Kala itu, Kaesang mengaku mendapatkan wejangan khusus dari ayahnya.
Jokowi juga mengaku telah lama menyukai PSI, bahkan sebelum anak bungsunya memimpin parpol yang berdiri 16 November sepuluh tahun lalu.
“Yang pertama, saya sudah sejak dahulu senang dengan PSI,” kata Jokowi.
Ia menganggap PSI merupakan parpol yang menampung banyak kader anak muda dan cukup vokal memperjuangkan aspirasi di kancah politik Tanah Air.
“Juga berani bersuara, itu saya senang,” ucap dia.
Pakar Komunikasi Politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Nyarwi Ahmad menilai, hasil perolehan suara PSI sampai saat ini menunjukan peran Jokowi saja tak cukup untuk membuat parpol itu melenggang lolos ke Senayan.
Menurut dia, ada sejumlah faktor yang membuat raihan suara PSI pada Pileg 2024 belum mencapai ambang batas parlemen.
Pertama, basis akar rumput PSI yang belum cukup kuat. Ia menjelaskan, pileg lebih kompleks ketimbang pilpres, sehingga mengandalkan popularitas Kaesang saja tak cukup.
“Mungkin ya, tadi yang disebut Kaesang sebagai public figure, masuknya Kaesang sebagai ketua umum kan belum lama juga dan untuk pileg saya kira kan beda dengan pilkada atau pilpres,” tutur Nyarwi pada Kompas.com, Kamis (7/3/2024).
Baca juga: Dugaan Penggelembungan Suara PSI, Menko Polhukam: Masih Diduga, Harus Dibuktikan
Meski punya Kaesang sebagai nakhoda di tingkat pusat, PSI dianggap belum punya banyak tokoh berpengaruh di tingkat daerah.
Padahal, salah satu yang bakal mempengaruhi konstituen adalah pengaruh tokoh-tokoh di akar rumput.
“Menurut saya, basis akar rumput, itu memang perlu. Betul bahwa akses pada internet dan sosial media terus meningkat, tapi kalau kita lihat dengan banyaknya para tokoh yang terbaru misalnya dalam pileg, tentu membutuhkan model-model kampanye yang saling melengkapi,” papar dia.
“Sosial media penting tapi kan tidak cukup, dia harus dilengkapi dengan model-model sosialisasi dan kampanye yang saya kira interpersonal ke kelompok,” ucap dia.
Ia juga melihat bahwa PSI belum dilengkapi dengan para calon legislatif (caleg) yang memiliki pengaruh cukup luas dan kuat di masyarakat.
“Pileg itu kan referensinya figur-figur caleg ya selain partai dan kehadiran atau keberadaan partai itu saya kira butuh waktu. Daya jangkau PSI saya kira masih cukup lemah di sana,” kata dia.
Baca juga: Ditemukan Surat Suara Bertuliskan “Maling” di TPS Kaesang