Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politikus PDI-P Ingatkan Pemerintah Hati-hati dalam Penegakan Hukum

Kompas.com - 29/06/2024, 12:24 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Politikus PDI-P Adian Napitupulu mewanti-wanti Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan aparat penegak hukum seperti Kapolri serta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk berhati-hati dan tidak bermain-main dalam penegakan hukum.

Hal itu disampaikan Adian ihwal Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto yang belakangan dibelit kasus Harun Masiku oleh KPK dan kasus dugaan penyebaran berita bohong di Polda Metro Jaya.

Menurutnya, kasus itu sudah lama tapi kembali dimunculkan.

"Peristiwa itu terjadi sudah ada tersangkanya, sudah menjalani proses hukuman, sudah berjalan empat tahun, kalau salah dikoreksi. Sudah berjalan empat tahun, tiba-tiba muncul lagi. Kan kita jadi bertanya-tanya gitu, 'Eh, lu enggak punya kerjaan lain apa? Lu enggak punya masalah lain apa?" ucap Adian dalam focus group discussion di kawasan Jakarta Selatan, Jumat (28/6/2024).

Baca juga: Politikus PDI-P Nilai Pemeriksaan Hasto Erat dengan Politik Hukum, Anggap Kasus Harun Masiku Musiman

Dari banyak pertanyaan itu, lanjut Adian, bisa saja menimbulkan persepsi aparat penegak hukum terkesan tebang pilih menyudutkan pihak tertentu.

Dalam hal ini, Adian melihat aparat penegak hukum tebang pilih untuk mengaitkan Hasto dalam kasus Harun Masiku.

Namun, Adian menyayangkan jika aparat penegak hukum memang berbuat demikian. Sebab akan berdampak pada penurunan kepercayaan masyarakat terhadap penegakan hukum di Indonesia.

"Muaranya pada apa? Pada trust, kepercayaan. Nah kalau kemudian negara kepercayaannya sudah terkikis pelan-pelan, lalu datanglah krisis ekonomi hati-hati," ujar Adian.

"Rakyat enggak tahu mau percaya sama siapa, pengusaha enggak tahu mau percaya sama siapa, buruh enggak tahu mau percaya sama siapa, politisi itu tidak tahu mau percaya sama siapa, penegak hukum pun saling tidak tahu mau percaya sama siapa," sambungnya.

Baca juga: Soal Harun Masiku, Wakil Ketua KPK Ingatkan Penyidik Tak Ikuti Arahan Eksternal: Kalau Ketahuan Saya Pecat!

Anggota DPR Fraksi PDI-P ini mengatakan, kepercayaan rakyat akan penegak hukum pun akan hilang.

Di lain sisi, Adian juga memprediksi hilangnya kepercayaan itu akan berimplikasi pada perekonomian negara.

Lagi-lagi, menurut dia, rakyat yang akan menjadi korban. Maka ia meminta Presiden Jokowi, Kapolri dan KPK berhati-hati dalam penegakan hukum.

"Kalau begitu lewat forum ini saya mau sampaikan pada Presiden Jokowi, pada Kapolri, KPK dan sebagainya, hati-hati. Saya enggak mau peristiwa lama berulang lagi, kenapa? karena pejabat kita tidak tahu kapan harus berkata cukup," pungkas Adian.

Baca juga: Moeldoko Yakin Aparat Mampu Tangkap Harun Masiku dalam Waktu Dekat

Sebagai informasi, Hasto dipanggil Polda Metro Jaya untuk memberikan keterangan atas pelaporan terkait dugaan menebarkan berita bohong kepada publik.

Ucapan Hasto di sebuah wawancara stasiun televisi disebut-sebut memunculkan aksi demonstrasi di sejumlah wilayah di Jakarta beberapa waktu lalu. Atas hal itu, ia dilaporkan ke Polda Metro Jaya.

Tak berselang lama, Hasto dipanggil KPK untuk menjadi saksi.

