Beberapa waktu belakangan, sejumlah elite Demokrat nampak menunjukan kecenderungan ingin menjajaki kerja sama politik dengan PDI-P.
Menurut Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro semua poros yang ada saat ini berpeluang berkoalisi dengan Demokrat. Namun, bila yang diangkat adalah konteks sejarah, maka potensi Demokrat merapat ke KIM lebih besar daripada ke Koalisi PDIP.
"Menimbang ada kisah masa lalu yang belum tuntas antara Ketua Umum PDIP, Megawati Sukarnoputri, dengan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)," kata Agung dalam keterangannya seperti dikutip pada Jumat (8/9/2023).
Hubungan Mega dan SBY tidak harmonis akibat persaingan politik dalam Pilpres 2004 dan 2009. SBY yang sempat berada dalam kabinet memutuskan maju sebagai capres dan bersaing dengan Mega.
Pasangan Mega-Hasyim Muzadi kalah dari SBY-Jusuf Kalla pada Pilpres 2004.
Mega kembali mencoba bersaing dengan SBY pada Pilpres 2009. Akan tetapi, Mega yang berpasangan dengan Prabowo Subianto kalah dari SBY-Boediono.
Baca juga: Demokrat: Apa PDI-P dan Gerindra Mau Menerima Kita?
Meski hubungan SBY dan Mega tidak harmonis, tetapi menurut Agung jika dilihat dari konteks politik saat ini maka peluang koalisi antara Demokrat dan PDI-P masih mungkin terjadi.
"Ada konteks politis yang bisa dijadikan dasar untuk mengubah peta politik sekaligus narasi di publik, bahwa saat PDI-P dan Demokrat bersama terwujud rekonsiliasi nasional yang diharapkan bisa merekatkan kohesi sosial di antara sesama anak bangsa," ujar Agung.
"Di titik inilah, kemungkinan konteks historis dan konteks politis ini dijadikan basis keputusan bagi Demokrat dan PDI-P mengemuka," sambung Agung.
Di sisi lain, Agung melihat posisi Demokrat saat ini sangat tidak menguntungkan baik dari segi citra politik, modal persentase suara, serta ketokohan.
Apalagi 2 poros selain Koalisi Perubahan mempunyai agenda melanjutkan pembangunan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Alhasil Demokrat yang selama ini bersikap sebagai oposisi kemungkinan harus meninggalkan gaya itu jika ingin merapat ke KIM atau PDI-P.
Baca juga: Benny Curiga Anies Mulai Campakkan Demokrat Usai Ada Menteri Jokowi yang Ajak Bikin Poros Baru
Selain itu, kata Agung, jika Demokrat merapat ke KIM atau PDI-P maka secara otomatis peluang AHY menjadi bakal cawapres mengecil, atau bahkan nihil.
"Karena Demokrat hanya sebagai 'partai pelengkap' setelah PDI-P memastikan ambang batas presiden (presidential threshold) sebagaimana KIM. Dengam demikian, juga muncul pertanyaan fundamental, apakah Demokrat bersedia berkoalisi seandainya AHY belum bisa menjadi cawapres?" ucap Agung.
(Penulis : Tatang Guritno | Editor : Dani Prabowo)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.