Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buntut Penyitaan, Staf Hasto PDI-P Berupaya Laporkan Penyidik KPK ke Dewas hingga Bareskrim

Kompas.com - 14/06/2024, 05:56 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Ardito Ramadhan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Staf Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, Kusnadi, menempuh berbagai upaya untuk melaporkan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Rossa Purbo Beki yang dituduh mengintimidasinya pada Senin (10/6/2024) lalu.

Kusnadi menuturkan, peristiwa intimidasi itu terjadi ketika ia mendampingi Hasto yang diperiksa oleh penyidik KPK sebagai saksi kasus suap eks caleg PDI-P Harun Masiku.

Saat Hasto sedang diperiksa, Kusnadi yang menunggu di lobi Gedung Merah Putih KPK tiba-tiba didatangi oleh Rossa yang menyebut bahwa Hasto memanggil dirinya.

Kusnadi pun mengikuti Rossa ke lantai dua Gedung KPK tempat Hasto diperiksa. Namun, bukannya menemui Hasto, Kusnadi justru digeledah oleh Rossa.

Baca juga: Kronologi Penyitaan Ponsel Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto Saat Diperiksa Penyidik KPK

 

"Begitu di atas, saya ngasih HP, bukan tapi malah digeledah. Padahal, saya enggak ada kaitannya dengan saksi. Dia bilang katanya Bapak minta hape, ya saya kasih HP. Tapi enggak sesuai yang diomongin sama Pak Rosa itu. Jadi yang di atas saya itu digeledah dan barangnya disita," ucap Kusnadi pada Rabu (12/6/2024).

"Diintimidasi, dibentak-bentak. Banyak pokoknya saya dibentak-bentak. Saya merasa dibohongin juga," imbuh dia.

Penyidik lalu mengambil dan menyita sejumlah barang dari tangan Kusnadi seperti telepon seluler (ponsel) miliknya, kartu ATM miliknya, ponsel Hasto, dan buku catatan Hasto.

Lapor ke Dewas KPK

Keberatan dengan sikap penyidik KPK tersebut, Kusnadi dan kuasa hukumnya melaporkan kejadian penyitaan ponsel dan tas Hasto yang dianggap dilakukan dengan ugal-ugalan.

Pertama-tama, tim kuasa hukum Hasto dan Kusnadi melaporkan peristiwa tersebut ke Dewan Pengawas (Dewas) KPK, Selasa (11/6/2024).

Laporan disampaikan anggota Tim pengacara Hasto dan Kusnadi, Ronny Talapessy, Johannes Tobing, dan rekannya di Gedung KPK lama, Jakarta Selatan, 

Baca juga: Serangan Balik Hasto PDI-P Setelah Ponsel Disita, Laporkan Penyidik KPK ke Dewas

“Telah diterima oleh Dewas KPK,” kata Ronny Talapessy, salah satu anggota tim, Selasa (11/6/2024), Selasa.

Ronny mengeklaim telah mengantongi bukti video ketika Kusnadi tiba-tiba dihampiri oleh penyidik.

Ia menyebutkan, momen itu terekam kamera stasiun televisi ketika awak media sedang mewawancarainya.

Rekaman tersebut dilampirkan sebagai barang bukti pelaporan.

“Kami bawa flashdisk-nya,” tutur Ronny.

Ketua Dewas KPK Tumpak Panggabean mengaku sudah menerima laporan tersebut dan sedang mempelajarinya.

"Dipelajari dulu, sudah saya terima, kata Tumpak, Selasa.

 

Lapor ke Komnas HAM

Sehari setelahnya, Kusnadi dan tim hukumnya juga membuat pengaduan terkait hal yang sama ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komisi Nasional HAM) pada Rabu (12/6/2024).

Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) Petrus Selestinus yang mendampingi Kusnadi mengatakan, penyitaan yang dilakukan secara serampangan oleh penyidik KPK adalah bentuk perampasan kemerdekaan.

Baca juga: Diminta Panggil Kapolri Buntut KPK Sita Hape Hasto, Komnas HAM Mengaku Tak Bisa Terburu-buru

"Karena itu, ini merupakan pelanggaran hukum dan pelanggaran HAM, sehingga dilaporkan ke Komnas HAM," sambungnya.

