Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Rakyat Ingin Beras Semudah Saat Kampanye...

Kompas.com - 26/02/2024, 07:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Saya tidak bisa membayangkan di tengah kesulitan rakyat mencari penghidupan, kini masih harus pula sengsara mencari harga beras murah. Sudah berharga mahal, langka pula.

Selama kampanye demi memikat hati rakyat agar memilih sesuai arahan dan kehendak rezim yang berkuasa, digelontarkan bantuan sosial berupa beras di mana-mana. Rakyat terbuai karena perutnya – untuk sementara waktu – dibuaikan dengan rasa kenyang.

Ketika kenyang sesaat telah usai, kini rakyat harus siap untuk bangun dari tidurnya untuk menghadapi realita yang ada. Alih-alih mendapat solusi cerdas, kita dibuat kaget dengan pernyataan pembantu presiden.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyebut tidak semua jenis beras mengalami kenaikan harga, melainkan hanya beras premium produksi lokal karena stok produksinya berkurang. Sementara beras impor masih tersedia dengan harga terjangkau.

Ketua Umum Partai Amanat Nasional itu bilang yang naik dan langka hanya beras lokal atau premium. Pemerintah telah membanjiri pasar dengan beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) subsidi komersial Bulog, mutu berasnya tidak kalah bagus.

Dengan bangganya sang menteri itu menyebut pemerintah telah impor hampir 4 juta ton, on going 2 juta lebih, sementara stok Bulog 1,4 juta ton.

Dia malah menyarankan masyarakat agar beralih dari beras premium petani lokal menjadi beras Bulog dari luar negeri seperti Vietnam dan Pakistan yang harganya tidak naik karena dijamin pemerintah.

Sebagai informasi, harga SPHP di Rp 10.900,- per kilogram untuk Pulau Jawa-Bali-Sumatra (Cnbcindonesia.com, 20 Februari 2024).

Ketika komoditi menjadi langka, maka langkah impor menjadi pembenar dan sekali lagi, petani lokal tidak menjadi “tuan” di negerinya sendiri. Rakyat disuruh makan beras murah, maka yang berkuasa boleh makan beras berharga mahal.

Saya jadi teringat dengan gemblengan mendiang George Aditjondro saat saya sebagai aktivis pers kampus Warta Universitas Indonesia menghadiri pertemuan di Jakarta sekitar 1997.

Aditjondro selalu mewanti-wanti agar kalangan muda untuk mencermati “politik beras” yang selalu digunakan rezim Orde Baru untuk membungkam suara kritis rakyatnya.

Kestabilan politik di rezim Soeharto selalu ditopang dengan ketersedian beras yang dibutuhkan rakyatnya. Selama beras tersedia dan terjangkau dengan daya beli rakyatnya, maka kekuasaan bisa berjalan tanpa gangguan.

Anggap saja kelangkaan beras saat ini sebagai “raison d’etre” jelang pelaksanaan program makan siang dan susu gratis yang akan dijalankan oleh rezim yang baru.

Sebagian rakyat yang telah memilih presiden dan wakilnya tentu berharap – entah apa namanya kelak – Kementerian Urusan Katering atau Kementerian Pembagian Makan Siang & Susu Gratis bisa mengatasi solusi rakyat yang lapar.

Rakyat yang lapar kini butuh beras semudah saat kampanye kemarin, yang dibanjiri beras Bansos di mana-mana.

Kenapa saat kampanye beras berlimpah dan saat yang “dimenangkan” tertawa renyah malah beras menjadi langka?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Nasional
Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Nasional
Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Nasional
Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Nasional
PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

Nasional
KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

Nasional
Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Nasional
Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Nasional
Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Nasional
Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Nasional
Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Nasional
Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Nasional
Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan 'Food Estate'

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan "Food Estate"

Nasional
Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com