalu malam," ucap Peter.

<iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/sWJWcMB8_jU?rel=0&amp;controls=0" frameborder="0" allowfullscreen></iframe>

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wapres Ma'ruf Jamu Biro Komite Palestina untuk PBB

Wapres Ma'ruf Jamu Biro Komite Palestina untuk PBB

Nasional
AHY Bilang Jokowi Tak Tawarkan Kaesang ke Demokrat dan Parpol KIM

AHY Bilang Jokowi Tak Tawarkan Kaesang ke Demokrat dan Parpol KIM

Nasional
Anwar Usman Diputus Tak Langgar Kode Etik Soal Dugaan Sewa Pengacara untuk Lawan MK di PTUN

Anwar Usman Diputus Tak Langgar Kode Etik Soal Dugaan Sewa Pengacara untuk Lawan MK di PTUN

Nasional
Menakar Duet Anies-Andika jika Melawan Calon Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada Jakarta

Menakar Duet Anies-Andika jika Melawan Calon Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada Jakarta

Nasional
KPK Sebut Bansos Presiden yang Diduga Dikorupsi Capai 6 Juta Paket

KPK Sebut Bansos Presiden yang Diduga Dikorupsi Capai 6 Juta Paket

Nasional
AHY Sebut Penyusunan Kabinet Tak Terkait Dukungan Parpol KIM di Pilkada

AHY Sebut Penyusunan Kabinet Tak Terkait Dukungan Parpol KIM di Pilkada

Nasional
LPPA Aisyiyah: Dari Perspektif Perempuan, Praktik Tambang Cenderung Merusak Lingkungan

LPPA Aisyiyah: Dari Perspektif Perempuan, Praktik Tambang Cenderung Merusak Lingkungan

Nasional
KPK Siap Hadapi Argumen Karen Agustiawan yang Pernah Menang Kasasi Lawan Kejagung

KPK Siap Hadapi Argumen Karen Agustiawan yang Pernah Menang Kasasi Lawan Kejagung

Nasional
Survei Indikator Politik: Elektabilitas Ridwan Kamil, Dedi Mulyadi, dan Komeng Tertinggi di Jabar

Survei Indikator Politik: Elektabilitas Ridwan Kamil, Dedi Mulyadi, dan Komeng Tertinggi di Jabar

Nasional
Lirik Sandiaga, PKB Sinyalkan Tak Usung Ridwan Kamil di Jawa Barat

Lirik Sandiaga, PKB Sinyalkan Tak Usung Ridwan Kamil di Jawa Barat

Nasional
Ketua KPU Bersyukur Dipecat, Mardani Singgung Proses Fit and Proper Test di DPR

Ketua KPU Bersyukur Dipecat, Mardani Singgung Proses Fit and Proper Test di DPR

Nasional
LHKP Muhammadiyah: Kalau Dilihat Dari Hasil Muktamar, Izin Tambang Ormas Mestinya Ditolak

LHKP Muhammadiyah: Kalau Dilihat Dari Hasil Muktamar, Izin Tambang Ormas Mestinya Ditolak

Nasional
Edward Hutahayan, Sosok yang Ancam 'Buldozer' Kominfo, Dihukum Bayar Uang Pengganti 1 Juta Dollar AS

Edward Hutahayan, Sosok yang Ancam "Buldozer" Kominfo, Dihukum Bayar Uang Pengganti 1 Juta Dollar AS

Nasional
Dilaporkan ke KPK, Bulog Pastikan Tak Punya Ikatan Kontrak Impor dengan Tan Long Group Tahun Ini

Dilaporkan ke KPK, Bulog Pastikan Tak Punya Ikatan Kontrak Impor dengan Tan Long Group Tahun Ini

Nasional
Tinjau RSUD Sinjai, Jokowi Puji Jumlah Dokter Spesialis yang Memadai

Tinjau RSUD Sinjai, Jokowi Puji Jumlah Dokter Spesialis yang Memadai

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com