Pihak Kusnadi pun meminta Komnas HAM untuk memeriksa sejumlah pihak dalam persoalan ini, termasuk Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Pasalnya, sebagian besar penyidik KPK merupakan polisi aktif dan menjadi tanggung jawab Kapolri.

"Kami minta Kapolri dipanggil, karena apa yang terjadi di KPK, karena mayoritas penyidik di sana adalah Polri, maka apa pun yang terjadi di KPK baik buruknya penyidikan masih merupakan tanggung jawab Kapolri Jenderal Listyo Sigit," kata Petrus.

Baca juga: Buntut Penyitaan Ponsel dan Buku Hasto, Penyidik KPK Dilaporkan ke Komnas HAM, Dewas, hingga Polda Metro

Lapor ke Bareskrim tapi ditolak

Seolah tidak puas, pada Kamis (13/6/2024) kemarin, Kusnadi juga berniat melaporkan Rossa ke Badan Reserse Kriminal Polri atas tuduhan tindak pidana perampasan kemerdekaan serta perampasan barang milik pribadi.

Sebab, Kusnadi merasa Rossa telah bersikap sewenang-wenang dan merugikan dirinya ketika penyidik KPK itu menggeledah dan melakukan penyitaan terhadapnya saat Hasto diperiksa pada Senin lalu.

"Karena yang pertama saya dirugikan sama Pak Rossa bilangnya saya dipanggil bapak (Hasto), ternyata tidak," ungkap Kusnadi, Kamis.

"Kedua, barang sitaan yang dibawa sama Pak Rossa ternyata Pak Hasto sama sekali tidak mengetahui, itu yang bikin saya melaporkan ke sini,"imbuh dia.

Baca juga: Staf Hasto PDI-P Mau Laporkan Penyidik KPK ke Bareksrim, tapi Ditolak

Akan tetapi, laporan Kusnadi tersebut ditolak. Menurut Petrus, mereka disarankan membuat gugatan praperadilan di pengadilan lebih dahulu.

"Disarankan oleh kanit tadi ditempuh praperadilan terlebih dahulu untuk menguji kebenaran apakah betul atau apakah benar dan terbukti bahwa proses penggeledahan penyitaan, pemeriksaan badan dan introgasi yang dilakuakan oleh penyidik Rossa Purbo Bekti dan kawan-kawan di KPK Itu menyalahi prosedur atau tidak," kata dia.

Pihak Kusnadi pun mengaku akan mengajukan gugatan praperadilan dalam waktu dekat ini.

Trauma diperiksa KPK

Di tengah upayanya melapor ke sana-sini, Kusnadi juga dipanggil penyidik KPK untuk diperiksa sebagai saksi kasus Harun Masiku pada Kamis kemarin.

Akan tetapi, Kusnadi tidak memenuhi panggilan tersebut karena menerima undangan secara mendadak dan masih trauma.

"Panggilan (KPK) itu baru tadi malam diterima, sedangkan saya mempersiapkan untuk ke sini (Bareskrim)," ujar Kusnadi di Lobi Bareskrim.

Kusnadi menyatakan dirinya trauma dan merasa dirugikan oleh penyidik KPK ketika turut digeledah dan barang pribadinya disita saat mendampingi Hasto diperiksa pada Senin lalu.

Baca juga: Staf Hasto Minta KPK Tunda Pemeriksaan, Masih Trauma Digeledah

"Ya bagaimana enggak trauma, saya kan orang sipil nggak tau apa-apa, di sana saya tiba-tiba katanya dipanggil (Hasto), ternyata saya enggak dipanggil," ujar dia.

Meski tak hadir panggilan pertama KPK kemarin, Kusnadi telah mengajukan permohonan penjadwalan ulang pemeriksaan.

Ia juga berjanji akan menghadiri panggilan kedua dari penyidik KPK untuk diperiksa sebagai saksi.

"Insya Allah saya datang, saya orang Islam," kata Kusnadi.

KPK santai

Sementara itu, Direktur Penyidikan KPK Asep Guntur Rahayu tidak ambil pusing dengan langkah yang ditempuh oleh Kusnadi.

Baca juga: Anak Buahnya Dilaporkan Hasto ke Dewas sampai Bareskrim, Direktur KPK: Kami Sambut Baik

Asep justru memandang beragam laporan yang dilayangkan Kusnadi adalah bentuk kontrol terhadap pekerjaan anak buahnya.

