JAKARTA, KOMPAS.com - Kordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana membantah kabar bahwa menteri-menteri anggota Kabinet Indonesia Maju diperiksa sebelum mengikuti rapat kabinet bersama Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan.
Menurut Ari, semua teknis pengamanan sebelum rapat berjalan seperti biasa sesuai standar Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).
"Tidak benar ada pemeriksaan yang diperketat bagi para menteri untuk mengikuti sidang atau rapat kabinet. Semua berjalan seperti biasa sesuai SOP Pengamanan di lingkungan Istana oleh Paspampres," ujar Ari ketika dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (31/1/2024).
Baca juga: Hasto Ungkap Suasana Ratas Kabinet Tak Nyaman Lagi, Pratikno: Semua Ngobrol, Tertawa seperti Biasa
Ari kemudian menjelaskan, bahwa akhir-akhir ini terlihat ada upaya dari beberapa pihak yang sengaja menebar atau mengorkestrasi narasi politik yang berlebihan dan tendensius terkait kabinet Presiden Jokowi.
Antara lain mulai dari isu kabinet tidak kompak, suasana kerja tidak nyaman, menteri tidak dilibatkan sidang tim penilaian akhir (TPA), menteri diperiksa ketat masuk istana sampai dengan wacana menteri minta mundur.
"Dibangun persepsi, melalui serangkaian plot cerita/narasi, seolah-olah para menteri pembantu Presiden, kecewa dengan kepemimpinan Presiden Jokowi. Narasi politik itu jelas tidak sesuai fakta yg sesungguhnya," tegasnya.
"Kalau teman-teman media mengikuti suasana menjelang sidang kabinet paripurna atau rapat terbatas kabinet, menteri-menteri ngeriung, saling sapa, ngobrol, atau bercanda satu sama lain," lanjut Ari
Baca juga: Hasto Bicara soal Nasib Jokowi Usai Lengser pada 20 Oktober
Ari pun menekankan bahwa tidak ada suasana pemilu yang terbawa di dalam rapat-rapat kabinet.
Terlebih, menurut dia, menteri-menteri yang berasal dari latar belakang partai politik yang beragam dan berada dalam koalisi pilpres yang berbeda juga saling berkomunikasi dengan akrab.
Selain itu, silaturahim antarmenteri tetap terjalin dengan baik tanpa harus terganggu situasi politik jelang pemilu.
"Proses pengambilan keputusan di kabinet juga dilakukan dengan melibatkan menteri-menteri terkait, sesuai dengan tema yang dibahas. Rapat kabinet dan rapat TPA disiapkan oleh Sekretaris Kabinet, Bapak Pramono Anung," kata Ari.
"Semua isu kebijakan dibahas diatas meja. Semua menteri punya kesempatan yang sama untuk menyampaikan pendapat dan gagasannya. Presiden juga membuka ruang-ruang perdebatan sebelum diputuskan oleh Bapak Presiden," tambahnya.
Sebelumnya, cerita soal suasana rapat menteri yang tidak nyaman dan adanya pemeriksaan sebelum rapat diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal PDI-P, Hasto Kristiyanto.
Hasto menuturkan hal tersebut menurut penjelasan Mensos Tri Rismaharini.
Menurut Hasto, Risma mengaku suasana di kabinet Jokowi sudah tidak nyaman.