Salin Artikel

Meretas Jalan Visioner Pemimpin Nasional Indonesia

Berdasarkan suguhan Komisi Pemilihan Umum tersebut, kita juga bisa menyusun nalar kritis untuk menentukan pilihan; memilih satu di antara tiga calon yang ada—untuk memimpin negeri ini lima tahun ke depan.

Nalar kritis itu bisa dimulai dari rangkaian pertanyaan yang harus menemukan jawabannya. Terutama sekali, soal bagaimana rekam jejak mereka sebelum diajukan sebagai calon presiden.

Sebab penafian terhadap perkara ini, akan berdampak panjang pada kelangsungan masa jabatan yang akan diemban oleh sosok pilihan kita.

Kita sedang menunjuk seseorang untuk dilimpahi amanah mengurusi negara kepulauan terbesar sedunia, dengan 280-an juta penduduk paling beragam, serta kerumitan masalah yang sebagiannya telah berurat akar.

Apabila sosok yang kita ajukan sudah dipindai rekam jejaknya, paling tidak, kita tahu apa konsekuensi logis dari peran yang akan diembannya selaku presiden ke delapan, nanti.

Dalam menghadapi tantangan global pada masa mendatang yang akan jauh lebih pelik, bangsa kita membutuhkan sosok pemimpin nasional yang berkarakter negarawan dan nasionalis.

Figur pemimpin tersebut harus memiliki visi jauh ke depan, berkomitmen memajukan bangsa dan negara, serta punya kesadaran tentang betapa pentingnya keutuhan dan kedaulatan Indonesia.

Pemimpin nasional berkarakter negarawan, adalah ia yang tidak hanya memikirkan kepentingan pribadi atau kelompoknya semata, tetapi memiliki pandangan luas.

Ia mampu melihat kepentingan nasional sebagai prioritas utama dan bekerja keras untuk kebaikan bersama.

Bilamana menghadapi tantangan yang bersifat kenegaraan, pemimpin seperti ini harus memiliki kemampuan mengatur sumber daya yang ada secara bijaksana, sehingga dapat menciptakan keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Selain itu, seorang pemimpin nasional yang nasionalis adalah ia yang memiliki rasa cinta dan kebanggaan terhadap Indonesia sebagai negara.

Ia memiliki pemahaman menjeluk tentang sejarah, kebudayaan, dan nilai-nilai yang menjadi soko guru bangsa ini.

Ia tahu karakter bangsa kita dan bisa mengolahnya sedemikian rupa. Tak ubahnya Bung Karno selalu saja menemukan cara untuk melecut daya juang 92 juta rakyat yang ia pimpin kala itu.

Pemimpin seperti ini memiliki semangat untuk memajukan Indonesia, melindungi kepentingan nasional, dan memperjuangkan kedaulatan negara.

Ia akan bekerja tanpa pamrih merajut persatuan dan kesatuan di tengah keragaman yang ada, serta melibatkan seluruh elemen masyarakat dalam proses pembangunan bangsa.

Tantangan yang dihadapi oleh negara Indonesia pada masa depan akan semakin kompleks dan beragam—termasuk tantangan perekonomian global, perubahan iklim, konflik di dalam negeri, serta aspirasi dan tuntutan masyarakat yang semakin silang sengkarut.

Oleh karena itu, sosok pemimpin nasional yang berkarakter negarawan dan nasionalis jelas sangat kita perlukan kehadirannya.

Karena pemimpin nasional yang berkarakter negarawan dan nasionalis akan mampu menghadapi tantangan tersebut dengan keberanian, kebijaksanaan, dan integritas tinggi.

Ia akan memimpin dengan mengedepankan kepentingan nasional, menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi, dan memastikan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sosok pemimpin seperti ini akan membawa Indonesia menuju masa depan negara yang lebih kuat, berdaya saing global, adil, makmur, dan sejahtera, dengan menjunjung tinggi nilai-nilai negarawan dan nasionalisme.

Berikut ini penulis ajukan beberapa kriteria seorang pemimpin nasional Indonesia yang berkarakter negarawan dan nasionalis, untuk menata masa depan Indonesia, secara lebih terukur dan tepat guna:

Kesatu, kebangsaan yang Kuat. Seorang pemimpin nasional Indonesia yang berkarakter negarawan dan nasionalis harus memiliki kecintaan mendalam terhadap negara dan bangsa Indonesia. Ia harus mengutamakan kepentingan nasional di atas kepentingan pribadi atau kelompok.

Kedua, integritas dan etika. Pemimpin tersebut harus memiliki integritas yang tinggi dan menghormati prinsip-prinsip moral dan etika.

Mereka harus menjadi teladan yang baik bagi masyarakat Indonesia dan tidak terlibat dalam korupsi, nepotisme, atau praktik-praktik tidak etis lainnya.

