Dengan demikian, proses seleksi tidak hanya lebih kredibel, tetapi juga mampu menghasilkan pemimpin yang benar-benar kompeten dan berintegritas, yang dapat membawa kemajuan nyata bagi daerah mereka.
Dari segi alur, fit and proper test untuk bakal calon kepala daerah harus dilakukan dengan rinci. Dimulai dari seleksi administrasi guna untuk memastikan bahwa semua kandidat memenuhi kriteria dasar untuk maju ke tahap berikutnya.
Seperti halnya pengisian jabatan publik, persyaratan administrasi juga harus mencakup surat keterangan yang dapat membuktikan bakal calon tidak memiliki gangguan kesehatan dan bebas dari penggunaan narkoba.
Hal ini dirasa perlu, karena terdapat kasus calon yang sudah terpilih justru terbukti menjadi pencandu narkoba atau bahkan menjadi pengedar.
Berikutnya, dari segi substansi, fit and proper test untuk calon kepala daerah harus disesuaikan dengan ranah kerja pemerintah daerah.
Materinya harus mencakup potensi dan sumber daya daerah tempat calon tersebut akan mencalonkan diri. Hal ini penting agar calon yang diusung benar-benar memahami pekerjaannya dan mengetahui apa yang dibutuhkan daerahnya.
Tidak lupa, fit and proper test juga harus mencakup proses Profile Assessment yang dilakukan melalui penilaian psikologis dan kepribadian, calon dinilai apakah mereka memiliki karakter dan sikap yang cocok untuk posisi kepemimpinan.
Proses ini kemudian juga diikuti dengan penelusuran rekam jejak untuk menelusuri latar belakang calon, termasuk riwayat pekerjaan dan reputasi mereka, untuk memastikan tidak ada masalah etika atau hukum yang terpendam.
Kemudian hasil ini didalami dengan wawancara untuk mendalami visi, misi, dan komitmen calon terhadap pembangunan daerah. Ini juga kesempatan untuk melihat seberapa baik mereka dapat menjawab tantangan yang dihadapi daerah.
Fit and proper test kemudian diakhiri dengan pengumuman hasil secara transparan. Hal ini perlu dilakukan agar tidak ada kecurigaan adanya manipulasi dalam proses yang dapat mengundang perpecahan antarpendukung bakal calon.
Dengan demikian, calon kepala daerah yang terpilih melalui proses seleksi yang ketat akan lebih siap dalam menjalankan tugasnya dan lebih mampu mengatasi tantangan yang dihadapi oleh daerahnya.
Hal ini tidak hanya akan meningkatkan kualitas pemerintahan daerah, tetapi juga akan membangun kepercayaan publik terhadap proses pemilihan dan pejabat yang terpilih.
Selain itu, dengan memperketat seleksi calon kepala daerah, kita tidak hanya berupaya memperbaiki kualitas pemimpin yang akan terpilih, tetapi juga menjaga masa depan daerah dan kesejahteraan rakyat.
Pemimpin yang kompeten dan berintegritas akan mampu mengelola sumber daya daerah dengan baik, mendorong pembangunan berkelanjutan, dan memastikan bahwa kebijakan yang diambil benar-benar berpihak pada kepentingan masyarakat.
Perlu dipahami, kontestasi Pilkada adalah momen penting bagi demokrasi. Namun tanpa reformasi seleksi yang ketat dan transparan, kita akan terus menghadapi risiko terpilihnya kepala daerah yang tidak kompeten dan bermasalah.
Partai politik harus lebih bertanggung jawab dalam memilih kandidat, dengan mengedepankan kualitas dan integritas. Seleksi calon kepala daerah harus mengikuti mekanisme seleksi pejabat publik lainnya, termasuk fit and proper test yang ketat.
Dengan demikian, kita bisa berharap bahwa Pilkada tidak hanya menjadi ajang demokrasi formalitas, tetapi juga benar-benar melahirkan pemimpin yang mampu membawa perubahan positif dan memajukan daerah dengan integritas dan dedikasi penuh.
Tanpa reformasi ini, kita hanya akan mengulang kesalahan yang sama, dan masyarakat akan terus menjadi korban dari pemimpin yang tidak layak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.