Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ngopi bareng Mahasiswa di Aceh, Cak Imin Cerita soal Represifnya Orde Baru

Kompas.com - 06/12/2023, 14:02 WIB
Tatang Guritno,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

ACEH, KOMPAS.com - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 1, Muhaimin Iskandar, kembali menyinggung situasi Orde Baru saat bertemu dengan mahasiswa.

Kali ini, ia menceritakannya saat mengikuti forum Coffee Morning bersama ratusan mahasiswa Universitas Al-Muslim di Kabupaten Bireun, Aceh, Rabu (6/12/2023).

Mulanya, pria yang karib disapa Cak Imin mengingatkan mahasiswa untuk setia menjalani minat atau panggilannya.

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menceritakan soal panggilannya saat kuliah adalah menurunkan rezim Presiden Soeharto.

“Kenapa dulu Pak Harto harus jatuh? Kita dulu zaman mahasiswa kumpul begini enggak boleh,” ujar Muhaimin.

Baca juga: Cak Imin Janji Bakal Selesaikan Persoalan Pelanggaran HAM Berat Masa Lalu

Tak hanya itu, Muhaimin menceritakan bahwa rezim Orde Baru juga melarang mahasiswa untuk membaca buku tertentu, salah satunya berbagai novel karangan sastrawan besar Indonesia, Pramoedya Ananta Toer.

“Baca buku Pramoedya Ananta Toer dulu enggak boleh, ditangkap, disita bukunya. Padahal, bukunya novel indah, tapi yang nulis dianggap punya cacat politik,” katanya.

Muhaimin mengungkapkan, karya-karya Pramoedya dibatasi karena dituding menjadi bagian dari Partai Komunis Indonesia (PKI).

Di satu sisi, selain berisi romansa, novel Pramoedya juga memantik sikap kritis pembacanya.

“Dulu yang enggak boleh bersikap kritis, passion saya waktu mahasiswa gimana caranya Pak Harto ganti, gimana caranya Orde Baru ganti,” ujarnya.

Baca juga: Kampanye di Aceh, Cak Imin Ungkap Keinginan Angkat Menteri Urusi Pesantren

Terakhir, Cak Imin menekankan bahwa saat ini panggilannya untuk berjuang adalah memenangi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 bersama Anies Baswedan.

“Kalau passion sekarang bagaimana caranya saya dan Mas Anies menang di 2024,” kata Muhaimin.

Adapun salah satu karya Pramoedya yang paling fenomenal adalah novel tetralogi Bumi Manusia.

Pramoedya sendiri berkali-kali menjadi kandidat peraih nobel sastra, meskipun gelar itu tak pernah diterimanya sampai meninggal di tahun 2006.

Saat menjabat sebagai Presiden keempat RI, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, sempat meminta maaf pada Pramoedya karena perilaku Orde Baru yang memenjarakannya belasan tahun tanpa pengadilan.

Baca juga: Cak Imin Siap Jadi Oposisi jika Kalah Pilpres 2024, Ini Jejak PKB di 4 Periode Pemerintahan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Nasional
Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Nasional
Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Nasional
Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Nasional
PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

Nasional
KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

Nasional
Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Nasional
Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Nasional
Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Nasional
Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Nasional
Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Nasional
Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Nasional
Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan 'Food Estate'

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan "Food Estate"

Nasional
Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com