Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Andang Subaharianto
Dosen

Antropolog, dosen di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember, Rektor UNTAG Banyuwangi, Sekjen PERTINASIA (Perkumpulan Perguruan Tinggi Nasionalis Indonesia)

Titik Balik Revolusi Mental Jokowi

Kompas.com - 08/02/2024, 10:35 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Bahkan, dianggap reinkarnasi Orde Baru, neo-Orde Baru, karena nepotisme dan politik dinastinya. Jokowi tak lagi memesona, tak lagi menumbuhkan optimisme.

Titik balik itu secara terang-benderang terjadi sejak Jokowi akhirnya merestui putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka, sebagai calon wakil presiden (cawapres) berpasangan dengan calon presiden (capres) Prabowo Subianto. Padahal, pintu yang dilalui Gibran bermasalah dari sisi etika.

Gibran dapat menjadi cawapres Prabowo setelah Mahkaman Konstitusi (MK) mengubah syarat capres dan cawapres.

Putusan MK itu dinilai melanggar etika, sehingga Ketua MK Anwar Usman dicopot dari jabatannya oleh Mahkamah Kehormatan MK (MKMK).

Ia dinilai melakukan pelanggaran etik berat, karena ikut mengadili norma yang menguntungkan keponakannya, Gibran.

Saat MK dikritik keras oleh publik, terutama ahli hukum, dan mengundang keprihatinan banyak kalangan, sebenarnya Jokowi masih memiliki kesempatan agar revolusi mentalnya tidak mengalami titik balik.

Yakni, tidak mengizinkan putra sulungnya melanjutkan proses pendaftaran calon di Komisi Pemilihan Umum (KPU). Meski terbuka jalan buat sang putra sebagai cawapres, tapi jalan itu bisa diabaikan.

Namun, sayang sekali, Jokowi tak mengambil kesempatan tersebut. Jokowi tak nge-rem. Gibran melenggang dan diproses oleh KPU sebagai cawapres Prabowo. Pasangan Prabowo-Gibran lalu mendapatkan nomor 2.

Namun, belakangan tindakan KPU menerima pendaftaran pasangan Prabowo-Gibran ternyata juga melanggar etika menurut Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP). Akibat tindakan itu, ketua dan anggota KPU diberi sanksi peringatan keras oleh DKPP.

Jadi, ada dua pelanggaran etika pada proses pencalonan pasangan Prabowo-Gibran. Pertama di lembaga MK dan kedua di KPU.

Sejak itu kritik makin keras dan meluas. Belakangan muncul pula kritik dan seruan moral dari kalangan sivitas akademika berbagai perguruan tinggi di Indonesia.

Sepanjang era reformasi baru kali ini kalangan sivitas akademika merespons fenomena politik secara masif.

Lima kali pemilu legislatif dan empat kali pilpres tak ada suara gemuruh dari kampus. Pemilu berlangsung damai dan aman, meski Pilpres 2019 diikuti Jokowi selaku petahana.

Titik balik revolusi mental Jokowi terjadi, karena proses pencalonan pasangan Prabowo-Gibran dinilai menabrak aturan dan etika politik yang mestinya dijunjung tinggi dalam praktik demokrasi. Kepentingan kekuasaan ditengarai lebih dikedepankan daripada hukum dan moralitas.

Publik lalu khawatir dan cemas terhadap arah kekuasaan akan menuju politik tirani. Kekuasaan dicurigai telah dan akan memanfaatkan lembaga hukum, menyalahgunakan birokrasi dan aparat negara.

Bahkan juga anggaran negara untuk kemenangan pasangan tertentu, misalnya dalam bentuk bantuan sosial (bansos).

Dari sudut revolusi mental tentu saja bertolak belakang dengan nilai-nilai yang sejak awal ditumbuhkan Jokowi. Dan, Jokowi tak nge-rem.

