Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Timnas Anies Sebut "Quick Count" Tak Mengonfirmasi Kecurangan, Tak Bisa Jadi Dasar Pijakan

Kompas.com - 16/02/2024, 17:53 WIB
Tatang Guritno,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Dewan Pakar Tim Nasional (Timnas) Pemenangan Anies-Muhaimin (Amin) Bambang Widjojanto mengaku tak mempercayai hasil hitung cepat sementara atau quick count sejumlah lembaga survei.

Baginya, salah satu yang menjadi persoalan adalah quick count tak bisa membuktikan berbagai kecurangan yang terjadi.

“Saya tidak ingin memperdebatkan metodologi quick count, cuma saya ingin mempersoalkan quick count yang secara kuantiti, harusnya secara metodologis ada di 400 (tempat pemungutan suara) per provinsi, apakah metodologi itu diikuti? Satu, diduga tidak (dilakukan),” ujar Bambang di Rumah Koalisi Perubahan, Jalan Brawijaya 10, Jakarta Selatan, Jumat (16/2/2024).

Baca juga: Jokowi Beri Selamat Prabowo-Gibran, Anies: Biar Masyarakat Menilai

“Terus kedua, quick count itu tidak juga mengonfirmasi hal-hal yang tadi, bersifat kecurangan tadi. Angka-angka itu. Nah sekarang pertanyaannya, apakah kita percaya pada quick count yang secara metodologis dichallange dengan dua hal tadi?” kata dia lagi.

Sebelumnya, Timnas Pemenangan Amin sempat memaparkan sejumlah data perhitungan suara yang diduga mengandung kecurangan.

Sebab, terdapat sejumlah TPS yang angka tertera di form C1 dan tabulasi penghitungan di Komisi Pemilihan Umum (KPU) berbeda.

Baca juga: Tanggapi Pernyataan Gibran yang Ingin Bertemu, Anies: Nanti Saja

Di sisi lain, ia menekankan jangan sampai hasil quick count mempengaruhi pandangan publik soal pemenang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Sebab, yang harus ditunggu tetap saja penghitungan resmi dari KPU.

“Fakta menunjukan quick count itu sudah menggiring persepsi orang terhadap kemenangan pemilu ini, dengan mengabaikan kecurangan-kecurangan,” tutur dia.

Terakhir, Bambang menekankan pada para pembuat quick count apakah bakal tetap berpegang pada hasil yang muncul ketika banyak kecurangan terjadi di lapangan.

Baca juga: TKN: Prabowo Mau Datangi Kubu Anies dan Ganjar, Bakal Dirangkul

“Sekarang pertanyaan harus dibalikan sama surveyor, kalau lo bikin quick count dan kemudian basiusnya dipenuhi kecurangan, kamu masih mau enggak menjadikan quick count tersebut menjadi dasar buat berpijak? Kan begitu,” imbuh dia.

Diketahui hasil quick count sejumlah lembaga survei menunjukan bahwa calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka mendapatkan perolehan suara terbanyak.

Sementara, capres-cawapres nomor urut 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar di urutan kedua dan capres-cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD berada di peringkat ketiga perolehan suara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggapi Keluhan Warga, Mensos Risma Gunakan Teknologi dalam Pencarian Air Bersih

Tanggapi Keluhan Warga, Mensos Risma Gunakan Teknologi dalam Pencarian Air Bersih

Nasional
Profil Fahri Bachmid Gantikan Yusril Ihza Mahendra Jadi Ketum PBB

Profil Fahri Bachmid Gantikan Yusril Ihza Mahendra Jadi Ketum PBB

Nasional
Ibu Negara Beli Batik dan Gelang di UMKM Mitra Binaan Pertamina

Ibu Negara Beli Batik dan Gelang di UMKM Mitra Binaan Pertamina

Nasional
GWK Jadi Lokasi Jamuan Makan Malam WWF Ke-10, Luhut: Sudah Siap Menyambut Para Tamu

GWK Jadi Lokasi Jamuan Makan Malam WWF Ke-10, Luhut: Sudah Siap Menyambut Para Tamu

Nasional
Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

Nasional
Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

Nasional
PDI-P Dianggap Tak Solid, Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

PDI-P Dianggap Tak Solid, Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

Nasional
Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

Nasional
Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Nasional
Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Nasional
Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com