Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Muhammad Afif
Hakim PTUN Palembang

Lulusan Program Doktor Fakultas Hukum Universitas Andalas.

Reformasi Seleksi Calon Kepala Daerah

Kompas.com - 29/05/2024, 11:07 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Dengan demikian, proses seleksi tidak hanya lebih kredibel, tetapi juga mampu menghasilkan pemimpin yang benar-benar kompeten dan berintegritas, yang dapat membawa kemajuan nyata bagi daerah mereka.

Dari segi alur, fit and proper test untuk bakal calon kepala daerah harus dilakukan dengan rinci. Dimulai dari seleksi administrasi guna untuk memastikan bahwa semua kandidat memenuhi kriteria dasar untuk maju ke tahap berikutnya.

Seperti halnya pengisian jabatan publik, persyaratan administrasi juga harus mencakup surat keterangan yang dapat membuktikan bakal calon tidak memiliki gangguan kesehatan dan bebas dari penggunaan narkoba.

Hal ini dirasa perlu, karena terdapat kasus calon yang sudah terpilih justru terbukti menjadi pencandu narkoba atau bahkan menjadi pengedar.

Berikutnya, dari segi substansi, fit and proper test untuk calon kepala daerah harus disesuaikan dengan ranah kerja pemerintah daerah.

Materinya harus mencakup potensi dan sumber daya daerah tempat calon tersebut akan mencalonkan diri. Hal ini penting agar calon yang diusung benar-benar memahami pekerjaannya dan mengetahui apa yang dibutuhkan daerahnya.

Tidak lupa, fit and proper test juga harus mencakup proses Profile Assessment yang dilakukan melalui penilaian psikologis dan kepribadian, calon dinilai apakah mereka memiliki karakter dan sikap yang cocok untuk posisi kepemimpinan.

Proses ini kemudian juga diikuti dengan penelusuran rekam jejak untuk menelusuri latar belakang calon, termasuk riwayat pekerjaan dan reputasi mereka, untuk memastikan tidak ada masalah etika atau hukum yang terpendam.

Kemudian hasil ini didalami dengan wawancara untuk mendalami visi, misi, dan komitmen calon terhadap pembangunan daerah. Ini juga kesempatan untuk melihat seberapa baik mereka dapat menjawab tantangan yang dihadapi daerah.

Fit and proper test kemudian diakhiri dengan pengumuman hasil secara transparan. Hal ini perlu dilakukan agar tidak ada kecurigaan adanya manipulasi dalam proses yang dapat mengundang perpecahan antarpendukung bakal calon.

Dengan demikian, calon kepala daerah yang terpilih melalui proses seleksi yang ketat akan lebih siap dalam menjalankan tugasnya dan lebih mampu mengatasi tantangan yang dihadapi oleh daerahnya.

Hal ini tidak hanya akan meningkatkan kualitas pemerintahan daerah, tetapi juga akan membangun kepercayaan publik terhadap proses pemilihan dan pejabat yang terpilih.

Selain itu, dengan memperketat seleksi calon kepala daerah, kita tidak hanya berupaya memperbaiki kualitas pemimpin yang akan terpilih, tetapi juga menjaga masa depan daerah dan kesejahteraan rakyat.

Pemimpin yang kompeten dan berintegritas akan mampu mengelola sumber daya daerah dengan baik, mendorong pembangunan berkelanjutan, dan memastikan bahwa kebijakan yang diambil benar-benar berpihak pada kepentingan masyarakat.

Perlu dipahami, kontestasi Pilkada adalah momen penting bagi demokrasi. Namun tanpa reformasi seleksi yang ketat dan transparan, kita akan terus menghadapi risiko terpilihnya kepala daerah yang tidak kompeten dan bermasalah.

Partai politik harus lebih bertanggung jawab dalam memilih kandidat, dengan mengedepankan kualitas dan integritas. Seleksi calon kepala daerah harus mengikuti mekanisme seleksi pejabat publik lainnya, termasuk fit and proper test yang ketat.

Dengan demikian, kita bisa berharap bahwa Pilkada tidak hanya menjadi ajang demokrasi formalitas, tetapi juga benar-benar melahirkan pemimpin yang mampu membawa perubahan positif dan memajukan daerah dengan integritas dan dedikasi penuh.