Titik balik revolusi mental Jokowi telah terjadi. Kepatuhan pada hukum dan etika, persatuan-kesatuan yang menjadi nilai esensial revolusi mental terancam. Optimisme bangsa pun terancam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKB Akui Pertimbangkan Airin Jadi Bacagub di Pilkada Banten 2024

PKB Akui Pertimbangkan Airin Jadi Bacagub di Pilkada Banten 2024

Nasional
Bantah Dapat Jatah 4 Menteri dari Prabowo, PAN: Jangan Tanggung-tanggung, 6 Lebih Masuk Akal

Bantah Dapat Jatah 4 Menteri dari Prabowo, PAN: Jangan Tanggung-tanggung, 6 Lebih Masuk Akal

Nasional
Kisah Runiti Tegar Berhaji meski Suami Meninggal di Embarkasi

Kisah Runiti Tegar Berhaji meski Suami Meninggal di Embarkasi

Nasional
Jokowi Mengaku Tak Bahas Rencana Pertemuan dengan Megawati Saat Bertemu Puan di Bali

Jokowi Mengaku Tak Bahas Rencana Pertemuan dengan Megawati Saat Bertemu Puan di Bali

Nasional
Soal Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Menkes Sebut WHO Sudah Ingatkan Risikonya

Soal Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Menkes Sebut WHO Sudah Ingatkan Risikonya

Nasional
Kemendikbud Akan Turun Periksa Kenaikan UKT, Komisi X DPR: Semoga Bisa Jawab Kegelisahan Mahasiswa

Kemendikbud Akan Turun Periksa Kenaikan UKT, Komisi X DPR: Semoga Bisa Jawab Kegelisahan Mahasiswa

Nasional
TII Serahkan Petisi Pansel KPK, Presiden Jokowi Didesak Pilih Sosok Berintegritas

TII Serahkan Petisi Pansel KPK, Presiden Jokowi Didesak Pilih Sosok Berintegritas

Nasional
Dilaporkan Nurul Ghufron ke Polisi, Ketua Dewas KPK: Ini Tidak Mengenakkan

Dilaporkan Nurul Ghufron ke Polisi, Ketua Dewas KPK: Ini Tidak Mengenakkan

Nasional
Tak Takut Dilaporkan ke Bareskrim, Dewas KPK: Orang Sudah Tua, Mau Diapain Lagi Sih?

Tak Takut Dilaporkan ke Bareskrim, Dewas KPK: Orang Sudah Tua, Mau Diapain Lagi Sih?

Nasional
Kemendikbud Kini Sebut Pendidikan Tinggi Penting, Janji Buka Akses Luas untuk Publik

Kemendikbud Kini Sebut Pendidikan Tinggi Penting, Janji Buka Akses Luas untuk Publik

Nasional
26 Tahun Reformasi, Aktivis 98 Pajang Nisan Peristiwa dan Nama Korban Pelanggaran HAM

26 Tahun Reformasi, Aktivis 98 Pajang Nisan Peristiwa dan Nama Korban Pelanggaran HAM

Nasional
Permohonan Dinilai Kabur, MK Tak Dapat Terima Gugatan Gerindra Terkait Dapil Jabar 9

Permohonan Dinilai Kabur, MK Tak Dapat Terima Gugatan Gerindra Terkait Dapil Jabar 9

Nasional
Dewas KPK Heran Dilaporkan Ghufron ke Bareskrim Polri

Dewas KPK Heran Dilaporkan Ghufron ke Bareskrim Polri

Nasional
Wapres Kunker ke Mamuju, Saksikan Pengukuhan KDEKS Sulawesi Barat

Wapres Kunker ke Mamuju, Saksikan Pengukuhan KDEKS Sulawesi Barat

Nasional
Momen Jokowi Jadi Fotografer Dadakan Delegasi Perancis Saat Kunjungi Tahura Bali

Momen Jokowi Jadi Fotografer Dadakan Delegasi Perancis Saat Kunjungi Tahura Bali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com