JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Golkar kubu Agung Laksono menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat. Hal itu terkait konflik kepengurusan antara kubu Agung Laksono dan Aburizal Bakrie yang tak kunjung selesai.
Meskipun SK Menkumham telah mengakui kepemimpinan Agung Laksono, kubu Aburizal mengajukan gugatan di Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PTUN).
"Kita minta maaf, soal Golkar, masyarakat jadi terganggu karena perselisihan internal kami. Ada dampaknya buat masyarakat. Nonton televisi jadi bosan, jadi muak," kata Sekjen Golkar versi Munas Ancol, Zainudin Amali, dalam diskusi di kawasan Tebet, Jakarta, Minggu (19/4/2015), seperti dikutip Tribunnews.com.
Amali mengatakan, konflik tersebut bukan bertujuan untuk meningkatkan elektabilitas partai berlambang pohon beringin itu, melainkan karena adanya peristiwa politik yang tidak terbendung lagi di dalam parpol. (Baca: Kata Jimly, Biarkan Para Politisi Golkar Menikmati Konfliknya)
Amali lalu mengungkapkan kewajiban partai politik menjunjung demokrasi. Bila saluran demokrasi itu tersumbat, Amali yakin bahwa di internal partai politik akan muncul pergolakan, pemberontakan, dan hal tersebut terakumulasi.
Konflik akan terjadi, kata Amali, bila oligarki muncul dalam pengelolaan partai. Bila oligarki terjadi, maka kemunculan rasa tidak puas dari kader dan pengurus hanya soal menunggu waktu.
"Akibatnya, (konflik) menjadi terbuka, keluar, dan cerita meluas di masyarakat," ujarnya. (Baca: Konflik Golkar, Tiap-tiap Kubu Terjunkan Saksi Ahli di PTUN)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.