Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Budiman Tanuredjo
Wartawan Senior

Wartawan

Berharap Substansi Pertemuan Prabowo dan Megawati

Kompas.com - 06/04/2024, 06:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pertama, dunia sedang dihadapi kian berkembangnya ideologi neoliberalisme. Umat manusia terpecah antara winner dan loser.

Di Indonesia, bisa disaksikan yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin tertinggal. Kesenjangan sosial makin kentara.

Dunia terbagi antara negara yang bisa menarik modal dan akan maju terus. Sementara sejumlah negara Afrika berpotensi menjadi failed state.

Akibat dari praktik neoliberalisme, muncul ketelantaran dan keputusasaan. Gelombang pengungsi terjadi di sejumlah tempat. Cepat atau lambat akan menjadi masalah besar bagi dunia.

Tantangan ketiga adalah ekstremisme ideologis-agamis. Di sejumlah negara Afrika, banyak negara kacau. Keamanan tak terjamin. Aparat keamanan tak bisa lagi mengelola wilayahnya.

Kegagalan demokrasi, kegagalan menciptakan kedamaian dan kesejahteraan, bisa memunculkan kekerasan, intoleransi, eksklusivisme, dan terorisme.

Tantangan keempat adalah keambrukan lingkungan hidup alami. Jika sampai tahun 2030 pembatasan kenaikan suhu udara pada 1,5 derajat celsius tak tercapai, malapetaka global tak terhindarkan.

Tantangan kelima adalah perkembangan artificial intelligence. Apakah perkembangan artificial intelligence akan memperbesar kesenjangan sosial atau seperti apa.

Dan, bagaimana dengan nasib manusia itu sendiri. Terbayangkan era post-human yang bakal terbentuk?

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dalam acara Gagas RI pernah juga mengemukakan. Kemiskinan, kesenjangan sosial-ekonomi merupakan masalah kemanusiaan besar yang tidak boleh dibiarkan atau dipandang sebagai masalah pinggiran.

Apalagi jika ketiga masalah itu berdampingan dengan pragmatisme politik yang melahirkan oligarki, transaksi politik sesaat, korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan, serta berbagai bentuk eksploitasi. Itu semua menggambarkan keserakahan manusia di era post-kolonialisme.

Haedar menyebut tiga agenda krusial bangsa. Pertama, korupsi yang menggila. Kedua, utang luar negeri mendekati angka Rp 8.000 triliun yang menurut pemerintah tetap dalam posisi aman terkendali, tetapi bagi pihak lain mencemaskan. Ketiga, kesenjangan ekonomi dan kemiskinan.

Revolusi Mental manusia Indonesia yang pernah digagas Presiden Jokowi seharusnya menjadi agenda pembangunan manusia Indonesia. Sayang, Revolusi Mental sepertinya hanya untuk political marketing belaka, yang tidak serius dijalankan.

Manusia Indonesia 2024 boleh jadi masih sama dengan pidato kebudayaan Mochtar Lubis tahun 1977.

Wajah Manusia Indonesia versi Mochtar Lubis adalah (1) hipokrit dan munafik, (2) Enggan bertanggung jawab atas perbuatannya, (3) berjiwa feodal, (4) percaya takhyul, (5) artistic, (6) berwatak lemah.

Bukankah peristiwa politik kontemporer mempertegaskan ciri khas manusia Indonesia ini.

Dalam keprihatinan bangsa seperti itulah, rasanya pertemuan Prabowo-Megawati menjadi relevan. Pertemuan untuk merumuskan peta jalan melanjutkan pembangunan manusia Indonesia, bukan hanya sekadar power sharing belaka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sri Mulyani Cermati Dampak Kematian Presiden Iran terhadap Ekonomi RI

Sri Mulyani Cermati Dampak Kematian Presiden Iran terhadap Ekonomi RI

Nasional
Menteri ATR/Kepala BPN Serahkan 356 Sertifikat Tanah Elektronik untuk Pemda dan Warga Bali

Menteri ATR/Kepala BPN Serahkan 356 Sertifikat Tanah Elektronik untuk Pemda dan Warga Bali

Nasional
Pernah Dukung Anies di Pilkada DKI 2017, Gerindra: Itu Sejarah, Ini Sejarah Baru

Pernah Dukung Anies di Pilkada DKI 2017, Gerindra: Itu Sejarah, Ini Sejarah Baru

Nasional
Pemerintah Akan Evaluasi Subsidi Energi, Harga BBM Berpotensi Naik?

Pemerintah Akan Evaluasi Subsidi Energi, Harga BBM Berpotensi Naik?

Nasional
MK Tolak Gugatan Anggota DPR Fraksi PAN ke 'Crazy Rich Surabaya'

MK Tolak Gugatan Anggota DPR Fraksi PAN ke "Crazy Rich Surabaya"

Nasional
Wapres Harap Ekonomi dan Keuangan Syariah Terus Dibumikan

Wapres Harap Ekonomi dan Keuangan Syariah Terus Dibumikan

Nasional
Wapres Sebut Kuliah Penting, tapi Tak Semua Orang Harus Masuk Perguruan Tinggi

Wapres Sebut Kuliah Penting, tapi Tak Semua Orang Harus Masuk Perguruan Tinggi

Nasional
BNPB: 2 Provinsi dalam Masa Tanggap Darurat Banjir dan Tanah Longsor

BNPB: 2 Provinsi dalam Masa Tanggap Darurat Banjir dan Tanah Longsor

Nasional
Pimpinan KPK Alexander Marwata Sudah Dimintai Keterangan Bareskrim soal Laporan Ghufron

Pimpinan KPK Alexander Marwata Sudah Dimintai Keterangan Bareskrim soal Laporan Ghufron

Nasional
Drama Nurul Ghufron Vs Dewas KPK dan Keberanian Para 'Sesepuh'

Drama Nurul Ghufron Vs Dewas KPK dan Keberanian Para "Sesepuh"

Nasional
Di Hadapan Jokowi, Kepala BPKP Sebut Telah Selamatkan Uang Negara Rp 78,68 Triliun

Di Hadapan Jokowi, Kepala BPKP Sebut Telah Selamatkan Uang Negara Rp 78,68 Triliun

Nasional
Hadapi Laporan Nurul Ghufron, Dewas KPK: Kami Melaksanakan Tugas

Hadapi Laporan Nurul Ghufron, Dewas KPK: Kami Melaksanakan Tugas

Nasional
MK Tolak Gugatan PPP Terkait Perolehan Suara di Jakarta, Jambi, dan Papua Pegunungan

MK Tolak Gugatan PPP Terkait Perolehan Suara di Jakarta, Jambi, dan Papua Pegunungan

Nasional
11 Korban Banjir Lahar di Sumbar Masih Hilang, Pencarian Diperluas ke Perbatasan Riau

11 Korban Banjir Lahar di Sumbar Masih Hilang, Pencarian Diperluas ke Perbatasan Riau

Nasional
Perindo Resmi Dukung Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jatim 2024

Perindo Resmi Dukung Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jatim 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com