Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mayjen TNI Rido Hermawan, M.Sc
Pengajar Lemhannas

Tenaga Ahli Pengajar Bidang Kewaspadaan Nasional di Lemhannas

Meretas Jalan Visioner Pemimpin Nasional Indonesia

Kompas.com - 05/01/2024, 10:35 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Ia akan bekerja tanpa pamrih merajut persatuan dan kesatuan di tengah keragaman yang ada, serta melibatkan seluruh elemen masyarakat dalam proses pembangunan bangsa.

Tantangan yang dihadapi oleh negara Indonesia pada masa depan akan semakin kompleks dan beragam—termasuk tantangan perekonomian global, perubahan iklim, konflik di dalam negeri, serta aspirasi dan tuntutan masyarakat yang semakin silang sengkarut.

Oleh karena itu, sosok pemimpin nasional yang berkarakter negarawan dan nasionalis jelas sangat kita perlukan kehadirannya.

Karena pemimpin nasional yang berkarakter negarawan dan nasionalis akan mampu menghadapi tantangan tersebut dengan keberanian, kebijaksanaan, dan integritas tinggi.

Ia akan memimpin dengan mengedepankan kepentingan nasional, menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi, dan memastikan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sosok pemimpin seperti ini akan membawa Indonesia menuju masa depan negara yang lebih kuat, berdaya saing global, adil, makmur, dan sejahtera, dengan menjunjung tinggi nilai-nilai negarawan dan nasionalisme.

Berikut ini penulis ajukan beberapa kriteria seorang pemimpin nasional Indonesia yang berkarakter negarawan dan nasionalis, untuk menata masa depan Indonesia, secara lebih terukur dan tepat guna:

Kesatu, kebangsaan yang Kuat. Seorang pemimpin nasional Indonesia yang berkarakter negarawan dan nasionalis harus memiliki kecintaan mendalam terhadap negara dan bangsa Indonesia. Ia harus mengutamakan kepentingan nasional di atas kepentingan pribadi atau kelompok.

Kedua, integritas dan etika. Pemimpin tersebut harus memiliki integritas yang tinggi dan menghormati prinsip-prinsip moral dan etika.

Mereka harus menjadi teladan yang baik bagi masyarakat Indonesia dan tidak terlibat dalam korupsi, nepotisme, atau praktik-praktik tidak etis lainnya.

Ketiga, visi jangka panjang. Seorang pemimpin yang tak punya kejelasan visi dalam jangka panjang, takkan bisa membawa angin perubahan masa depan negara yang dipimpinnya.

Ia harus mampu memimpin dengan mempertimbangkan kepentingan jangka panjang negara dan memperhitungkan implikasi kebijakan saat ini, pada masa depan generasi mendatang.

Ketajaman visinya pada geliat peta geopolitik juga sangat diperlukan. Menilik dinamika perubahan dunia modern yang kian sulit diperkirakan.

Perang Rusia dengan Ukraina, tiba-tiba tenggelam kabarnya oleh kecamuk perang Palestina melawan Israel.

Padahal dampak dari perang yang dilancarkan Putin, jelas terasa di Indonesia—dan itu seperti tak teramati kala Gaza dibombardir Israel. Fenomena seperti ini yang memerlukan amatan khusus dari seorang pemimpin brilian.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Nasional
Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com