“Sebetulnya kami dari penyidik itu menyambut baik apa yang dilakukan oleh Pak HK (Hasto Kristiyanto), karena ini juga bagi kami penyidik ini merupakan kontrol bagi kami,” kata Asep di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta. Kamis.

Asep meyakini, tindakan penyitaan yang dilakukan oleh anak buahnya itu sudah sesuai dengan prosedur yang berlaku di KPK.

Oleh sebab itu, menurut Asep, laporan terhadap para penyidik justru menjadi kesempatan untuk membuktikan proses penyidikan telah dilakukan dengan benar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anggota DPR: PDN Itu Seperti Brankas Berisi Emas dan Berlian, Obyek Vital

Anggota DPR: PDN Itu Seperti Brankas Berisi Emas dan Berlian, Obyek Vital

Nasional
Kuasa Hukum Sebut Staf Hasto Minta Perlindungan ke LPSK karena Merasa Dijebak KPK

Kuasa Hukum Sebut Staf Hasto Minta Perlindungan ke LPSK karena Merasa Dijebak KPK

Nasional
Kuasa Hukum Bantah Hasto Menghilang Setelah Diperiksa KPK

Kuasa Hukum Bantah Hasto Menghilang Setelah Diperiksa KPK

Nasional
Pejabat Pemerintah Dinilai Tak 'Gentle' Tanggung Jawab Setelah PDN Diretas

Pejabat Pemerintah Dinilai Tak "Gentle" Tanggung Jawab Setelah PDN Diretas

Nasional
Tutup Bulan Bung Karno, PDI-P Gelar 'Fun Run' hingga Konser di GBK Minggu Besok

Tutup Bulan Bung Karno, PDI-P Gelar "Fun Run" hingga Konser di GBK Minggu Besok

Nasional
Beri Sinyal Poros Ketiga di Pilkada Jakarta, PDI-P: Kami Poros Rakyat

Beri Sinyal Poros Ketiga di Pilkada Jakarta, PDI-P: Kami Poros Rakyat

Nasional
Kasus Ahli Waris Krama Yudha Jadi Momentum Reformasi Hukum Kepailitan dan PKPU di Indonesia

Kasus Ahli Waris Krama Yudha Jadi Momentum Reformasi Hukum Kepailitan dan PKPU di Indonesia

Nasional
Gaspol! Hari Ini: Di Balik Layar Pencalonan Anies Baswedan-Sohibul Iman

Gaspol! Hari Ini: Di Balik Layar Pencalonan Anies Baswedan-Sohibul Iman

Nasional
PAN Pertimbangkan Kaesang jika Ridwan Kamil Tak Maju di Pilkada DKI

PAN Pertimbangkan Kaesang jika Ridwan Kamil Tak Maju di Pilkada DKI

Nasional
PDI-P Buka Peluang Usung Anies Baswedan, tapi Tunggu Restu Megawati

PDI-P Buka Peluang Usung Anies Baswedan, tapi Tunggu Restu Megawati

Nasional
38 DPW PAN Dukung Zulhas untuk jadi Ketum Lagi

38 DPW PAN Dukung Zulhas untuk jadi Ketum Lagi

Nasional
PKS Usung Duet Anies-Sohibul, PDI-P Utamakan Kader Sendiri

PKS Usung Duet Anies-Sohibul, PDI-P Utamakan Kader Sendiri

Nasional
Waketum Nasdem: Kalau Parpol Punya Prinsip, Kenapa Tergantung 'Cawe-cawe' Jokowi?

Waketum Nasdem: Kalau Parpol Punya Prinsip, Kenapa Tergantung "Cawe-cawe" Jokowi?

Nasional
Ajak Hidup Sehat, Bank Mandiri Gelar Program Bakti Kesehatan untuk Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta

Ajak Hidup Sehat, Bank Mandiri Gelar Program Bakti Kesehatan untuk Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta

Nasional
Kisah VoB: Pernah DO, Manggung di Glastonbury, dan Kritiknya ke Dunia Pendidikan Kita

Kisah VoB: Pernah DO, Manggung di Glastonbury, dan Kritiknya ke Dunia Pendidikan Kita

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com