Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ikrama Masloman
Strategic Manager KCI LSI

Peneliti Senior Lingkaran Survei Indonesia

Mengarusutamakan Kampanye Negatif

Kompas.com - 09/01/2024, 06:15 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Syaratnya pemilih berhak mengetahui tidak hanya aspek positif, melainkan aspek negatif calon pemimpinnya. Ibarat menu di restoran, pemilih tahu komposisi utuh dari pilihan makanan yang akan dimakannya.

Setidaknya ada lima kegunaan penting tentang kampanye negatif, menurut Johnson-Cartee dan Copeland dalam Ikrama M (2022).

Pertama, membangun kesadaran tentang kandidat dan posisi isu. Kedua, membantu pemilih merancang prioritas isu dalam agenda politik mereka.

Ketiga, meningkatkan ketertarikan pemilih dalam kampanye dengan menstimulasi secara interpersonal dan diskusi publik dan memperluas jangkauan media.

Keempat, merangsang evaluasi pemilih yang mensponsori kandidat. Kelima, memastikan evaluasi kandidat menjadi terpolarisasi sehingga keputusan memilih menjadi sederhana.

Secara sederhana kampanye negatif berupaya menceritakan rekam jejak (track record) buruk kompetitor dengan narasi yang dilebih-lebihkan dan dapat menguraikan kejanggalan atau kesalahan lawan dengan secara verbal atau fisik.

Johnson dan Copeland dalam ikrama M (2022) menyusun tiga tipologi tentang kampanye negatif. Pertama, direct attack ads atau kampanye yang bersifat menyerang secara langsung.

Kedua, direct comparison ads atau kampanye yang membandingkan secara langsung antara kandidat dan lawan.

Ketiga, implied comparison ads atau kampanye yang melakukan perbadingan antara kandidat dan lawan atau secara tersirat secara tidak langsung. Perbandingan tersirat tidak negatif dalam dan dari dirinya sendiri, tetapi interpretasi publik terhadap iklan tersebut yang memberi mereka karakter negatif.

Iklan perbandingan tersirat memikat pemilih untuk membuat perbandingan antara kandidat.

Kiat sukses kampanye negatif

Riset dan analisa tentang kampanye negatif di Indonesia, umumnya banyak tersedot sebatas apakah kampanye negatif memiliki efek atau tidak.

Sedangkan menguji efektifitas kampanye negatif belum banyak dilakukan, seperti apakah serangan-serangan kampanye negatif lebih efektif dilakukan oleh komunikator sebagai kandidat langsung, dilakukan oleh partai, atau kampanye negatif dilakukan oleh kelompok kepentingan seperti ormas dan komunitas.

Begitu juga, aspek pesan kampanye negatif, apakah lebih efektif ketika menyerang pada aspek kepercayaan (believing), perilakunya (behaving), atau aspek kedekatannya atau afiliasinya dengan suatu kelompok (belonging). Begitu juga jenis-jenis kontennya.

Sebagai panduan untuk politisi dan para kontestan yang berlaga pada gelanggang pemilu. Tesis yang saya pertahankan di Universitas Paramadina (2022) berjudul Pengaruh Komunikator dan Konten Kampanye Negatif, yang penulis peroleh dengan pendekatan kuantitatif, menggunakan metodologi eksperimen, temuan-temuanya dapat menjadi kiat sukses para kontestan memainkan strategi ini.

Nasihat pertama, sesuai temuan riset itu, kampanye negatif jika disampaikan oleh komunikator yang merupakan kandidat atau rival politik langsung, merupakan strategi yang buruk.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

Nasional
Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

Nasional
Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Nasional
PAN Lempar Kode Minta Jatah Menteri Lebih ke Prabowo, Siapkan Eko Patrio hingga Yandri Susanto

PAN Lempar Kode Minta Jatah Menteri Lebih ke Prabowo, Siapkan Eko Patrio hingga Yandri Susanto

Nasional
Kaitkan Ide Penambahan Kementerian dengan Bangun Koalisi Besar, BRIN: Mengajak Pasti Ada Bonusnya

Kaitkan Ide Penambahan Kementerian dengan Bangun Koalisi Besar, BRIN: Mengajak Pasti Ada Bonusnya

Nasional
Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Nasional
Zulhas: Indonesia Negara Besar, Kalau Perlu Kementerian Diperbanyak

Zulhas: Indonesia Negara Besar, Kalau Perlu Kementerian Diperbanyak

Nasional
Menag Cek Kesiapan Hotel dan Dapur Jemaah Haji di Madinah

Menag Cek Kesiapan Hotel dan Dapur Jemaah Haji di Madinah

Nasional
Usung Bima Arya atau Desy Ratnasari di Pilkada Jabar, PAN Yakin Ridwan Kamil Maju di Jakarta

Usung Bima Arya atau Desy Ratnasari di Pilkada Jabar, PAN Yakin Ridwan Kamil Maju di Jakarta

Nasional
[POPULER NASIONAL] Mahfud Singgung soal Kolusi Tanggapi Ide Penambahan Kementerian | Ganjar Disarankan Buat Ormas

[POPULER NASIONAL] Mahfud Singgung soal Kolusi Tanggapi Ide Penambahan Kementerian | Ganjar Disarankan Buat Ormas

Nasional
Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Nasional
Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Nasional
Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Nasional
Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Nasional
PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com