JAKARTA, KOMPAS.com - Elektabilitas Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di kalangan pemilih Nahdlatul Ulama (NU) terbilang besar.
Survei Litbang Kompas yang dipublikasikan pada 21 Agustus 2023 memperlihatkan, partai pimpinan Muhaimin Iskandar tersebut mengantongi 10,2 persen suara pemilih NU secara nasional.
Angka tersebut naik dibanding survei Litbang Kompas periode Januari 2022, di mana potensi elektoral PKB saat itu sebesar 8,5 persen.
Elektabilitas PKB di kalangan pemilih NU ini berada di urutan ketiga setelah PDI Perjuangan dan Partai Gerindra. Menurut survei, elektabilitas PDI-P di kalangan responden NU sebesar 22,9 persen, sedangkan Gerindra 19,9 persen.
Baca juga: Jejak Elektabilitas Cak Imin, Ketum PKB yang Akhirnya Dipilih Jadi Cawapres Anies
Pemilih kalangan NU sendiri banyak tersebar di Jawa Timur. Di kalangan responden NU di Jatim, suara PKB lebih besar lagi, yakni 18,6 persen.
Suara PKB di kalangan NU di Jawa Timur ini mengungguli Gerindra yang mengantongi dukungan 13,7 persen, tetapi masih di bawah PDI-P yang mendulang 32,9 persen suara.
Secara umum, elektabilitas PKB berada di urutan ketiga dengan raihan angka 7,6 persen.
Sementara itu, tingkat keterpilihan PDI-P berada di urutan pertama dengan 24,4 persen dukungan, dan Gerindra di urutan kedua dengan elektabilitas 18,9 persen.
Berikut perincian suara sejumlah partai politik peserta Pemilu 2024 menurut survei terbaru Litbang Kompas:
Total responden umum
Baca juga: PKB Pastikan Cak Imin Penuhi Panggilan KPK Besok
Responden NU secara nasional
Responden NU di Jawa Timur
Besarnya suara PKB di kalangan NU, khususnya di Jawa Timur ini, disinyalir jadi alasan dipilihnya Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres) pendamping bakal calon presiden (capres) Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Baswedan. Sebab, suara Anies di kalangan tersebut masih minim.
Adapun survei Litbang Kompas ini digelar pada 27 Juli-7 Agustus 2023. Survei melibatkan 1.364 responden di 38 provinsi di Indonesia.
Dengan metode wawancara tatap muka, survei ini mencatatkan margin of error sebesar +/- 2,65 persen. Survei sepenuhnya dibiayai oleh Harian Kompas.
Baca juga: Anies Sebut Sudah Minta PKB Gabung ke Koalisi Perubahan sejak Juni 2023