Baginya, salah satu yang menjadi persoalan adalah quick count tak bisa membuktikan berbagai kecurangan yang terjadi.
“Saya tidak ingin memperdebatkan metodologi quick count, cuma saya ingin mempersoalkan quick count yang secara kuantiti, harusnya secara metodologis ada di 400 (tempat pemungutan suara) per provinsi, apakah metodologi itu diikuti? Satu, diduga tidak (dilakukan),” ujar Bambang di Rumah Koalisi Perubahan, Jalan Brawijaya 10, Jakarta Selatan, Jumat (16/2/2024).
“Terus kedua, quick count itu tidak juga mengonfirmasi hal-hal yang tadi, bersifat kecurangan tadi. Angka-angka itu. Nah sekarang pertanyaannya, apakah kita percaya pada quick count yang secara metodologis dichallange dengan dua hal tadi?” kata dia lagi.
Sebelumnya, Timnas Pemenangan Amin sempat memaparkan sejumlah data perhitungan suara yang diduga mengandung kecurangan.
Sebab, terdapat sejumlah TPS yang angka tertera di form C1 dan tabulasi penghitungan di Komisi Pemilihan Umum (KPU) berbeda.
“Fakta menunjukan quick count itu sudah menggiring persepsi orang terhadap kemenangan pemilu ini, dengan mengabaikan kecurangan-kecurangan,” tutur dia.
Terakhir, Bambang menekankan pada para pembuat quick count apakah bakal tetap berpegang pada hasil yang muncul ketika banyak kecurangan terjadi di lapangan.
“Sekarang pertanyaan harus dibalikan sama surveyor, kalau lo bikin quick count dan kemudian basiusnya dipenuhi kecurangan, kamu masih mau enggak menjadikan quick count tersebut menjadi dasar buat berpijak? Kan begitu,” imbuh dia.
Diketahui hasil quick count sejumlah lembaga survei menunjukan bahwa calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka mendapatkan perolehan suara terbanyak.
Sementara, capres-cawapres nomor urut 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar di urutan kedua dan capres-cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD berada di peringkat ketiga perolehan suara.
https://nasional.kompas.com/read/2024/02/16/17532631/timnas-anies-sebut-quick-count-tak-mengonfirmasi-kecurangan-tak-bisa-jadi