Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Kemungkinan Demokrat Dukung Ganjar, PDI-P: Kalau Pak SBY Mau Bantu, Ya Terima Kasih

Kompas.com - 07/09/2023, 20:19 WIB
Tatang Guritno,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PDI-P Utut Adianto mengatakan, pihaknya terbuka jika Partai Demokrat ingin bergabung ke barisan pendukung Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden (bacapres).

Dia mengatkaan, pihaknya terbuka jika Partai Demokrat ingin mempertemukan Ketua Majelis Tinggi Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.

“Dari sisi saya siapa pun yang mendukung capres kita, kita berterima kasih. Pertama itu dulu prinsipnya,” ujar Utut di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (7/9/2023).

“Kalau Demokrat dalam hal ini Pak SBY mau membantu, ya saya terima kasih,” sambung dia.

Baca juga: Gerindra: Kita Menerima Partai Demokrat Kalau Ingin Bergabung

Ia juga mengungkapkan komunikasi Demokrat dan PDI-P sudah berjalan baik saat ini.

Perjumpaan itu diwakili oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto dengan Wakil Ketua Umum Demokrat Benny K Harman beberapa waktu lalu.

“Dan itu ya tentu bagian dari biasa, komunikasi politik,” sebut dia.

Meski begitu, Utut mengatakan, sampai saat ini belum ada agenda pertemuan antara SBY dan Megawati.

“Kalau terakhir saya ketemu Ibu (Megawati), ya kemarin, tidak ada omongan apapun,” imbuh dia.

Baca juga: Demokrat: Apa PDI-P dan Gerindra Mau Menerima Kita?

Diketahui, Demokrat menyatakan tengah menjajaki komunikasi intensif dengan PDI-P untuk mempertemukan Megawati dan SBY.

Wasekjen Demokrat Jansen Sitindaon menyatakan, pertemuan kedua figur itu bakal menciptakan rekonsiliasi nasional yang diinginkan masyarakat.

Adapun dalam menghadapi Pemilu 2024, PDI-P mendukung Ganjar Pranowo menjadi bakal calon presiden (bacapres). Selain PDI-P, Ganjar juga didukung PPP, Partai Hanura, dan Partai Perindo.

Baca juga: Benny Curiga Anies Mulai Campakkan Demokrat Usai Ada Menteri Jokowi yang Ajak Bikin Poros Baru

Sementara itu, Partai Demokrat saat ini belum menentukan sikap bergabung dengan koalisi mana pun setelah hengkang dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan. Adapun koalisi ini awalnya terdiri dari Partai Demokrat, Partai Nasdem dan PKS yang mendukung Anies Baswedan sebagai bacapres. 

Partai Demokrat keluar koalisi karena Partai Nasdem dan PKB  mendeklarasikan Anies dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menjadi pasangan capres-cawapres. Sedangkan, PKS menyatakan tetap mendukung Anies, namun tak pernah hadir dalam pertemuan partai pendukung Anies-Cak Imin.

Selain itu, terdapat koalisi pendukung Prabowo Subianto untuk menjadi bacapres pada Pemilu 2024. Kini, koalisi tersebut didukung oleh Partai Gerindra, Partai Golkar, PAN, Partai Bulan Bintang, dan Partai Gelora. Adapun PKB sempat tergabung dalam koalisi ini, sebelum bergabung dengan Anies.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Khofifah Tolak Tawaran jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com