Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menanti Transparansi Polri Usut Kematian Ajudan Kapolda Kaltara

Kompas.com - 26/09/2023, 06:03 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.comPolri didorong transparan dalam mengusut kasus tewasnya Brigadir Setyo Herlambang, ajudan Kapolda Kalimantan Utara (Kaltara) Irjen Daniel Adityajaya, pada Jumat (22/9/2023).

Sejauh ini, Polri menduga Setyo tewas karena kelalaiannya sendiri saat membersihkan senjata api miliknya. Hal itu diketahui setelah didapati senjata HS-9 milik korban di sebelahnya.

Namun, dugaan kematian ini justru dirasa janggal oleh sejumlah pihak.

Pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies, Bambang Rukminto, menilai, korban semestinya paham bagaimana cara menggunakan dan mengamankan senjata miliknya.

Baca juga: Kompolnas Harap Kasus Kematian Ajudan Kapolda Kaltara Diusut Transparan

Pasalnya, korban merupakan anggota Detasemen Gegana Satuan Brimob Polda Kaltara. Ia pun ragu bila Setyo dikatakan lalai dalam mengamankan senjata api miliknya.

“Jadi sangat janggal kalau ada kelalaian sehingga tertembak senjatanya sendiri, kecuali memang disengaja atau bunuh diri,” kata Bambang saat dihubungi, Senin (25/9/2023).

Hal yang sama disampaikan Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso. 

Setiap anggota Polri, sebut dia, sudah dibekali kemampuan prosedur operasional standar (SOP) di dalam memeriksa dan merawat senjata.

Baca juga: Berkaca Kasus Brigadir J, Polri Diminta Jelaskan Penyebab Kematian Ajudan Kapolda Kaltara secara Ilmiah

Misalnya, magasin dan peluru yang harus dikosongkan, memastikan ruang tembak tidak terisi peluru, serta laras senjata juga harus diarahkan ke posisi yang aman.

Sugeng pun berpandangan bahwa anggapan Setyo tewas karena kelalaian saat membersihkan senjata terlalu terburu-buru.

“Pernyataan Polda Kaltara yang mengatakan adanya kelalaian itu terlalu terburu-buru. Mengesankan mau mengarahkan pada satu titik kesalahan daripada anggotanya Brigadir SH,” ucap Sugeng.

Berkaca kasus Brigadir J

Bambang menambahkan, penyidik harus bekerja secara profesional dan transparan dalam menyelesaikan kasus ini. 

Berkaca dari kasus kematian Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, ajudan mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo, ada sejumlah kejanggalan dalam peristiwa itu.

Baca juga: Kematian Ajudan Kapolda Kaltara Diusut dengan Scientific Crime Investigation, Apa Itu?

Nofriansyah sebelumnya sempat disebut tewas setelah baku tembak dengan ajudan Sambo yang lain di rumah dinas di Duren Tiga, Jakarta Selatan. Belakangan, Nofriansyah justru diketahui tewas setelah ditembak Sambo.

Bambang menyebut, Polri memiliki metode investigasi yang bisa dibuktikan secara ilmiah guna menghindari asumsi liar di masyarakat. Instrumen inilah yang kemudian harus dilaksanakan di dalam mengusut kasus kematian Setyo.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerbangan Jemaah Bermasalah, Kemenag: Performa Garuda Buruk

Penerbangan Jemaah Bermasalah, Kemenag: Performa Garuda Buruk

Nasional
Kemenkes Minta Masyarakat Tidak Khawatir atas Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura

Kemenkes Minta Masyarakat Tidak Khawatir atas Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura

Nasional
Kasus Simulator SIM, Eks Kakorlantas Polri Djoko Susilo Ajukan PK Lagi

Kasus Simulator SIM, Eks Kakorlantas Polri Djoko Susilo Ajukan PK Lagi

Nasional
Bobby Berpeluang Diusung Gerindra pada Pilkada Sumut Setelah Jadi Kader

Bobby Berpeluang Diusung Gerindra pada Pilkada Sumut Setelah Jadi Kader

Nasional
Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pramono Anung: Tanya ke DPP Sana...

Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pramono Anung: Tanya ke DPP Sana...

Nasional
Pimpinan MPR Temui Jusuf Kalla untuk Bincang Kebangsaan

Pimpinan MPR Temui Jusuf Kalla untuk Bincang Kebangsaan

Nasional
Kemenkes: Subvarian yang Sebabkan Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Belum Ada di Indonesia

Kemenkes: Subvarian yang Sebabkan Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Belum Ada di Indonesia

Nasional
Sri Mulyani Cermati Dampak Kematian Presiden Iran terhadap Ekonomi RI

Sri Mulyani Cermati Dampak Kematian Presiden Iran terhadap Ekonomi RI

Nasional
Menteri ATR/Kepala BPN Serahkan 356 Sertifikat Tanah Elektronik untuk Pemda dan Warga Bali

Menteri ATR/Kepala BPN Serahkan 356 Sertifikat Tanah Elektronik untuk Pemda dan Warga Bali

Nasional
Pernah Dukung Anies pada Pilkada DKI 2017, Gerindra: Itu Sejarah, Ini Sejarah Baru

Pernah Dukung Anies pada Pilkada DKI 2017, Gerindra: Itu Sejarah, Ini Sejarah Baru

Nasional
Pemerintah Akan Evaluasi Subsidi Energi, Harga BBM Berpotensi Naik?

Pemerintah Akan Evaluasi Subsidi Energi, Harga BBM Berpotensi Naik?

Nasional
MK Tolak Gugatan Anggota DPR Fraksi PAN ke 'Crazy Rich Surabaya'

MK Tolak Gugatan Anggota DPR Fraksi PAN ke "Crazy Rich Surabaya"

Nasional
Wapres Harap Ekonomi dan Keuangan Syariah Terus Dibumikan

Wapres Harap Ekonomi dan Keuangan Syariah Terus Dibumikan

Nasional
Wapres Sebut Kuliah Penting, tapi Tak Semua Orang Harus Masuk Perguruan Tinggi

Wapres Sebut Kuliah Penting, tapi Tak Semua Orang Harus Masuk Perguruan Tinggi

Nasional
BNPB: 2 Provinsi dalam Masa Tanggap Darurat Banjir dan Tanah Longsor

BNPB: 2 Provinsi dalam Masa Tanggap Darurat Banjir dan Tanah Longsor

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com