Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jannus TH Siahaan
Doktor Sosiologi

Doktor Sosiologi dari Universitas Padjadjaran. Pengamat sosial dan kebijakan publik. Peneliti di Indonesian Initiative for Sustainable Mining (IISM). Pernah berprofesi sebagai Wartawan dan bekerja di industri pertambangan.

Perjalanan AHY: Didepak Anies, Dirangkul Prabowo, Diajak "Magang" Jokowi

Kompas.com - 23/02/2024, 05:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Sementara pada pemilihan tahun 2019, SBY, AHY, dan Partai Demokrat setengah hati memberikan dukungan kepada Prabowo-Sandi, yang membuat Partai Demokrat semakin kesulitan dalam mengarungi arena politik pasca-Prabowo-Sandi kalah dalam pilpres.

Saat Prabowo menerima pinangan Jokowi untuk duduk di dalam kabinet pemerintahan, Partai Demokrat semakin serba salah dan semakin tidak solid.

Bahkan setelah itu, sempat diacak-acak oleh Moeldoko bersama kader-kader lama Partai Demokrat yang kecewa dengan SBY. Beruntung bagi AHY, Partai Demokrat selamat dari gempuran dan AHY bertahan sebagai ketua umum.

Namun setelah melalui banyak tantangan selama hampir sepuluh tahun, SBY, AHY, dan Partai Demokrat nampaknya telah belajar banyak.

Sehingga pada pemilihan kali ini, setelah "dikerjai" oleh Anies dan Surya Paloh, Partai Demokrat berubah total. Tak ada lagi ambiguitas politik atau dukungan setengah hati.

AHY terlihat lebih aktif dan sering tampil bersama elite partai Koalisi pendukung Prabowo - Gibran dan sangat aktif dalam memobilisasi kader-kadernya untuk memenangkan paslon Prabowo - Gibran.

Dan yang lebih menarik lagi, AHY dan Partai Demokrat bersedia secara sadar menjadikan SBY sebagai latar politik Prabowo - Gibran.

Walhasil, SBY terlibat sangat aktif turun ke lapangan dalam menggalang kekuatan politik dari bawah, terutama di Jawa Timur, untuk mendukung kemenangan Prabowo-Gibran.

SBY dan Partai Demokrat memang benar-benar serius dalam menyiapkan panggung politik untuk Prabowo di kandang-kandang Partai Demokrat.

Dan beruntungnya, entah karena belajar dari kesalahan Partai Nasdem dan Anies Baswedan, Prabowo justru memberikan penghormatan yang sangat besar kepada SBY, AHY, dan Partai Demokrat, layaknya perlakuan politik Prabowo kepada Partai Golkar dan PAN, dua partai besar lainnya yang berada di gerbong Prabowo - Gibran.

Sikap Prabowo yang demikian, sebagaimana telah dibahas oleh banyak pengamat politik, memang berisiko secara elektoral kepada Partai Gerindra, karena efek ekor jas dari Prabowo justru menyebar secara merata ke Partai Golkar, PAN, dan Partai Demokrat. Sementara suara Partai Gerindra justru terbilang stagnan.

Pun tidak dapat dipungkiri bahwa kenyamanan SBY, AHY, dan Partai Demokrat kali ini membuat semua elemen partai bergerak secara serius dan dinamis.

Hal itu bisa terjadi tentu karena Partai Demokrat dianggap sebagai kolaborator, mitra setara dan strategis, bukan sebagai subordinat, meskipun bergabung terlambat, sehingga berhasil membuat Partai Demokrat merasa betah di rumah koalisi barunya.

Nampaknya memang relasi politik yang bersifat kolaboratif tersebut membuat Partai Demokrat ikut berperan penting dalam memenangkan Prabowo - Gibran di Jawa Timur.

Relasi setara dan kolaboratif membuat SBY secara sadar dan rasional turun gunung, berpidato berapi-api di depan massa, mempertegas kedekatannya dengan Prabowo, lalu berhasil meyakinkan kader-kader Partai Demokrat se-Jawa Timur untuk serius dalam memenangkan pasangan Prabowo-Gibran.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Nasional
Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Nasional
Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Nasional
Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Nasional
Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Nasional
Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Nasional
Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Nasional
Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Nasional
PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

Nasional
Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Nasional
Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Nasional
SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

Nasional
DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

Nasional
Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com