Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anies Singgung Indonesia Jadi Penonton di Dunia Internasional, Dino: Perhatian Presiden Jokowi di Periode Awal Kecil Sekali

Kompas.com - 12/01/2024, 09:25 WIB
Fika Nurul Ulya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pendiri dan Ketua Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal menilai perhatian Indonesia terhadap politik luar negeri di pemerintahan pertama Presiden Joko Widodo kecil sekali.

Hal itu dia sampaikan ketika menanggapi kritikan calon presiden nomor urut 1 saat debat capres ketiga pekan lalu. Diketahui dalam debat, Anies menilai Indonesia hanya jadi penonton saja dalam kancah dunia dan presiden seharusnya jadi panglima diplomasi.

"Kita bicara objektif blak-blakan saja ya, waktu periode pertama presiden Jokowi itu perhatian terhadap politik luar negeri kecil sekali," kata Dino dikutip dari acara GASPOL! Kompas.com, Jumat (12/1/2024).

Baca juga: Minta Pendukung Jokowi Pilih Prabowo-Gibran, Grace Natalie Singgung soal Perubahan dan Politik Abu-abu

Menurut mantan Wakil Menteri Luar Negeri itu, kecilnya perhatian Indonesia dalam politik luar negeri di periode pertama terlihat ketika Presiden Jokowi harus dibujuk untuk mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Australia, yang merupakan forum kerja sama multilateral 19 negara utama dan Uni Eropa.

Menurut Dino, Jokowi memang lebih memiliki gairah (passion) menangani urusan di dalam negeri.

"Passion beliau adalah di dalam negeri dan banyak pemimpin dunia seperti itu. Dan selama 5 tahun periode pertama itu, memang kalau tidak tertarik ya mau apa, kan enggak bisa dipaksa," beber Dino.

Baca juga: Lawatan ke Luar Negeri Berlanjut, Presiden Jokowi Tiba di Hanoi

Tak heran, banyak hubungan diplomasi yang sangat transaksional di lima tahun pertama, sejalan dengan fokus Jokowi terkait investasi dan pembangunan infrastruktur.

"Dan lebih banyak juga diplomasi yang sangat transaksional, karena beliau fokusnya infrastruktur, investasi. Jadi begitu duduk dengan pemimpin negara lain, 'Hey you mau investasi berapa, saya dapat apa'," beber Dino.

"Jadi dari konteks itu kalau kita menjadi pemimpin secara global ke kawasan juga susah, karena faktor tadi itu, beliau tidak terlalu tertarik dan transaksional," sambungnya.

Kendati begitu, mantan Wakil Menteri Luar Negeri ini mengakui perhatian Indonesia terhadap politik luar negeri mulai berubah pada tahun ketiga di periode kedua Presiden Jokowi.

Saat itu, Indonesia diberi tugas menjalani presidensi G20, yang notabene menjadi ketua dari asosiasi paling bergengsi di dunia.

Baca juga: Jokowi Harap Indonesia Terus Penuhi Kebutuhan Pesawat Filipina lewat Skema Kontrak Langsung

Dari sana, Presiden Jokowi terlihat bolak-balik menghadiri beberapa KTT, termasuk KTT COP 26 di Glasgow yang membahas perubahan iklim.

Pada tahun berikutnya atau tahun keempat, Indonesia menjadi presidensi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) negara blok Asia Tenggara (ASEAN).

"Jadi mulai ada perubahan dari gigi 2 masuk ke gigi 3 pada tahun ketiga dan keempat. Tahun keempat kita jadi ketua ASEAN. Mungkin memang itu yang disinggung oleh Pak Anies, mungkin beliau agak nyindir juga Pak Jokowi enggak begitu, kalau saya akan begitu," jelas Dino.

Sebelumnya diberitakan, Calon presiden (capres) nomor urut 1, Anies Baswedan menegaskan, Presiden Republik Indonesia ke depannya harus menjadi "Panglima Diplomasi" di kancah internasional.

Baca juga: Jokowi Bertolak ke Vietnam Hari Ini, Usai Kunker ke Filipina

Halaman:


Terkini Lainnya

Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK,

Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK,

Nasional
Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Nasional
SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

Nasional
DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

Nasional
Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Nasional
DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

Nasional
KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait 'Food Estate' Ke Kementan

KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait "Food Estate" Ke Kementan

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Sewa 'Private Jet' SYL Rp 1 Miliar

Pejabat Kementan Tanggung Sewa "Private Jet" SYL Rp 1 Miliar

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Nasional
Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Nasional
MK Jadwalkan Putusan 'Dismissal' Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

MK Jadwalkan Putusan "Dismissal" Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

Nasional
Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Nasional
Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Nasional
[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

Nasional
Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com