Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mustakim
Jurnalis

Eksekutif Produser program talkshow Satu Meja The Forum dan Dua Arah Kompas TV

Duet Ganjar dan Prabowo di Pilpres 2024, Realistis atau Utopis?

Kompas.com - 27/09/2023, 12:39 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PENDAFTARAN pasangan calon presiden dan calon wakil presiden kurang dari sebulan. Namun, dua bakal capres Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo belum menemukan pasangan. Mungkinkah mereka bisa ‘dikawinkan’?

Adalah Jazilul Fawaid yang pertama bikin ‘gara – gara’. Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini melontarkan wacana, Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun depan kemungkinan hanya akan diikuti dua poros saja.

Dua poros yang dimaksud Jazil adalah Poros Perubahan dan Poros Non-Perubahan.

Pernyataan Jazil ini mendapat sorotan dan disikapi beragam oleh berbagai kalangan. Di atas kertas, saat ini ada tiga capres yang rencananya akan berkontestasi dan berkompetisi di Pilpres 2024 nanti, yakni Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto.

Dari tiga capres ini, Ganjar dan Prabowo dianggap mewakili kubu yang ingin melanjutkan beragam program pembangunan yang sudah direncanakan dan dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Sementara, sejak awal Anies Baswedan sudah menggaungkan semangat perubahan. Sehingga koalisi partai pengusungnya bernama Koalisi Perubahan. Belakangan menjadi Koalisi Perubahan untuk Persatuan.

Meski Partai Demokrat sudah keluar dari barisan, nama koalisi ini tetap dipertahankan.

Dua poros atau dua pasangan

Wacana Pilpres tahun depan hanya akan diikuti dua poros terus ramai diperbincangkan. Berbagai spekulasi dan prediksi dikemukakan.

Jika dua poros yang dimaksud adalah perihal pilihan mengubah atau melanjutkan beragam program yang sudah dicanangkan dan dijalankan oleh pemerintahan Presiden Jokowi, komposisi tiga bakal capres yang ada saat ini sudah cukup mewakili.

Namun, diskusi bisa lebih panjang jika yang dimaksud adalah Pilpres tahun depan hanya akan diikuti oleh dua pasangan.

Apalagi jika melihat realitas politik saat ini, baru ada satu pasangan bakal capres – cawapres, yakni Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar.

Sementara, pasangan Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto tak kunjung dideklarasikan. Padahal waktu pendaftaran capres – cawapres sudah dalam hitungan pekan.

Ganjar merupakan bakal capres yang diusung oleh PDI Perjuangan, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Hanura, dan Partai Perindo.

Hingga saat ini, koalisi ini belum menentukan siapa yang akan menjadi bakal cawapres Ganjar.

Sementara, Prabowo Subianto merupakan bakal capres yang diusung oleh Koalisi Indonesia Maju. Koalisi ini terdiri dari Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Gelora dan Partai Demokrat.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem 'Mualaf Oposisi'

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem "Mualaf Oposisi"

Nasional
Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi 'King Maker'

Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi "King Maker"

Nasional
Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Nasional
Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

Nasional
Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Nasional
Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Nasional
Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com