Tanpa reformasi ini, kita hanya akan mengulang kesalahan yang sama, dan masyarakat akan terus menjadi korban dari pemimpin yang tidak layak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sesalkan Tak Ada Pihak Bertanggung Jawab Penuh atas Peretasan PDN, Anggota DPR: Ini Soal Mental Penjabat Kita...

Sesalkan Tak Ada Pihak Bertanggung Jawab Penuh atas Peretasan PDN, Anggota DPR: Ini Soal Mental Penjabat Kita...

Nasional
Data Kementerian Harus Masuk PDN tapi Tak Ada 'Back Up', Komisi I DPR: Konyol Luar Biasa

Data Kementerian Harus Masuk PDN tapi Tak Ada "Back Up", Komisi I DPR: Konyol Luar Biasa

Nasional
Sebut Buku Partai yang Disita KPK Berisi Arahan Megawati, Adian: Boleh Enggak Kita Waspada?

Sebut Buku Partai yang Disita KPK Berisi Arahan Megawati, Adian: Boleh Enggak Kita Waspada?

Nasional
“Saya kan Menteri...”

“Saya kan Menteri...”

Nasional
Zulhas Sempat Kecewa PAN Hanya Dapat 48 Kursi DPR RI pada Pemilu 2024

Zulhas Sempat Kecewa PAN Hanya Dapat 48 Kursi DPR RI pada Pemilu 2024

Nasional
Politikus PDI-P Ingatkan Pemerintah Hati-hati dalam Penegakan Hukum

Politikus PDI-P Ingatkan Pemerintah Hati-hati dalam Penegakan Hukum

Nasional
Zulhas Ngaku Sudah Serap Ilmu Jokowi, Targetkan PAN Minimal Posisi 4 di Pemilu 2029

Zulhas Ngaku Sudah Serap Ilmu Jokowi, Targetkan PAN Minimal Posisi 4 di Pemilu 2029

Nasional
Politikus PDI-P Nilai Pemeriksaan Hasto Erat dengan Politik Hukum, Anggap Kasus Harun Masiku Musiman

Politikus PDI-P Nilai Pemeriksaan Hasto Erat dengan Politik Hukum, Anggap Kasus Harun Masiku Musiman

Nasional
Soal Peluang Usung Anies pada Pilkada Jakarta, PDI-P dan PKB Masih Mengkaji

Soal Peluang Usung Anies pada Pilkada Jakarta, PDI-P dan PKB Masih Mengkaji

Nasional
Soal Pilkada Jakarta, PDI-P Sebut Tak Cuma Pertimbangkan Elektabilitas Calon

Soal Pilkada Jakarta, PDI-P Sebut Tak Cuma Pertimbangkan Elektabilitas Calon

Nasional
Ngabalin Bantah Isu Jokowi Sodorkan Nama Kaesang ke Parpol untuk Pilkada Jakarta

Ngabalin Bantah Isu Jokowi Sodorkan Nama Kaesang ke Parpol untuk Pilkada Jakarta

Nasional
Saat Jokowi Perintahkan PDN Diaudit Imbas Peretasan, tapi Projo Bela Menkominfo...

Saat Jokowi Perintahkan PDN Diaudit Imbas Peretasan, tapi Projo Bela Menkominfo...

Nasional
Gagasan Overseas Citizenship Indonesia: Visa Seumur Hidup bagi Diaspora

Gagasan Overseas Citizenship Indonesia: Visa Seumur Hidup bagi Diaspora

Nasional
Data PDNS Gagal Pulih karena Ransomware: Siapa Bertanggung Jawab? (Bagian II-Habis)

Data PDNS Gagal Pulih karena Ransomware: Siapa Bertanggung Jawab? (Bagian II-Habis)

Nasional
[POPULER NASIONAL] Titik Temu Mewujudkan Koalisi PKS dan PDI-P di Jakarta | KPK Benarkan Bansos Presiden yang Diduga Dikorupsi Dibagikan Jokowi

[POPULER NASIONAL] Titik Temu Mewujudkan Koalisi PKS dan PDI-P di Jakarta | KPK Benarkan Bansos Presiden yang Diduga Dikorupsi Dibagikan Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com