KPK mengaku ingin mendalami Hasto terkait informasi keberadaan Harun Masiku, eks kader PDI-P yang merupakan tersangka dugaan suap dan masuk daftar pencarian orang (DPO) karena melarikan diri.

Harun diduga menyuap eks Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wahyu Setiawan dan eks Anggota Bawaslu Ronnyiani Tio Fridelina, untuk memuluskan langkahnya menjadi anggota DPR melalui pergantian antar waktu (PAW).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

514 DPC PDI-P Bakal Ikut Gugat Penyidik KPK ke PN Jakarta Selatan

514 DPC PDI-P Bakal Ikut Gugat Penyidik KPK ke PN Jakarta Selatan

Nasional
PPP Sebut Muktamar Masih Sesuai Jadwal pada 2025

PPP Sebut Muktamar Masih Sesuai Jadwal pada 2025

Nasional
Ketua KPK: Tak Ada Wacana Harun Masiku Ditangkap dalam Sepekan, Satgas Terus Bekerja

Ketua KPK: Tak Ada Wacana Harun Masiku Ditangkap dalam Sepekan, Satgas Terus Bekerja

Nasional
Bahas Kerja Sama, Wapres Terima Kunjungan Badan Pelayanan Publik dan Inovasi Sosial Azerbaijan

Bahas Kerja Sama, Wapres Terima Kunjungan Badan Pelayanan Publik dan Inovasi Sosial Azerbaijan

Nasional
KPU Akomodasi Putusan MA, PSI: Tak Ada Kaitan dengan Kami

KPU Akomodasi Putusan MA, PSI: Tak Ada Kaitan dengan Kami

Nasional
Ingatkan Cagub Kejutan Bisa Menang di Jakarta, Habiburokhman: Dulu Jokowi, Anies Juga

Ingatkan Cagub Kejutan Bisa Menang di Jakarta, Habiburokhman: Dulu Jokowi, Anies Juga

Nasional
Menko Polhukam Minta Kementerian 'Back Up' Data hingga Empat Lapis

Menko Polhukam Minta Kementerian "Back Up" Data hingga Empat Lapis

Nasional
Tim Hukum PDI-P Gugat Penyidik KPK ke PN Jakarta Selatan

Tim Hukum PDI-P Gugat Penyidik KPK ke PN Jakarta Selatan

Nasional
Cucun Sebut Peningkatan Citra Positif Polri Harus Diimbangi dengan Perbaikan Layanan 

Cucun Sebut Peningkatan Citra Positif Polri Harus Diimbangi dengan Perbaikan Layanan 

Nasional
Cak Imin: Kita Lagi Memantapkan Siapa Pasangan Anies di Jakarta

Cak Imin: Kita Lagi Memantapkan Siapa Pasangan Anies di Jakarta

Nasional
Prabowo Operasi Kaki Kiri, Gerindra: Kecelakaan Tahun 80-an di Timor Timur, Akibatnya Puluhan Tahun Kemudian

Prabowo Operasi Kaki Kiri, Gerindra: Kecelakaan Tahun 80-an di Timor Timur, Akibatnya Puluhan Tahun Kemudian

Nasional
 Kuasa Hukum Bantah Firli Bahuri Terima Rp 1,3 Miliar dari SYL

Kuasa Hukum Bantah Firli Bahuri Terima Rp 1,3 Miliar dari SYL

Nasional
Ketika 2 Pimpinan KPK Ungkap Koordinasi dengan Polri dan Kejaksaan Tak Berjalan Baik...

Ketika 2 Pimpinan KPK Ungkap Koordinasi dengan Polri dan Kejaksaan Tak Berjalan Baik...

Nasional
Jokowi Tugaskan Luhut Bentuk Tim Pengkaji 'Family Office'

Jokowi Tugaskan Luhut Bentuk Tim Pengkaji "Family Office"

Nasional
Jokowi Gelar Rapat Bahas Rencana Pemindahan ASN ke IKN

Jokowi Gelar Rapat Bahas Rencana Pemindahan ASN ke IKN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com