Adalah Jazilul Fawaid yang pertama bikin ‘gara – gara’. Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini melontarkan wacana, Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun depan kemungkinan hanya akan diikuti dua poros saja.
Dua poros yang dimaksud Jazil adalah Poros Perubahan dan Poros Non-Perubahan.
Pernyataan Jazil ini mendapat sorotan dan disikapi beragam oleh berbagai kalangan. Di atas kertas, saat ini ada tiga capres yang rencananya akan berkontestasi dan berkompetisi di Pilpres 2024 nanti, yakni Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto.
Dari tiga capres ini, Ganjar dan Prabowo dianggap mewakili kubu yang ingin melanjutkan beragam program pembangunan yang sudah direncanakan dan dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Sementara, sejak awal Anies Baswedan sudah menggaungkan semangat perubahan. Sehingga koalisi partai pengusungnya bernama Koalisi Perubahan. Belakangan menjadi Koalisi Perubahan untuk Persatuan.
Meski Partai Demokrat sudah keluar dari barisan, nama koalisi ini tetap dipertahankan.
Dua poros atau dua pasangan
Wacana Pilpres tahun depan hanya akan diikuti dua poros terus ramai diperbincangkan. Berbagai spekulasi dan prediksi dikemukakan.
Jika dua poros yang dimaksud adalah perihal pilihan mengubah atau melanjutkan beragam program yang sudah dicanangkan dan dijalankan oleh pemerintahan Presiden Jokowi, komposisi tiga bakal capres yang ada saat ini sudah cukup mewakili.
Namun, diskusi bisa lebih panjang jika yang dimaksud adalah Pilpres tahun depan hanya akan diikuti oleh dua pasangan.
Apalagi jika melihat realitas politik saat ini, baru ada satu pasangan bakal capres – cawapres, yakni Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar.
Sementara, pasangan Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto tak kunjung dideklarasikan. Padahal waktu pendaftaran capres – cawapres sudah dalam hitungan pekan.
Ganjar merupakan bakal capres yang diusung oleh PDI Perjuangan, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Hanura, dan Partai Perindo.
Hingga saat ini, koalisi ini belum menentukan siapa yang akan menjadi bakal cawapres Ganjar.
Sementara, Prabowo Subianto merupakan bakal capres yang diusung oleh Koalisi Indonesia Maju. Koalisi ini terdiri dari Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Gelora dan Partai Demokrat.
Sama seperti Ganjar, Prabowo juga belum menentukan siapa yang akan menjadi pendampingnya pada Pilpres 2024.
Berangkat dari kondisi ini, muncul spekulasi jangan - jangan Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto akan ‘dikawinkan’.
Spekulasi ini tentu harus diuji. Namun realitas politik, hingga saat ini dua bakal capres ini tak kunjung menentukan pasangan yang akan menemani di Pilpres tahun depan.
Padahal, jumlah perolehan kursi koalisi partai pengusungnya sudah memenuhi presidential threshold atau ambang batas pencalonan presiden.
Isu lama
Duet Prabowo Subianto - Ganjar Pranowo atau Ganjar Pranowo – Prabowo Subianto sebenarnya bukan isu baru.
Jauh sebelum Ganjar dideklarasikan sebagai bakal capres oleh PDI Perjuangan, isu ini sudah ramai dibicarakan.
Isu ini menguat saat Presiden Jokowi mengajak Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo menghadiri panen raya di Desa Lajer, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Maret 2023 lalu.
Namun, tak lama kemudian isu ini tenggelam. Wacana ini kembali menguat setelah Ganjar dideklarasikan sebagai bakal capres oleh PDI Perjuangan.
Ada rumor, jika Presiden Jokowi sempat meminta kepada Prabowo agar mau jadi bakal cawapresnya Ganjar Pranowo. Namun, kabarnya Prabowo menolak karena mandat dari Partai Gerindra dia menjadi capres, bukan cawapres.
Wacana duet Prabowo Subianto dengan Ganjar Pranowo di Pilpres 2024 juga sempat disuarakan Projo.
Relawan Jokowi ini menyepakati usulan duet Prabowo - Ganjar dalam Konferensi Daerah di Bali pertengahan Agustus lalu.
Projo Bali menyatakan dukungannya kepada Prabowo di Pilpres 2024. Sementara di sisi lain, mereka juga mengaku memiliki hubungan dekat dengan Ganjar Pranowo.
Duet Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto, mungkinkah?
Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI bakal segera membuka pendaftaran capres – cawapres. Berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan, pendaftaran bakal calon presiden dan wakil presiden dijadwalkan dimulai pada 19 Oktober sampai 25 November 2023.
Saat ini, baru Anies Baswedan yang sudah punya pasangan, yakni Muhaimin Iskandar. Mereka juga menyatakan sudah siap untuk mendaftar sebagai pasangan capres – cawapres.
Sementara, hingga saat ini baik Prabowo maupun Ganjar Pranowo belum punya pasangan. Kondisi ini memunculkan spekulasi, Prabowo dan Ganjar akan berpasangan. Namun banyak yang sanksi, hal ini hanya ilusi dan sulit terealisasi.
Pasangan Prabowo - Ganjar atau Ganjar - Prabowo memang bisa menjadi kekuatan besar dan bisa memenangkan Pilpres tahun depan.
Namun, ‘mengawinkan’ Ganjar dan Prabowo menjadi pasangan capres-cawapres di Pilpres 2024 bukan perkara gampang. Pasalnya, baik PDI Perjuangan maupun Gerindra tak mau jagoannya jadi nomor dua.
Namun, katanya tak ada yang tak mungkin dalam politik. Wacana mengawinkan Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto bisa saja terealisasi.
Ini bisa terjadi jika Presiden Jokowi, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Prabowo bisa duduk bersama dan satu suara.
Karena kabarnya, duet Prabowo - Ganjar atau Ganjar - Prabowo di Pilpres 2024 merupakan keinginan Jokowi.
Karena, jika Ganjar dan Prabowo jadi satu pasangan, Jokowi tak lagi perlu memilih dan bimbang untuk mengarahkan dukungan.
Benarkah Pilpres tahun depan hanya akan ada dua pasangan? Dan akankah wacana menduetkan Ganjar Pranowo dan Prabowo bisa jadi kenyataan?
Ikuti dan simak pembahasannya dalam talkshow Satu Meja The Forum, Rabu (27/9/2023), live di Kompas TV mulai pukul 20.30 WIB.
https://nasional.kompas.com/read/2023/09/27/12394861/duet-ganjar-dan-prabowo-di-pilpres-2024-realistis-atau-utopis