Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Pasca-Pemilu 2014, Korupsi Masih Akan Berlangsung

Kompas.com - 25/11/2013, 13:20 WIB
Rahmat Fiansyah

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syamsuddin Haris pesimistis pemilu yang diselenggarakan pada tahun 2014 akan mendorong perubahan ke arah yang lebih baik. Menurutnya, pasca pemilu 2014, penyalahgunaan kekuasaan dan korupsi yang dilakukan pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) akan terus berlangsung.

"Dari sudut pandang studi kami, tidak akan berubah. Sama saja," katanya di Gedung Widya Graha LIPI, Jakarta, Senin (25/11/2013).

Haris mengatakan tidak adanya perubahan tersebut disebabkan adanya masalah mendasar dalam skema pemilu, baik pemilu legislatif maupun eksekutif. Skema pemilu saat ini, katanya, tidak menjanjikan munculnya presiden dan wakil rakyat yang kapabel dan akuntabel.

Di tingkat legislatif, Haris mengatakan meskipun pemilu legislatif menghasilkan wakil rakyat yang representatif, namun tidak menghasilkan wakil rakyat yang akuntabel. Ia mengatakan hal itu disebabkan banyaknya masalah dalam skema pemilu legislatif, seperti daerah pemilihan (dapil), jumlah wakil di setiap dapil, dan sebagainya.

Sementara itu, di tingkat eksekutif, ia juga menyoroti sistem seleksi pemilihan calon presiden dalam internal partai politik. UU Pilpres, kata Haris, juga tidak mewadahi sistem seleksi calon presiden dalam internal partai politik yang demokratis. Menurutnya, setiap partai politik sehausnya mengadakan pemilu pendahuluan (prelimenery election) sebelum menentukan calon presiden.

"Jangan tiba-tiba semua ketua umum seolah-olah punya hak istimewa menjadi calon presiden," ujarnya.

Persoalan skema pemilu itu, Haris menyatakan, berpengaruh pada pola hubungan antara presiden dan DPR. Skema pemilu saat ini juga tidak mendukung sistem presidensial yang efektif. Buktinya, katanya, presiden seringkali terpenjara oleh DPR dalam menentukan kebijakan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 2 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 2 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Anggota DPR: PDN Itu Seperti Brankas Berisi Emas dan Berlian, Obyek Vital

Anggota DPR: PDN Itu Seperti Brankas Berisi Emas dan Berlian, Obyek Vital

Nasional
Kuasa Hukum Sebut Staf Hasto Minta Perlindungan ke LPSK karena Merasa Dijebak KPK

Kuasa Hukum Sebut Staf Hasto Minta Perlindungan ke LPSK karena Merasa Dijebak KPK

Nasional
Kuasa Hukum Bantah Hasto Menghilang Setelah Diperiksa KPK

Kuasa Hukum Bantah Hasto Menghilang Setelah Diperiksa KPK

Nasional
Pejabat Pemerintah Dinilai Tak 'Gentle' Tanggung Jawab Setelah PDN Diretas

Pejabat Pemerintah Dinilai Tak "Gentle" Tanggung Jawab Setelah PDN Diretas

Nasional
Tutup Bulan Bung Karno, PDI-P Gelar 'Fun Run' hingga Konser di GBK Minggu Besok

Tutup Bulan Bung Karno, PDI-P Gelar "Fun Run" hingga Konser di GBK Minggu Besok

Nasional
Beri Sinyal Poros Ketiga di Pilkada Jakarta, PDI-P: Kami Poros Rakyat

Beri Sinyal Poros Ketiga di Pilkada Jakarta, PDI-P: Kami Poros Rakyat

Nasional
Kasus Ahli Waris Krama Yudha Jadi Momentum Reformasi Hukum Kepailitan dan PKPU di Indonesia

Kasus Ahli Waris Krama Yudha Jadi Momentum Reformasi Hukum Kepailitan dan PKPU di Indonesia

Nasional
Gaspol! Hari Ini: Di Balik Layar Pencalonan Anies Baswedan-Sohibul Iman

Gaspol! Hari Ini: Di Balik Layar Pencalonan Anies Baswedan-Sohibul Iman

Nasional
PAN Pertimbangkan Kaesang jika Ridwan Kamil Tak Maju di Pilkada DKI

PAN Pertimbangkan Kaesang jika Ridwan Kamil Tak Maju di Pilkada DKI

Nasional
PDI-P Buka Peluang Usung Anies Baswedan, tapi Tunggu Restu Megawati

PDI-P Buka Peluang Usung Anies Baswedan, tapi Tunggu Restu Megawati

Nasional
38 DPW PAN Dukung Zulhas untuk jadi Ketum Lagi

38 DPW PAN Dukung Zulhas untuk jadi Ketum Lagi

Nasional
PKS Usung Duet Anies-Sohibul, PDI-P Utamakan Kader Sendiri

PKS Usung Duet Anies-Sohibul, PDI-P Utamakan Kader Sendiri

Nasional
Waketum Nasdem: Kalau Parpol Punya Prinsip, Kenapa Tergantung 'Cawe-cawe' Jokowi?

Waketum Nasdem: Kalau Parpol Punya Prinsip, Kenapa Tergantung "Cawe-cawe" Jokowi?

Nasional
Ajak Hidup Sehat, Bank Mandiri Gelar Program Bakti Kesehatan untuk Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta

Ajak Hidup Sehat, Bank Mandiri Gelar Program Bakti Kesehatan untuk Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com