Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bambang: Anggoro Tertangkap, Tunai Sudah Tugas KPK Mengejar Buron

Kompas.com - 31/01/2014, 01:58 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Bambang Widjojanto mengatakan, dengan penangkapan Anggoro Widjojo maka tugas KPK mengejar buron tersangka kasus korupsi yang mereka tangani telah tunai. Saat ini, Anggoro adalah buron terakhir KPK.

"Ditangkapnya AW (Anggoro Widjojo), tunai sudah tugas KPK mencari orang-orang yang disangka melakukan pidana (korupsi) dan melarikan diri. Alhamdulillah sebelum Gong Xi Fat Chai dilakukan penangkapan," kata Bambang dalam jumpa pers di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Jumat (31/1/2014) dini hari.

Anggoro yang menjadi buron sejak 2009 ditangkap di China pada Rabu (29/1/2014) petang. Setelah tertangkap, pemilik PT Masaro Radiokom itu dipulangkan ke Indonesia dan tiba di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, sekitar pukul 22.40 WIB, Kamis (30/1/2014).

Dalam jumpa pers tersebut, KPK juga menghadirkan Anggoro di depan para wartawan selama lima menit. Anggoro terlihat tenang dan tetap dapat menatap sorotan kamera para pekerja media.

Juru Bicara KPK Johan Budi mengatakan, KPK sengaja menghadirkan Anggoro di depan wartawan untuk meyakinkan publik bahwa yang ditangkap memang benar-benar Anggoro. "Agar juga yakin teman-teman, kami akan masukkan tersangka, tolong jangan bergerak maju," kata Johan sebelum Anggoro dibawa ke tempat konferensi pers. Pemunculan tersangka dalam konferensi pers KPK merupakan yang pertama kali terjadi.

KPK menetapkan Anggoro sebagai tersangka pada 19 Juni 2009, atas dugaan pemberian hadiah atau janji kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara berkaitan dengan pengajuan anggaran Sistem Komunikasi Radio Terpadu (SKRT) pada 2007. Dua surat panggilan sudah dilayangkan untuk Anggoro, tetapi tak pernah dipenuhi.

Pada 17 Juli 2009, Anggoro masuk dalam daftar pencarian orang. "Panggilan pertama 26 Juni 2009, kedua 29 Juni 2009, DPO tanggal 17 Juli 2009," sebut Bambang. Sejak saat itu pula, lanjut dia, KPK melacak jejak Anggoro.

Pelacakan itu mendapatkan bahwa pada 26 Juli 2008 Anggoro bertolak ke Singapura. Sesudahnya, dia berpindah dari satu negara ke negara lain. Terakhir, pada 27 Januari 2014, Anggoro terlacak bergerak dari Zhenzhen, China ke Hongkong.

"Ketika dia kembali lagi ke Zhenzhen, ditangkaplah di Zhenzhen kemudian dibawa ke Guangzhou," ucap Bambang. Di kota itulah dia ditangkap dan kemudian dibawa kembali ke Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com