Dengan strategi inklusi moderasi, maka PKS menjadi lebih moderat karena alasan pragmatis ingin menambah suara di Pemilu, memilih mitra koalisi termasuk mendukung capres – cawapres. Dengan alas pijak pemahaman inilah, langkah PKS bersatu dengan PKB bisa dipahami.
Jika PKS lekat dengan kader dan simpatisan yang eksklusif, maka ideologi PKB jelas bertolak berlakang dengan keinklusifannya.
Meskipun PKB didirikan atau dilahirkan dari organisasi Nadhatul Ulama (NU), tetapi PKB tidak menutup diri untuk orang di luar NU. Keberadaan PKB terbuka untuk semua kalangan termasuk non-Islam.
Duet Anies – Cak Imin di mata PKS, bisa dipandang sebagai langkah mudah bagi PKS untuk “menjual” nama Anies ketimbang “menjajakan” nama Cak Imin di mata pendukungnya.
Menjadi menarik jika survei terbaru Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) dijadikan pemetaan awal dari konfigurasi koalisi antarpartai terbaru pascadeklarasi Anies – Cak Imin (Kompas.com, 15/09/2023).
Jika disimulasikan yang maju Pilpres 2024 ada tiga pasang, yakni Prabowo – Erick Thohir, Ganjar Pranowo – Ridwan Kamil serta Anies – Cak Imin, maka loyalitas PKS sebagai partai terhadap Anies sangat tidak diragukan lagi. Pemilih PKS akan mencoblos Anies – Cak Imin di kisaran 69 persen.
Rapor bagus PKS masih jauh dari tingkat kefanatikan pendukung Nasdem yang hanya akan mencoblos Anies – Cak Imin di angka 54 persen, dan PKB yang hanya memilih Anies – Cak Imin di porsi 20 persen.
Tingkat keloyalan PKS terhadap pasangan capres – cawapres yang diusungnya menjadi yang “tertinggi” ke dua setelah PDIP memberi suara Ganjar Pranowo di angka 72 persen.
Bahkan fanatisme pendukung PKS mengalahkan pendukung Gerindra dalam memilih Prabowo di angka 68 persen.
Jelas, arah dukungan PKS terhadap Anies Baswedan dan Cak Imin bukan sekadar “kaleng-kaleng” atau hanya menjadi pelengkap Koalisi Perubahan.
Perjalanan PKS di Pilpres 2024 tampaknya seperti sedang menguji “jalannya sejarah”, apakah dengan memilih Anies – Cak Imin menjadi berkah dengan peningkatan suara atau malah sebaliknya menjadi “bumerang” bagi anjloknya raihan suara di Pemilu 2024.
Sekali lagi dengan mencermati berbagai hasil jajak pendapat dari beragam lembaga survei, PKS tampaknya harus “bekerja ekstra keras” mengingat elektoral Anies Baswedan susah diangkat lagi.
Hampir semua hasil jajak pendapat, Anies memperoleh nilai elektoral di bawah raihan elektoral Prabowo maupun Ganjar.
Dipasangkan dengan nama Cak Imin, elektoral Anies masih jauh berjarak dengan Prabowo maupun Ganjar. PKS tampaknya harus mulai membiasakan mendengar lagu yang disenandungkan D’Masiv berjudul “Jangan Menyerah”.
Jangan menyerah
Jangan menyerah
Jangan menyerah,
Syukuri apa yang ada
Hidup adalah anug'rah
Tetap jalani hidup ini
Melakukan yang terbaik