Ketiga, visi jangka panjang. Seorang pemimpin yang tak punya kejelasan visi dalam jangka panjang, takkan bisa membawa angin perubahan masa depan negara yang dipimpinnya.

Ia harus mampu memimpin dengan mempertimbangkan kepentingan jangka panjang negara dan memperhitungkan implikasi kebijakan saat ini, pada masa depan generasi mendatang.

Ketajaman visinya pada geliat peta geopolitik juga sangat diperlukan. Menilik dinamika perubahan dunia modern yang kian sulit diperkirakan.

Perang Rusia dengan Ukraina, tiba-tiba tenggelam kabarnya oleh kecamuk perang Palestina melawan Israel.

Padahal dampak dari perang yang dilancarkan Putin, jelas terasa di Indonesia—dan itu seperti tak teramati kala Gaza dibombardir Israel. Fenomena seperti ini yang memerlukan amatan khusus dari seorang pemimpin brilian.

Keempat, kepemimpinan yang inklusif. Pemimpin tersebut harus mampu membangun persatuan dan kesatuan, serta menghormati keragaman dan pluralitas di Indonesia.

Ia harus mampu menjalankan kepemimpinan yang terbuka, memperjuangkan hak asasi manusia, keadilan sosial, dan memberikan kesempatan sama bagi segenap warga negara.

Kelima, keberlanjutan lingkungan. Ia harus mendorong kebijakan dan program yang berkelanjutan guna menjaga keanekaragaman hayati, mengurangi emisi gas rumah kaca, dan melindungi alam Indonesia, dari kehancuran.

Di atas kertas, data-fakta yang tersaji, sudah menunjukkan tanda bahwa kita sedang berada di tubir jurang mahapralaya. Jika ini tak segera disikapi, maka kita harus bersiap menelan pil pahit dari perbuatan sendiri.

Keenam, kemampuan diplomasi dan kerja sama internasional. Seorang negarawan yang nasionalis, harus memiliki kemampuan diplomasi yang baik dan mampu menjalankan kerja sama internasional dengan negara lain.

Ia mampu membangun hubungan harmonis dengan negara-negara sahabat, memperjuangkan kepentingan nasional Indonesia dalam forum internasional, dan menjaga kedaulatan serta kehormatan bangsa.

Ketujuh, ketegasan dan keberanian. Pemimpin jelas harus memiliki ketegasan dan keberanian untuk menghadapi tantangan dan mengambil keputusan sulit demi kemaslahatan negara.

Ia memegang teguh prinsip-prinsip nasionalisme dan mempertahankan kedaulatan bangsanya, bahkan dalam menghadapi tekanan eksternal dari negara lain.

Kedelapan, punya gagasan besar. ”Bangunlah dunia ini kembali. Bangunlah dunia ini kokoh dan kuat dan sehat. Bangunlah suatu dunia di mana semua bangsa hidup dalam damai dan persaudaraan. Bangunlah dunia yang sesuai dengan impian dan cita-cita umat manusia. Putuskan sekarang hubungan dengan masa lampau karena fajar sedang menyingsing. Putuskan sekarang hubungan dengan masa lampau sehingga kita bisa mempertanggungjawabkan diri terhadap masa depan,” begitu petikan pidato Sukarno yang berjudul ”To Build the World Anew,” menggetarkan Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 1960.

Masih membincang Sukarno. Sang Proklamator berulangkali menyatakan dalam pidato maupun karangannya, seseorang menjadi besar lantaran gagasan yang diusungnya.

Kita perlu tahu gagasan apa yang sedang digelorakan oleh para Capres, atau jangan-jangan mereka sama sekali tak punya gagasan apa pun untuk diterapkan selama masa jabatannya nanti. Jika memang itu yang terjadi, maka kita hanya menepuk jidat saja.

Kesembilan, welas asih. Pemimpin yang negarawan-nasionalis, tentu akan mengedepankan rasa kemanusiaan yang tinggi. Kepekaannya terasah, halus menyentuh semua golongan.

Tak pandang bulu. Tidak tebang pilih. Ia memimpin dengan jiwa besar yang berlandaskan pada budi pekerti. Kemanusiaan baginya, adalah pengejawantahan dari adil yang beradab.

Dengan memiliki pemimpin nasional Indonesia yang berkarakter negarawan dan nasionalis seperti yang disebutkan di atas, diharapkan negara Indonesia mampu menghadapi tantangan masa depan dengan gagah perkasa, bersatu padu, berkeadilan, berkelanjutan, dan berdikari di atas kaki sendiri.

https://nasional.kompas.com/read/2024/01/05/10351731/meretas-jalan-visioner-pemimpin-nasional-indonesia

Terkini Lainnya

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke