JAKARTA, KOMPAS.com - Sudah 34 tahun berlalu sejak Ganjar Pranowo tak lagi membesut komunitas pencinta alam yang ia gawangi di Universitas Gadjah Mada, Majestic-55.
Namun kekuatan otot punggungnya masih boleh diuji hingga usianya yang nyaris kepala enam.
Dalam kampanye akbarnya di Lapangan Merdeka, Ambon, Maluku, calon presiden nomor urut 3 itu membungkuk hingga 2 menit agar bagian punggung kemeja putihnya dapat ditulisi aspirasi.
Hal itu ia lakukan setelah lebih dari 10 menit ia berpidato dengan bergelora di bawah teriknya matahari pulau penghasil rempah-rempah ini.
"Deva: akses disabilitas yang ramah," begitu tertera tinta spidol di punggung atas Ganjar, ketika ia membungkuk di ujung panggung untuk Deva, seorang ketua komunitas teman tuli Maluku.
Setelahnya, panitia acara memanggil Karel Albert Ralahulu, kader PDI-P yang dua periode menjabat sebagai orang nomor satu di Maluku (2003-2013).
Karel, sapaan akrabnya, hingga kini dipandang sebagai seorang tokoh masyarakat senior yang masih cukup berpengaruh.
Pada momen ini, Ganjar membungkuk cukup lama, yakni hingga 1,5 menit, hanya untuk Karel seorang.
Peluh dari wajahnya menetes beberapa kali ke karpet panggung yang berkelir hitam.
Urat-urat di keningnya melocot keluar, sedangkan dua tangannya mengepal, mencengkeram bagian dada kemejanya selama membungkuk tanpa gerak itu.
"Kuat Pak Ganjar!" seru beberapa ibu-ibu peserta kampanye yang berdiri di pinggir panggung sembari mengabadikan momen tersebut dengan ponselnya.
Baca juga: Anies dan Ganjar Diprediksi Kembali Keroyok Prabowo pada Debat Terakhir
Ganjar sesekali menoleh ke arah mereka dan tersenyum lebar, walau tampak terus berusaha menguat-nguatkan badannya.
Di punggung eks Gubernur Jawa Tengah itu, Karel menulis 4 aspirasi:
"1. Cabut moratorium pemekaran wilayah untuk Maluku.
2. Jaga demokrasi!