“Sekali lagi, terima kasih, Bapak, Ibu semua, mohon doanya agar semuanya lancar dan semoga perjalanan kita ke depan dapat dimudahkan,” tuturnya.
Meski telah terdaftar sebagai bakal cawapres Prabowo, Gibran belum beranjak dari PDI-P. Orang nomor satu di Solo itu tak mengundurkan diri dari partai banteng, pun PDI-P tak memecat Gibran.
Ketua DPP PDI-P Puan Maharani menyebut, Gibran sudah berpamitan ke dirinya untuk menjadi cawapres Prabowo. Namun, Wali Kota Surakarta itu tak serta merta mundur dari partai.
"Enggak ada, enggak ada mengembalikan KTA (kartu tanda anggota), enggak ada lain-lain, hanya pamit untuk menjadi cawapres Mas Prabowo," kata Puan saat ditemui di Gedung High End, Jakarta Pusat, Rabu (25/10/2023).
Namun, dua hari setelah Prabowo-Gibran mendaftar ke KPU, Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto menyebut bahwa Gibran sudah berpamitan dari partai.
"Jadi, sudah pamit. Kalau sudah pamit itu kan sudah gamblang, sudah cetho welo welo (sangat jelas sekali, Bahasa Jawa)," kata Hasto ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (27/10/2023).
Sementara, Ketua DPP PDI Perjuangan Ahmad Basarah menyatakan, Gibran telah membangkang keputusan partai dengan menjadi cawapres pendamping Prabowo. Sebab, Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri selaku pemegang mandat tertinggi partai telah memutuskan Ganjar Pranowo-Mahfud MD sebagai pasangan calon presiden dan wakil presiden yang diusung PDI-P.
"Ketika Mas Gibran kemudian keluar dari skema keputusan yang sudah diambil oleh Bu Megawati Soekarnoputri dan bahkan mencalonkan diri sebagai bakal cawapres di luar garis keputusan partai, maka secara konstitusi partai, secara aturan partai dia telah melakukan pembangkangan," kata Basarah di Sekolah Partai PDI-P, Jakarta, Sabtu (28/10/2023).
Oleh karenanya, menurut Basarah, dengan menjadi cawapres Prabowo, Gibran otomatis tak lagi menjadi bagian dari PDI-P, meski partai banteng tak melakukan pemecatan.
Baca juga: PDI-P Tunggu Niat Baik Gibran Kembalikan Kartu Anggota
"Tanpa adanya surat resmi pemberhentian Mas Gibran dari DPP partai, maka sesungguhnya secara etika politik dari dalam hatinya dan dari penilaian publik, Mas Gibran sudah keluar dari PDI Perjuangan itu sendiri," ujarnya.
PDI-P pun menunggu niat baik Gibran untuk mengembalikan kartu tanda anggota (KTA) partai. Menurut Basarah, ini jadi bagian dari etika politik.
"Jadi yang sebenarnya kami tunggu adalah etika politik dari seorang Mas Gibran yang sekarang telah memberanikan diri untuk mencalonkan diri menjadi bakal calon wakil presiden Republik Indonesia," katanya.
Gibran sendiri enggan menjawab soal dirinya disebut sebagai seorang pembangkang. Namun, terkait pengembalian KTA, ia mengaku telah berkomunikasi dengan PDI-P.
"Soal itu kan saya sudah jawab terus, saya sudah komunikasi langsung dengan Mbak Puan," kata Gibran saat berkunjung ke kampung Nanggulan Kecamatan Tingkir Kota Salatiga, Minggu (29/10/2023).
Jadi, bagaimana kisah Gibran dengan PDI-P pasca jadi bakal cawapres Prabowo? Kita nantikan saja dinamika politik ke depan ya, Sahabat Kompas.com!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.