Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RI Kirim Bantuan Rp 17 Miliar untuk Korban Tanah Longsor di Papua Nugini

Kompas.com - 01/07/2024, 18:27 WIB
Tria Sutrisna,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia bakal mengirimkan bantuan kemanusiaan untuk korban bencana tanah longsor di wilayah Enga, Papua Nugini yang terjadi pada akhir Mei 2024.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menjelaskan, bantuan yang dikirimkan ini untuk mendukung dan memperkuat upaya rehabilitasi pasca-bencana.

“Nilai bantuannya nanti ada sekitar Rp 17 miliar lebih yang akan kita berikan dengan berbagai macam bantuan. Terutama adalah bantuan-bantuan kesehatan yang nanti sangat dibutuhkan untuk para korban,” ujar Muhadjir dalam konferensi pers di Gedung Kemenko PMK, Senin (1/7/2024).

Baca juga: Setelah Tanah Longsor Papua Nugini, PBB Ingatkan Adanya Risiko Penyakit

Menurut Muhadjir, bantuan kemanusiaan yang telah disiapkan pemerintah akan dikirimkan langsung ke Papua Nugini pada 8 Juli 2024. Hingga kini, tercatat ada 1.250 warga setempat yang mengungsi.

“Nanti akan dipimpin langsung oleh Pak Kepala BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana). Kalau saya diizinkan Pak Presiden (Presiden Joko Widodo), mungkin saya juga akan gabung ikut memimpin,” kata Muhadjir.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, bantuan yang akan dikirim terbagi menjadi menjadi lima kelompok.

“Jadi ada lima kelompok, yaitu obat-obatan, makanan tambahan, obat malaria, hygiene kit, dan water purifier atau penjernih air,” kata Budi.

Untuk obat-obatan, lanjut Budi, akan terdapat 44 paket yang masing-masing terdiri dari puluhan ribu item.

Sedangkan makanan tambahan ditujukan bagi ibu hamil dan balita dengan jumlah sekitar 17.000 paket.

Selain itu, pemerintah juga akan mengirimkan lebih dari 665 paket hygiene kita untuk korban anak-anak agar terhindar dari infeksi.

“Kemudian untuk kelompok obat-obatan khusus malaria, kami berikan satu paket untuk 8.000 orang,” kata Budi.

“Jadi ada tablet yang harus diminum selama beberapa hari untuk setiap orang, karena di sana juga daerah endemis malaria sama seperti Papua,” sambungnya.


Selain lima kelompok bantuan tersebut, pemerintah melalui BNPB juga menyediakan barang-barang yang diperlukan, misalnya tenda darurat dan juga genset.

Deputi Bidang PMK Sekretariat Kabinet Yuli Harsono menambahkan, anggaran untuk penyediaan bantuan kemanusiaan ke Papua Nugini tersebut berasal dari dana siap pakai yang tersedia di BNPB.

“Sedikit saja tambahan dana yang dipakai untuk bantuan kemanusiaan ke Papua Nugini adalah menggunakan dana siap pakai BNPB. Dan ini seperti bantuan kemanusiaan yang biasa diberikan sebelumnya,” pungkasnya.

Baca juga: Papua Nugini Akhiri Upaya Penyelamatan 2.000 Korban Tanah Longsor, Baru 11 Jenazah yang Ditemukan

Sebagai informasi, bencana tanah longsor melanda wilayah Enga, Papua Nugini pada 24 Mei 2024.

Pemerintah setempat sempat melaporkan ada lebih dari 2.000 orang yang terkubur hidup-hidup dalam longsor.

Sementara perkiraan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutkan, jumlah korban jiwa mencapai 670 orang.

Saat ini, pemerintah Papua Nugini telah menghentikan pencarian mayat korban, dan daerah tersebut telah dianggap sebagai lokasi pemakaman massal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 9 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Masuk Bursa Pilkada Jateng, Kaesang: Alhamdulillah, Tunggu Kejutan Bulan Agustus

Masuk Bursa Pilkada Jateng, Kaesang: Alhamdulillah, Tunggu Kejutan Bulan Agustus

Nasional
Momen Panglima TNI-Kapolri Nyanyi Bareng di Pagelaran Wayang Kulit

Momen Panglima TNI-Kapolri Nyanyi Bareng di Pagelaran Wayang Kulit

Nasional
Ketua KPU Dipecat, Kaesang: Itu yang Terbaik, Kita Hormati

Ketua KPU Dipecat, Kaesang: Itu yang Terbaik, Kita Hormati

Nasional
Blusukan di Tanjung Priok, Kaesang: Bertemu Relawan Pak Presiden

Blusukan di Tanjung Priok, Kaesang: Bertemu Relawan Pak Presiden

Nasional
Ombudsman Ungkap Persoalan PPDB di 10 Provinsi, Antara Lain Manipulasi Sertifikat

Ombudsman Ungkap Persoalan PPDB di 10 Provinsi, Antara Lain Manipulasi Sertifikat

Nasional
Zuhairi Misrawi Masuk Kepengurusan DPP PDI-P, Hasto: Non-aktif karena Jabat Dubes

Zuhairi Misrawi Masuk Kepengurusan DPP PDI-P, Hasto: Non-aktif karena Jabat Dubes

Nasional
Hasto Ungkap Heru Budi Kerap Dialog dengan Megawati Bahas Jakarta

Hasto Ungkap Heru Budi Kerap Dialog dengan Megawati Bahas Jakarta

Nasional
Paus Fransiskus Akan Hadiri Pertemuan Tokoh Lintas Agama di Masjid Istiqlal pada 5 September 2024

Paus Fransiskus Akan Hadiri Pertemuan Tokoh Lintas Agama di Masjid Istiqlal pada 5 September 2024

Nasional
Pengacara SYL Sebut Pejabat Kementan Harusnya Jadi Tersangka Penyuap

Pengacara SYL Sebut Pejabat Kementan Harusnya Jadi Tersangka Penyuap

Nasional
22 Perwira Tinggi TNI Naik Pangkat, Panglima Ingatkan soal Tanggung Jawab

22 Perwira Tinggi TNI Naik Pangkat, Panglima Ingatkan soal Tanggung Jawab

Nasional
Bareskrim Periksa Pihak ESDM Terkait Dugaan Korupsi Proyek PJUTS Tahun 2020

Bareskrim Periksa Pihak ESDM Terkait Dugaan Korupsi Proyek PJUTS Tahun 2020

Nasional
SYL Tuding Pejabat Kementan Fasilitasi Keluarganya agar Naik Jabatan

SYL Tuding Pejabat Kementan Fasilitasi Keluarganya agar Naik Jabatan

Nasional
Hasto PDI-P Jelaskan Kenapa Puan Sebut Kaesang Dipertimbangkan untuk Pilkada Jateng

Hasto PDI-P Jelaskan Kenapa Puan Sebut Kaesang Dipertimbangkan untuk Pilkada Jateng

Nasional
Bareskrim Ungkap Alasan Geledah Kementerian ESDM, Ada Saksi Tak Serahkan Bukti

Bareskrim Ungkap Alasan Geledah Kementerian ESDM, Ada Saksi Tak Serahkan Bukti

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com