Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Charta Politika: Prabowo Lebih Sedikit Populer Dibanding Anies dan Ganjar

Kompas.com - 06/11/2023, 15:54 WIB
Ardito Ramadhan,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil survei Charta Politika Indonesia pada 26-31 Oktober 2023 menunjukkan bahwa bakal calon presiden (capres) Prabowo Subianto adalah kandidat Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 yang paling lebih sedikit populer dibandingkan Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo.

"Bisa dikatakan dengan (popularitas) 98,6 persen ini hampir semua masyarakat Indonesia sudah mengetahui beliau dengan tingkat kesukaan 83,4 persen," kata Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya, Senin (6/11/2023).

Yunarto mengatakan, tingkat popularitas Prabowo yang lebih sedikit populer tidak lepas dari partisipasinya dalam pilpres sejak tahun 2009 silam.

Diketahui, Prabowo sudah maju sebagai capres pada Pilpres 2014, 2019, serta menjadi calon wakil presiden (cawapres) pada 2009.

Baca juga: Survei Charta Politika: Elektabilitas Prabowo Turun Usai Gandeng Gibran

"Kita tahu makanya ada istilah all in ya kalau di timses-nya kayaknya sudah merasa ini kesempatan terakhir," kata Yunarto.

Popularitas Prabowo itu diikuti oleh Anies Baswedan di angka 96 persen dengan tingkat kesukaan 79,4 persen dan Ganjar Pranowo di angka 92,5 persen dengan tingkat kesukaan 85,8 persen.

Sementara itu, di antara tiga bakal cawapres, Gibran Rakabuming Raka adalah kandidat yang paling populer dengan 81,2 persen. Lalu, diikuti oleh Mahfud MD dengan 78,6 persen dan Muhaimin Iskandar 78,1 persen.

"Mungkin karena anak presiden tentu saja eksposenya paling besar dan kontroversi yang muncul juga paling banyak di Mas Gibran," kata Yunarto.

Baca juga: Survei Charta Politika: Prabowo-Gibran Unggul Head to Head Lawan Ganjar-Mahfud dan Anies-Muhaimin

Namun, Mahfud MD rupanya bakal cawapres yang memiliki tingkat kesukaan tertinggi mencapai 94,2 persen, lebih besar daripada Gibran 84,4 persen dan Muhaimin (85,5 persen. Bahkan, melampaui ketiga bakal capres.

Menurut Yunarto, tingginya tingkat kesukaan terhadap Mahfud merupakan buah dari rekam jejak mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu yang jarang tersandung kontroversi negatif.

"Mungkin negatifnya cenderung Prof Mahfud ini saya sering dengar kata orang suka ngebut, takutnya nabrak-nabrak, karena nyeletuk apa adanya," ujarnya.

Adapun survei ini dilaksanakan pada 26-31 Oktober dengan melakukan wawancara kepada 2.400 orang responden dari 38 provinsi se-Indonesia. Survei ini memiliki margin of error lebih kurang 2,0 persen.

Baca juga: Survei Charta Politika: Elektabilitas Ganjar-Mahfud dan Prabowo-Gibran Bersaing, Ungguli Anies-Muhaimin

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Hari Ke-11 Penerbangan Haji Indonesia, 7.2481 Jemaah Tiba di Madinah, 8 Wafat

Hari Ke-11 Penerbangan Haji Indonesia, 7.2481 Jemaah Tiba di Madinah, 8 Wafat

Nasional
Ketua KPU Protes Aduan Asusila Jadi Konsumsi Publik, Ungkit Konsekuensi Hukum

Ketua KPU Protes Aduan Asusila Jadi Konsumsi Publik, Ungkit Konsekuensi Hukum

Nasional
Sindir Bobby, PDI-P: Ada yang Gabung Partai karena Idealisme, Ada karena Kepentingan Praktis Kekuasaan

Sindir Bobby, PDI-P: Ada yang Gabung Partai karena Idealisme, Ada karena Kepentingan Praktis Kekuasaan

Nasional
Eks Kakorlantas Polri Djoko Susilo Ajukan PK Lagi, Kilas Balik 'Cicak Vs Buaya Jilid 2'

Eks Kakorlantas Polri Djoko Susilo Ajukan PK Lagi, Kilas Balik "Cicak Vs Buaya Jilid 2"

Nasional
JK Singgung IKN, Proyek Tiba-tiba yang Tak Ada di Janji Kampanye Jokowi

JK Singgung IKN, Proyek Tiba-tiba yang Tak Ada di Janji Kampanye Jokowi

Nasional
Soal Peluang Ahok Maju Pilkada DKI atau Sumut, Sekjen PDI-P: Belum Dibahas, tetapi Kepemimpinannya Diakui

Soal Peluang Ahok Maju Pilkada DKI atau Sumut, Sekjen PDI-P: Belum Dibahas, tetapi Kepemimpinannya Diakui

Nasional
Dukung Jokowi Gabung Parpol, Projo: Terlalu Muda untuk Pensiun ...

Dukung Jokowi Gabung Parpol, Projo: Terlalu Muda untuk Pensiun ...

Nasional
PT Telkom Sebut Dugaan Korupsi yang Diusut KPK Berawal dari Audit Internal Perusahaan

PT Telkom Sebut Dugaan Korupsi yang Diusut KPK Berawal dari Audit Internal Perusahaan

Nasional
Solusi Wapres Atasi Kuliah Mahal: Ditanggung Pemerintah, Mahasiswa dan Kampus

Solusi Wapres Atasi Kuliah Mahal: Ditanggung Pemerintah, Mahasiswa dan Kampus

Nasional
Ketua KPU Bantah Dugaan Asusila dengan Anggota PPLN

Ketua KPU Bantah Dugaan Asusila dengan Anggota PPLN

Nasional
Soal Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, Sekjen PDI-P: DPP Dengarkan Harapan Rakyat

Soal Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, Sekjen PDI-P: DPP Dengarkan Harapan Rakyat

Nasional
DPR Pastikan Hasil Pertemuan Parlemen di WWF Ke-10 Akan Disampaikan ke IPU

DPR Pastikan Hasil Pertemuan Parlemen di WWF Ke-10 Akan Disampaikan ke IPU

Nasional
Komisi II Pertimbangkan Bentuk Panja untuk Evaluasi Gaya Hidup dan Dugaan Asusila di KPU

Komisi II Pertimbangkan Bentuk Panja untuk Evaluasi Gaya Hidup dan Dugaan Asusila di KPU

Nasional
Djoko Susilo PK Lagi, Ketua KPK Singgung Kepastian Hukum

Djoko Susilo PK Lagi, Ketua KPK Singgung Kepastian Hukum

Nasional
KPK Geledah Kantor PT Telkom dan 6 Rumah, Amankan Dokumen dan Alat Elektronik

KPK Geledah Kantor PT Telkom dan 6 Rumah, Amankan Dokumen dan Alat Elektronik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com