Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Akui Kunjungannya ke Australia-Papua Nugini Terkait Kondisi Papua, Berharap Bisa Redam Konflik

Kompas.com - 07/07/2023, 10:32 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengakui bahwa kunjungannya ke Australia dan Papua Nugini baru-baru ini ada kaitannya dengan kondisi keamanan di Papua.

Hal itu disampaikan Presiden menjawab pertanyaan wartawan soal bagaimana harapannya kepada kedua negara yang kerap mendukung kelompok anti-pemerintah di Papua itu.

Menurut Jokowi, dia sudah berbicara dari hati ke hati dan secara informal kepada pemimpin Australia dan Papua Nugini.

"Saya sudah berbicara dari hati ke hati, informal, baik kepada Australia maupun Papua Nugini. Dan kita harapkan dengan dua kunjungan itu bisa meredam konflik-konflik, keinginan-keinginan," ujar Jokowi saat memberikan keterangan pers di Jayapura, Papua, sebagaimana disiarkan YouTube Sekretariat Presiden pada Jumat (7/7/2023).

Baca juga: Saat Jokowi Kunjungi Papua di Tengah Penyanderaan Pilot Susi Air, Seolah Berikan Pesan Bumi Cenderawasih Aman...

Di sisi lain, pembicaraan dengan kedua negara juga dilanjutkan dengan komitmen kerja sama di bidang ekonomi.

Baik kerja sama pertambangan mineral dan industrial downstreaming yang akan dijalin dengan baik dengan Australia maupun Papua Nugini

"Karena apa pun, dua negara itu sangat berpengaruh di region kita," ujar Jokowi.

Presiden Jokowi melakukan kunjungan kenegaraan ke Australia pada 4-5 Juni 2023.

Dalam pertemuan itu, Kepala Negara berbicara secara intens sejak siang hingga malam hari dengan Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese.

Baca juga: Momen Akrab Jokowi dan PM Australia: Naik Kapal hingga Pakai Batik di Sydney

Kemudian pada 5 Juni 2023, Presiden Jokowi melanjutkan kunjungan kenegaraan ke Papua Nugini. 

Pada hari itu, Presiden bertemu dan melakukan pembicaraan bilateral dengan PM Papua Nugini, James Marape.

Setelahnya, Jokowi bertolak ke Jayapura, Papua setelah menyelesaikan kunjungan di Papua Nugini.

Adapun lawatan Jokowi ke Australia dan Papua Nugini terjadi di tengah isu ancaman Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) terhadap pilot Susi Air Philip Mark Merthens yang disandera sejak 7 Februari 2023.

Pihak KKB sebelumnya telah melancarkan ultimatum kepada pemerintah dengan memberikan batas waktu negosiasi hingga Sabtu (1/7/2023).


Dalam ultimatum itu, KKB mengancam akan menembak pilot berkebangsaan Selandia Baru itu apabila negosiasi melewati waktu yang telah ditentukan.

Terkait itu, Jokowi mengatakan pemerintah terus bernegosiasi dengan KKB.

"Kita akan terus berusaha bernegosiasi," kata Jokowi. Jokowi bahkan mengklaim pemerintah sudah melakukan banyak upaya untuk membebaskan Philip. "Sebetulnya banyak hal yang kita lakukan di sana, tetapi tidak bisa saya buka di sini," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com