Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Rakyat Ingin Beras Semudah Saat Kampanye...

Kompas.com - 26/02/2024, 07:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Terima kasih ada kayak gini ya pak, kalau bisa sih sering-sering gitu soalnya kita rakyat kecil kalau harga beras sampai Rp 17-18 (ribu) kan berat,” – Sri Maryati, warga Grobogan, Jawa Tengah.

HARAPAN sekaligus “jeritan” Sri Maryati kini seakan menjadi representasi dari suara-suara kepedihan. Pesta Pemilihan Umum (Pemilu) telah usai – walau masih banyak meninggalkan catatan kecurangan – kini rakyat disuguhkan dengan kesusahan yang mendalam.

Warga di beberapa daerah kini mulai rela antre, meluangkan waktu demi mendapatkan harga beras murah. Sejumlah warga Purwodadi, Grobogan, Jawa Tengah rela antre berdesakan demi dapat membeli satu kantong beras murah berisi 5 kilogram.

Operasi pasar yang dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Grobogan membandrol harga beras medium tersebut senilai Rp 10.200 per kilogram. Lantaran murah, warga rela berebut mendapatkan beras seharga Rp 51.000 per kantong di depan pintu bak truk.

Pemkab Grobogan menyediakan sebanyak tiga ton beras untuk operasi pasar dalam rangka membantu warga kurang mampu akibat kenaikan harga beras (Kompas.tv, 25 Februari 2024).

Tidak hanya di Grobogan, masih di Jawa Tengah tepatnya di Purworejo beras pun menjadi primadona. Harga Beras di Kabupaten Purworejo Jawa Tengah semakin mahal. Beras premium saat ini mencapai Rp 17.000 per kilogramnya.

Salah satu penjual beras di Pasar Baledono, Asfari (51) mengatakan, banyak warga yang beralih ke beras lebih murah. Salah satunya adalah beras subsidi dari pemerintah.

Beras berlabel SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) itu menjadi rebutan warga. Bahkan, pembelian beras SPHP tersebut harus antre seminggu untuk mendapatkannya (Kompas.com, 23/02/2024).

Karawang yang dikenal sebagai sentra penghasil beras di Jawa Barat, kini warganya juga dilanda “demam” antre beras.

Warga Karawang harus antre untuk membeli beras murah di Desa Pinayungan Kecamatan Telukjambe Timur, Jumat (23/2/2024).

Hanya dalam waktu satu jam, 6 ton beras ukuran 5 kilogram ludes dibeli warga. Penyelenggara bahkan harus menambah 2 ton beras lagi untuk memenuhi permintaan warga yang sudah terlanjur antre (Sindonews.com, 23 Februari 2024).

Kantor berita asing seperti BBC mencatat, pemandangan antre beras juga terjadi di Sumedang, Bandung, Bekasi, hingga Probolinggo, Jawa Timur.

Menurut Sekjen Induk Koperasi Pedagang Pasar (Inkoppas) Ngadiran, kenaikan harga beras terjadi sejak empat bulan lalu.

Semula harga beras medium Rp 9.000 - Rp 10.000 per kilogram. Harga naik pelan-pelan hingga sekarang pada Rabu (21/02/2024), menyentuh angka Rp 13.000 - Rp 14.000 per kilogram.

Sedangkan beras premium, sebelumnya berada di kisaran Rp 12.000 - Rp14.000 per kilogram. Namun merangkak terus sampai di harga Rp 17.000 - hingga Rp 18.000 per kilogram.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Nasional
Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Nasional
Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Nasional
Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Nasional
PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

Nasional
Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Nasional
Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Nasional
SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

Nasional
DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

Nasional
Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Nasional
DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

Nasional
KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait 'Food Estate' Ke Kementan

KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait "Food Estate" Ke Kementan

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Sewa 'Private Jet' SYL Rp 1 Miliar

Pejabat Kementan Tanggung Sewa "Private Jet" SYL Rp 1 Miliar

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com